Terlalu Sesak

85 16 0
                                    

Author POV

Semua yang telah dilakukan pasti selalu ada hikmah setelahnya dan tidak mungkin hanya timbul kesia-sia yang diliputi kekecewaan, karena setiap hal yang dilakukan pasti ada tujuan masing-masing. Begitulah kesimpulan dari nasihat-nasihat yang dituturkan keempat sahabat Cilla.

Karena tidak ada yang terima kalau salah satu sahabatnya mengalami sakit hati apalagi jika hanya karena seseorang yang menyepelekannya. Tidak sama halnya dengan apa yang kalian pikirkan, kini Cilla makin tersiksa dengan desakan Altar yang keukeuh untuk tidak mengakhiri hubungannya.

Lain keadaan jika Cilla tengah bersama dengan keempat sahabatnya ataupun Calvin, raut wajah lepas dan ceria terpampang jika mereka bertutur kata karena 'ya begitulah sebab Calvin dan keempat sahabat Cilla itu sudah akrab sekarang.

Kembali ke keseharian Cilla yang semakin rumit dengan adanya celotehan dan sedikit penyiksaan dari Altar selaku pacarnya sendiri, begitu hinanya Cilla dimata Altar sampai tega mempermainkan gadis polos seperti itu. Tidak lihat tempat, dimanapun jika Cilla tidak bersikap baik didepan Altar perbuatan demi perbuatan dilakukan olehnya.

*****

Malam ini Cilla dan keempat sahabatnya tengah berada dirumah Satria karena sebelumnya memang sudah ada niatan untuk berkunjung dan berkenalan dengan orang tuanya.

Mereka berpindah ke ruang tengah dan kini hanya ada enam pasang mata yang saling berpandangan ditengah kesunyian sebab tidak ada salah seorang diantara mereka yang mau memulai pembicaraan terlebih dahulu.

"Ck kalian kenapa sih jadi asing gini satu sama lain? Ingat niat awal kita kumpul disini itu buat apa, buat bahas hal yang selama ini mungkin kalian sembunyiin dari masing-masing kita disini." kata Kevin seolah bijak

"Okay, jujur aja ya sebenarnya emang ada yang gue sembunyiin dari kalian." ucap Nata

"Gue juga ada." susul Vernand

"Cilla sama Altar? Please, gue minta untuk kali ini kalian terbuka satu sama lain." kata Kevin

Seketika semuanya saling tatap dan menoleh ke arah Altar dan Cilla karena mungkin ini pertama kalinya mereka mengungkapkan rahasianya yang selama ini disembunyikan.

"Gue-- gue cuma sakit hati sama sikap Altar yang berbanding terbalik dengan ia yang dulu." jawab Cilla

"Apa? Sakit hati lo bilang? Heh sadar diri dong lo nya aja yang sikapnya ga sesuai sama kemauan gue!" tegas Altar

"Denger baik-baik. Gue bukan pacar atau pembantu lo yang bisa asal diperintahin kaya gini, ngertiin dong." balas Cilla

Sementara ini memang Vernandes, Kevin, Satria dan Natalia diam untuk mencerna pengakuan dari Cilla dan Altar. Sungguh ini begitu rumit.

"GUE UDAH PERNAH BILANG KALAU LO MASIH JADI PACAR GUE! APA SIH SUSAHNYA TINGGAL NURUT SAMA GUE?" bentak Altar sambil menghentakkan tangannya dimeja

"Jangan kasar Tar." sela Satria

"Please, tenangin diri kalian dulu kalau pakai emosi gini gue juga jadi bingung dengan apa yang terjadi sama kalian." kata Kevin

Cilla menghela nafas sesaat.

"Sekarang gini deh, saling enak aja. Ubah sikap lo dan gue bakal bersikap manis kaya dulu." kata Cilla

"Hey bitch, life must go on lagipula apa untungnya kalau gue balik kaya dulu dan satu lagi ini hidup gue jadi jangan sok ngatur gitu!" tutur Altar dengan menampakkan wajah cueknya

Tesss Tesss Hikss.

Sebuah cairan bening meluncur di pipi mulus Cilla, untuk pertama kalinya ada seseorang yang berani menyebut ia dengan sebutan yang begitu hina. Seolah tertusuk, begitu perasaan Cilla juga keempat sabahatnya 'pasalnya Altar memang menjadi sangat liar sekarang.

"Gue rasa cukup debat kalian, lebih baik masing-masing diantara kita kasih usul untuk hubungan Cilla dan Kak Altar." bijak Nata

"Cerdas." kata Vernand

"Gue balik, Assalamualaikum." ucap Cilla

"Eh? Ini kan belum selesai La jangan menghindar gitu dong biar tuntas sekalian nih, jangan pulang dulu ya." pinta Satria sambil menarik pergelangan tangan Cilla

"Hargain kita dong La yang udah sempatin kumpul disini buat selesaikan masalah lo." tegur Kevin

"Heh! Gue sama sekali ga minta kalian untuk ikut campur urusan gue dan jangan pernah sok perduli sama gue lagi. Ingat itu!" bentak Priscilla seraya meraih sling bag nya.

Mengecewakan, satu kata yang melambangkan kejadian hari ini karena tidak berjalan sesuai niat awal. Hanya cacian dan emosi yang justru mereka luapkan tanpa ada penengah yang setidaknya meredakan situasi.

Inilah yang terjadi, selalu ada salah seorang dari mereka yang menjadi korban demi kepuasan orang lain. It's not fair, walau memang ada saatnya pengorbanan itu sangat diperlukan dalam menjalin persahabatan.

Diibaratkan seperti sebuah pohon yang kokoh, sang batang yang begitu dominan dan menguasai strukturnya pun tak lupa dengan peran akar yang senantiasa memberi asupan pada sang batang tersebut walau akar itu sendiri tertimbun rapih dan tak tampak.

At least, bersikaplah seperti akar yang rela membantu walau ia sama sekali tidak menampakkan diri atas kebaikannya. Karena sebuah pertolongan tidak mesti orang lain ketahui asal-usul dan prosesnya.

So, lakukanlah sesuatu dengan ikhlas dari hati dan yakinlah jika akan ada seseorang yang akan merencanakan sesuatu tanpa kamu duga.

perjuangan itu sangat diperlukan.

<><><><><><><>

TBC.
Maaf ya kalau aku sering slow update.

The Real Life [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang