#note
Cuma mau kasih tau kayaknya cerita ini bentar lagi abis. Ternyata cerita ini gak jadi panjang banget, mungkin karena aku dapet idenya cuma satu masalah aja sih. Ditambah aku punya 2 project cerita yang mau dipost diwattpadku jadi aku sehari bisa bikin 3 part cerita yang berbeda, terpecah belah konsentrasinya 😅.
Enjoy..
***
#Author POV
"Aku mau tanya sama kamu." Elle memberanikan diri membuka pembicaraan. Logan tetap diam sambil melahap sarapannya, wajahnya mengangguk angguk layaknya sedang mendengarkan lagu. Elle mendesah lelah.
"Logan.." panggil Elle dengan halus.
"Aku masih makan. Kita bicarakan nanti setelah sarapan." Ucap Logan dengan nada yang datar, tanpa memandang Elle. Elle menghela napas kemudian mengangguk mengalah. Suasana rasanya sangat canggung, hanya Jazzy yang bergumam tidak jelas disela aktifitas makannya.
Sebenarnya, Logan sudah mengetahui kalau Elle akan meminta penjelasan kemarin. Logan yakin dia bergumam sesuatu saat kemarin mabuk yang membuat Elle meminta penjelasan. Logan bukannya takut untuk mengakui kalau kemarin dia memang salah sudah meminum minuman alkohol lagi, dia hanya takut kalau gumamannya kemarin itu membuat rahasianya terbongkar. Ini bukan waktu yang tepat untuk Elle mengetahui tentang rahasia ini.
***
Waktu sudah semakin siang, Elle menghampiri Logan yang sedang membaca koran disofa ruang tamu. Ini waktu yang tepat untuk menanyakan tentang kemarin, karena Jazzy sedang tidur siang, sehingga jika mereka memang akan bertengkar nantinya, Jazzy tidak akan mengetahui dan menangis melihat kedua orang tuanya bertengkar.
Elle menaruh secangkir teh yang masih mengepulkan uap diatas meja, tepat didepan Logan. Membuat Logan menurunkan sedikit koran yang sedang dibacanya untuk melihat apa yang ditaruh Elle diatas meja.
"Mau bicarakan ini sekarang?" Tanya Logan to the point. Elle menatap Logan sambil mengangguk. Logan menghela napas menyerah, ditaruhnya koran yang sudah dilipat disamping cangkir kemudian mengubah posisinya menjadi menghadap Elle.
"Baiklah, akan aku jelaskan. Jadi, kemarin saat aku hendak pulang, kepalaku rasanya pusing sekali, masalah bisnis kita sepertinya sedang bertubi tubi datang. Membuat kepalaku rasanya ingin pecah, sampai akhirnya aku melewati Le Bar, aku jadi ingin sekali meminum alkohol, ditambah karena aku sudah lama tidak meminum alkohol, rasanya aku rindu dengan minuman itu." Elle hanya diam mendengarkan penjelasan Logan. Logan menghela napas kembali, sambil mengusap kepalanya, Elle dapat melihat dari wajah Logan, Logan menyesal.
"Maafkan aku, Elle. Aku tadinya hanya ingin minum satu gelas saja. Tapi ternyata aku memang rindu dengan minuman itu, aku kalap." Lanjut Logan dibarengi dengan erangan kesal. Elle beberapa detik diam, namun akhirnya dia hanya bisa mendesah pasrah dan menarik leher Logan untuk memeluknya.
***
#Elle POV
"Maafkan aku.."
aku hanya bisa terus memeluknya yang terlihat sangat bersalah. Wajah lelah dan stressnya membuatku tidak tega untuk menanyakan semua kebingunganku akhir akhir ini. Bagaimana tidak bingung? dari awal kami menemui Eleanor, semua masalah rasanya diakibatkan oleh Eleanor. Logan mulai tidak fokus setelah ia meminta Eleanor untuk mengantarkannya ketoilet, kemudian masalah uang kami yang hilang dengan jumlah yang banyak, dan sekarang Logan kembali menyentuh minuman alkohol.
Tidak, aku tidak mempermasalahkan Logan kembali meminum minuman beralkohol, karena aku tahu kalau Logan pasti sangat rindu dengan minuman itu. Tapi, yang aku permasalahkan adalah saat tadi malam, Logan kembali bergumam memanggil nama Eleanor dalam tidurnya dan bergumam meminta maaf padaku, begitu terus berulang ulang sepanjang malam. Apakah itu wajar untuk aku curigai kalau masalah ini ada sangkut pautnya dengan Eleanor?
Logan melepas pelukanku, menatapku sambil menyentuh pipiku. Cukup lama dia menatapku dengan pandangan bersalahnya, dan akhirnya ia berdiri, meninggalkanku sendirian.
"Logan.." suara langkah kaki Logan menghilang, Elle tau Logan berhenti melangkah saat mendengar panggilannya.
"masalah tidak akan cepat selesai jika kamu terus merahasiakannya kepadaku, masalahmu adalah masalahku juga. Jadi tolong, jangan lama lama untuk berdiam diri seperti ini.."
***
"Jazzy, jangan lari! Nanti kamu bisa jatuh!!" Teriakku kepada Jazzy yang sedang berlari mengejar kupu kupu. Jazzy tidak menjawab, dia berjongkok tepat didepan bunga mawar yang aku rawat setiap hari, kupu kupunya hinggap dibunga mawarku.
"Kupu kupunya indah, kan?" Tanyaku setelah ikut berjongkok disamping Jazzy, Sama sama memperhatikan kupu kupu yang masih hinggap di bunga mawar dengan sayap yang terus bergerak.
"Yes, Mom. Very beautiful, like you." Jawabnya. Wajahnya berseri menatapku dan kupu kupu bergantian, aku terkekeh geli mendengar gombalannya. Kenapa anakku sangat pintar sekali menggombal?
"Hmm, bagaimana kalau kita main salon salonan?" Usulku dengan nada yang ceria, layaknya baru saja mendapat ide.
"Mauu!!!" Teriaknya semangat. Aku berdiri dan memberinya tanganku untuk dia genggam. Jazzy tanpa ragu berdiri dan menggenggam tanganku dan kamipun duduk disebuah ayunan kayu.
Tanganku terus bergerak mengepang rambut coklat tua Jazzy yang halus dan lembut, namun pikiranku melayang memikirkan masalah Logan yang belum juga aku ketahui apa sebabnya itu. Sejak tadi kami berbicara, Logan tidak keluar dari kamarnya. Akupun tidak mau mengganggunya, karena sepertinya dia butuh waktu untuk sendirian dikamar dan memikirkan hal ini sendiri tanpaku, atau mungkin dia tidak mau melihatku dulu karena tidak mau terus merasa bersalah karena sudah meminum alkohol?
"Mom?"
"Hmm.."
"Mom.." aku tersadar dari lamunanku saat tangan Jazzy menepuk tanganku.
"Apa, sayang?" Tanyaku sambil menatapnya dari samping. Pandangannya terus kedepan tanpa melihatku, kemudian tangannya melayang menunjuk kesatu titik. Aku mendongak untuk melihat apa yang Jazzy tunjuk.
Deg.
Jantungku rasanya berhenti berdetak selama beberapa detik, kemudian kembali berdetak namun lebih cepat dari biasanya saat melihat seorang wanita dengan seorang anak laki laki berdiri didepan pintu. Wanita itu terlihat menangis, bahunya bergetar, rambutnya basah menutupi wajahnya.
Aku menggendong Jazzy dan berdiri dari ayunan, kemudian melangkah dengan ragu menghampiri wanita dan anak laki laki itu. Rasanya kakiku sangat berat untuk melangkah dan rasanya jarak antara ayunan dengan rumah sangatlah jauh karena aku sedikit takut untuk menghadapi masalah apalagi yang akan datang.
Masalah yang akan datang oleh....
"Eee.. Eleanor?" Panggilku dengan suara tercekat. Wanita itu dengan pelan menengok dan akhirnya menatapku dengan wajah sembabnya. Kakiku reflek mundur satu langkah karena tebakanku benar...
Wanita itu Eleanor......
Lalu..
Siapa anak laki laki yang bersama Eleanor itu?
****
JENG JENG JONG JET!!!
NAHLOH!! ELEANOR DATENG GUYS?!
WELL, AKU SEBENARNYA SEDIKIT MALES SAMA LOGAN KARENA DIA UDAH BUKAN BAD BOY, DIA COWOK PENAKUT! COWOK EGOIS DAN COWOK BRENGSEK! MASA GAK BERANI SIH CERITA MASALAHNYA KE ELLE?? #AUTHOREMOSI
OKAY LAH DARIPADA EMOSI MENDING AKU TIDUR KARENA INI UDAH JAM 3 PAGI COY!! 😂
GUE KOMO GUE PAMIT UNDUR DIRI, BHAY!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy 2
RomanceElle dan Logan mengira tidak akan ada lagi masalah setelah masalah 6 tahun yang lalu selesai. Tapi ternyata, masalah rumit kembali ditakdirkan Tuhan untuk mereka. Masalah apa lagi yang akan terjadi pada kehidupan Elle dan Logan yang sudah menikah...