Salah Tebak

157 63 1
                                    

Kini aku terbaring lemas di ranjang UKS sekolahku entah kenapa tapi aku merasakan pusing yang begitu hebat, dan disini aku sendirian tanpa ada yang menemaniku. Padahal aku berharap ada Kak Altar yang duduk di sampingku dan menggenggam erat tanganku.

"Priscilla,"

Aku menoleh dan pucuk di cinta ulampun tiba, Kak Altar muncul dari balik pintu dengan wajah yang khawatir dan aku senang melihat ia begitu perduli terhadapku.

"Lo udah baikan? Masih pusing ga? Mau pulang sekarang atau entar? Gue anter."

"Makasihh ya Kak udah nolongin gue tadi, gue ga tau deh kalo ga ada lo tapi kok lo kuat banget ya sampe ga ada bekas luka gitu"

"Mmm i-iya sama sama..."

"Kenapa gugup? Beneran lo kan yang nolongin gue? Atau lo cuma yang bawa gue kesini?"

"Gue yang nolong, ayo pulang"

"Yuk"

Ada sedikit rasa curiga saat aku mencoba menanyakan tentang kejadian tadi dimana seingatku ada orang yang melempar pot dari lantai dua dan berniat untuk mengenaiku sampai ada seseorang datang menolongku yang kukira dia adalah Kak Altar, tapi? Kenapa dia justru gugup kalo benar dia yang membantuku?

Aku berpegangan erat pada jaket yang di kenakan Kak Altar karena takut tiba tiba tubuhku sempoyongan dan terhuyung ke belakang jadi aku cari aman aja. Sesekali aku melihat ke arah spion dan mendapati Kak Altar yang curi curi pandang ke aku.

Lucu ya pangeranku hehe.

"Udah sampai La,"

"Makasih banyak banyak banget ya Kak soal tadi, mau masuk dulu ga? Ketemu mama gitu?"

"I-iya, emm gue langsung pulang aja deh"

"Oke"

"Bye see you"

Aku langsung masuk ke rumah dan mendaratkan tubuhku di sofa ruang tamu karena aku tak kuat berlama lama berdiri soalnya masih pusing dan lebih baik aku menunggu mama atau Bang Col untuk membantuku ke kamar.

"Maaaaa abanggggg"

"Brisik lo ada apa sih? Eh? Lo sakit ya La? Ayo abang bantuin ke kamar lo biar istirahat aja"

"Thanks"

Akhir nya sampai di kamar, Bang Col melepaskan sepatuku dan menaruh nya asal juga merebahkan tubuhku di kasur queensize milikku.

Tanpa berganti pakaian aku langsung larut dalam dimensiku untuk menghindari pusing yang masih melanda kepalaku, kalau dengan cara tidur kan aku bisa tenang tanpa merasakan sakit dimana pun.

Calvin POV

Apa yang terjadi dengan adikku? Siapa yang berani berani nya melakukan ini kepadanya? Siapapun dia aku tidak perduli karena aku tak mau adikku satu satu nya ini sampai tersakiti, akan ku basmi laki laki yang berani membuat Priscilla menitihkan air mata walau hanya setetes.

"Tidak usah takut sayang, ada abang yang selalu protect kamu"

Aku terus saja memandangi wajah polos Cilla, ia begitu damai tampak luar tapi dalam hati nya pasti ia sedang tidak karuan dan ia hanya bisa menutupi semua itu dengan candaan candaan khas nya.

Beruntung adikku tipe yang kuat dan tahan banting, jadi tidak suka uring uringan.

Author POV

Priscilla masih dalam posisi seperti awal ia tidur dan sampai jam makan malam pun ia belum bangun saking menahan sakit di bagian kepalanya, mungkin ini pertama kalinya bagi seorang Priscilla merasakan pusing yang begitu hebatnya.

The Real Life [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang