Delapan

42.4K 4.4K 184
                                    

Tolong koreksi typo, eyd, kalimat rancu dll yah. Makasih.

Bab Delapan

Derap langkah samar di padang ilalang.

Namun berbekas, meninggalkan jejak yang dalam.

Kudiam melihat aksimu yang mengendap-endap meraih bulan.

Sedang kau tahu, itu milik sang malam.

Pria itu langsung menyembunyikan tubuh di balik tembok dengan menahan sejuta kepedihan. Dia menekan bibirnya hingga membentuk garis lurus seakan semua emosi sedang tertahan di sana.

Perlahan tanpa ingin menimbulkan suara yang mencurigakan hingga diketahui oleh dua pengkhianat itu. Dia masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang.

"Darimana kamu, Sat?" Tubuhnya menegang saat satu suara yang terdengar tua itu menyergapnya. Satria menoleh setelah menutup pintu dapur.

"Dari sebelah, Pakde," jawabnya senormal mungkin agar tak dicurigai. "Aku ke kamar dulu Pakde. Huaamh ... shudah nganthuk!" pamitnya sembari menguap panjang. Matanya disayukan agar orang yang ada di hadapannya ini percaya dengan acting murahannya.

"Ya wes, tidurlah. Padahal tadi mau Pakde ajak ke sebelah."

Satria merenggangkan tangannya, kembali menguap lebar. "Waah, baru dari sana. Ke kamar ya, Pakde." Kemudian langsung melengos pergi, masuk ke dalam kamar yang merupakan kamar Seno dari dulu hingga sekarang.

Dengan tumpukan rasa gundah, sakit dan kasihan menjadi satu. Ia baringkan tubuh besarnya ke atas ranjang yang sudah tak empuk lagi itu dengan tumpuan kecewa. "Kenapa kamu bisa setega itu sama kakakmu sendiri, Nas?" tanyanya lirih kepada dirinya sendiri.

Shanas. Itu adalah satu nama yang beberapa tahun lalu mulai mengisi relung hatinya juga mengganggu pikirannya. Shanas. Dulu adalah gadis cantik yang membuatnya jatuh hati saat pertama kali bertemu dengan wanita itu di sini. Saat dia berkunjung ke Gunungkidul dulu.

Mengetahui Shanas akan kuliah di Jakarta membuat hatinya bersorak girang. Dia bisa menemui sang pujaan hati kapanpun jika begitu.

Hingga kedekatan mereka pun terjadi. Namun sayang. Dia tak setampan, setangguh dan sekaya Pras. Pernyataan cintanya ditolak oleh Shanas walau ia tahu jika Shanas belum bersama dengan Pras saat itu.

Namun kemudian ia mundur saat akhirnya Shanas dan Pras menjalin hubungan pacaran. Dia bukan lelaki yang sudi menghancurkan hubungan orang lain secinta apa pun dirinya. Hingga kemudian ia kembali lagi saat tahu Shanas telah ditinggalkan begitu saja oleh Pras.

Berniat membantu mengobati luka hati wanita itu, Satria menjadi penghibur Shanas. Dan saat dia mencoba peruntungannnya kembali dengan menyatakan kepasa Shanas. Tetap saja tak ada yang berubah. Penolakan lagi yang ia dapat.

Tak ingin menyerah. Dia kembali menyatakan cintanya dan ditolak lagi. Lalu kedatangannya kemari adalah untuk melamar wanita itu langsung kepada orangtua Shanas karena tak sanggup melihat Shanas yang selalu bersedih karena kehilangan Pras.

Satria ingin mengobati hati wanita itu dengan cara menikahinya, namun kenyataan yang dirinya lihat sekarang adalah hal yang mungkin merupakan teguran dari Tuhan.

Berhenti. Sepertinya Tuhan meminta dia untuk berhenti mencintai Shanas, wanita yang selama tujuh tahun ini terus menjadi pusat dunianya.

Kenyataan yang baru saja ia lihat adalah kenyataan pahit akan kejamnya orang yang mencinta yang mampu merusak tali pernikahan maupun persaudaraan.

Thank You and Good ByeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang