Twenty Four

4.6K 260 9
                                    

"Nah itu nak" tunjuk siska kepada sosok lelaki dewasa yang hanya terlihat punggungnya

Siska, franda, dan damar berjalan menuju tempat dimana lelaki itu duduk

"Hey mas, udah nunggu lama ya?" Sapa siska kepada lelaki tersebut

"Oh tidak apa" jawabnya

Franda dan damar duduk di depannya sedangkan siska duduk di sebelahnya

"Ini anak-anak saya mas. Franda, damar kenalan dulu sama om" ujar siska

Yang pertama kali mengulurkan tangan adalah damar "damar om, anak pertamanya mamah"

Lelaki tersebut membalas uluran tangan damar "saya rizi. Saya juga punya anak seumuran kamu. Sebentar lagi dia datang" ujarnya sambil tersenyum

Kemudian bergantian dengan franda

Penampilan lelaki tersebut memang sangat mencerminkan kalau dirinya sangat disiplin, rapi, dan berwibawa. Cocok deh sama mamah -batin franda

Mereka berbincang-bincang saling mengenal satu sama lain. Siska terlihat sangat bahagia

Saat mereka sedang asik berbincang-bincang, hp franda berdering menandakan ada panggilan masuk. segera franda mengangkatnya, di layar hp tertera nama edo

"Halo do?"

"....."

"Ngapain?"

"....."

Mendengar kabar dari edo, franda sukses melongo dan matanya melotot kaget, jantungnya serasa berhenti berdetak

"....."

"Gue kesana sekarang!"

Franda memasukan hpnya kedalam tas dan buru-buru berdiri

"Mamah, om, maaf franda harus kerumah sakit" ucapnya

Mereka yang ada disitu bingung

"Siapa yang sakit?" Tanya rizi

"Teman saya kecelakaan om" jawab franda

"Yasudah hati-hati ya nak" ujar siska

Franda mengangguk dan permisi pergi

"Gue ikut!" Ujar damar "mah, om saya permisi dulu"

"Hati-hati nak" ujar siska

Franda dan damar berjalan cepat menuju parkiran untuk mengambil mobilnya

"Siapa yang kecelakaan?" Tanya damar

"Freza bang"

-----

"Do!" Panggil franda saat ia melihat edo sedang duduk

Edo menoleh

Franda menghampiri edo di ikuti oleh damar

"Gimana keadaan freza?" Tanya damar

"Dia udah ditangani dokter. Udah boleh dijenguk, tapi gue lebih milih disini daripada di dalem. Gue ga kuat nahan nangis kalo didalem liat freza" ujar edo sambil menunduk

Mendengar kalau freza sudah boleh dijenguk, dengan cepat franda langsung masuk kedalam ruangan dimana freza sedang berbaring

Dilihatnya freza sedang tertidur di atas ranjang rumah sakit ini. Kepalanya seperti habis mengeluarkan darah

Franda mendekatinya, air mata suskes jatuh di pipinya hingga ia berhenti disamping freza dan menggenggam tangan freza

Tidak ada kata yang mampu diucapkan franda. Ia hanya terus menatap wajah freza lekat-lekat. Diingatnya memori beberapa hari lalu saat ia dan freza masih begitu dekat dan bahagia

Freza Dan FrandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang