Part 15

13K 663 19
                                    

#Logan Pov

Aku menekan tombol merah dihandphoneku untuk menutup sambungan telephone. Kutatap Elle yang sedari tadi melihatku dengan wajah bingungnya.

"Eleanor.. meninggal." Ucapku dengan berbisik. Elle menutup mulutnya yang menganga kaget, matanya berkaca kaca.

"Bagaimana bisa?" Tanyanya.

"Tadi polisi yang menelfon dan polisi bilang, mereka menemukan jasad Eleanor dipinggir jalan. Eleanor diduga terpeleset karena dia tergeletak diatas genangan air yang membeku dan pendarahan diotaknya yang keluar dari kuping dan hidungnya." Aku menjelaskan semua yang tadi Polisi jelaskan. Elle terduduk dikasur sambil menangis.

"Bagaimana dengan Nick? Apa yang kita harus katakan kepada Nick?" Pertanyaan Elle membuatku terdiam. Aku juga bingung bagaimana cara mengatakan hal ini pada Nick.

"kita tidak mungkin menutupi kematian Eleanor pada Nick. Polisi dengan jasad Eleanor sedang berada diperjalanan menuju rumah kita dan Nick pasti akan melihat Eleanor." Ucapku sambil memeluknya. Menenangkan Elle yang masih menangis.

"Aku belum meminta maaf padanya. Aku sudah jahat kepadanya akhir akhir ini."

"Sstt.. Eleanor pasti sudah memaafkanmu. Dia pasti memaafkan kita."

***

Sejak kedatangan jasad Eleanor tadi malam, aku tidak tidur untuk mengabari kepada semua teman teman Eleanor yang juga teman Elle. Dari jam 3 subuh Elle sudah tertidur dengan kepalanya dipahaku. Beberapa Polisi masih berada dirumahku untuk membantu.

"Dad.." aku menengok kebelakang saat Nick memanggilku. Ekspresi wajahnya yang bingung dan masih sedikit mengantuk membuatku sedih. Tanganku melambai memanggilnya untuk mendekatiku.

"Jazzy masih tidur?" Tanyaku basa basi. Nick mengangguk namun matanya melirik peti Eleanor yang tertutup.

"Itu apa?" Tanya Nick dengan nada polosnya.

Aku menghela napasku berat kemudian memegang kedua pundak Nick untuk menghadapku. Nick menatapku. "Nick, apapun yang akan kamu ketahui hari ini, berjanjilah kamu gak akan menangis. Janji?" Nick menatapku dengan kerutan didahinya. Aku tau dia pasti bingung dengan ucapanku.

Aku mengangkat sedikit kepala Elle dan menggantikan pahaku dengan bantal. Kemudian aku berdiri sambil menggenggam tangan Nick untuk menghampiri peti Eleanor. Polisi yang berdiri disamping peti Eleanor dengan sigap membuka peti Eleanor.

Nick terlihat kaget saat melihat ibunya berada didalam peti kemudian dia menatap Polisi yang tadi membuka peti dengan marah. "Kenapa Om taruh Mommy didalem peti?! Nanti dia gak bisa nafas!!" Teriak Nick. Pak Polisi hanya terdiam memaklumi. Nick melangkah semakin mendekati peti, memegang tangan Eleanor yang saling bertautan diatas perutnya.

"Mom.. kenapa Mom tidur dipeti? Mom, ini sempit dan tidak begitu empuk, ayo kita tidur dikamar, jangan disini Mom." Air mataku menetes keluar mendengar pertanyaan Nick pada Eleanor.

"Mom, kenapa kamu pucat sekali? Kenapa kamu sangat dingin.."

Aku berbalik badan ketika suara tangisan Elle terdengar. Elle sudah terbangun dan kembali duduk disofa sambil menahan tangis karena melihat Nick. Elle berdiri dan melangkah menghampiriku, kupeluk dia yang sudah sesenggukan dan badannya bergetar.

"Jangan menangis, nanti Nick ikut sedih." Aku bisa berkata seperti itu pada Elle, namun aku justru masih menangis walaupun tidak separah Elle. Elle mengangguk kecil, dia melepas pelukanku, menyeka air matanya dan menyeka air mataku. Dia melangkah mendekati Nick yang masih mencoba mengajak ngobrol Eleanor yang terus terdiam kaku.

Nick mengguncang guncangkan tubuh ibunya. "Mom!! Kenapa tidak bangun?! Mom!! Kamu dengar aku gak?!" Teriak Nick. Suaranya sudah bergetar ingin menangis. Elle langsung memeluk tubuh Nick sambil mengusap punggungnya.

"Aunty, kenapa Mom tidak bangun?" Tanya Nick setelah melepaskan pelukan Elle. Aku menghampiri mereka berdua. Bagaimanapun juga, aku harus memberitahu Nick bahwa ibunya sudah tiada.

"Nick.."

"Dad.."

"Mommymu tidak bisa mendengar dan membalas ucapanmu. Mommy sudah pergi, Mommy hanya bisa melihatmu dari surga." Hanya itu yang bisa aku ucapkan. Air mata Nick jatuh.

"Maksud Dad, Mommy meninggal?" Tanya Nick dengan suara tersendat sendat karena mulai menangis tersedu sedu. Aku hanya bisa menangguk.

"Hiks jadi nanti Mom akan dikubur? Jadi nanti aku gak bisa ketemu Mom lagi?" Tanyanya sambil mengusap matanya terus menerus dengan punggung tangannya dan aku lagi lagi hanya bisa mengangguk.

"Nick, jangan sedih, Nanti Mommu ikut sedih. Kamu harus tersenyum lagi, ingat dengan pesan Mommymu disurat kan? Jadilah anak yang baik, anak baik tidak akan menangis, anak baik akan terus tersenyum. Lagipula, Mommymu akan selalu ada disini, dihatimu." Ucap Elle. Tangannya menunjuk dada kiri Nick.

"Dan disini, menjadi memori." Lanjut Elle. Kali ini tangannya menunjuk pelipis Nick. Aku tersenyum tipis. Nick hanya diam mendengarkan. Tidak lama dia mengangguk kemudian kembali menghadap tubuh Eleanor.

"Mom, I Love You.." bisik Nick namun masih dapat terdengar olehku dan Elle. Nick kembali mengusap matanya dengan punggung tangannya saat satu tetes airmata kembali menetes.

****

Pemakaman Eleanor berjalan dengan lancar. Nick sepanjang pemakaman kembali menangis, aku tau rasa kehilangan orang yang sangat disayangi. Aku jadi ingat saat Greyson meninggalkanku, aku masih ingat prosesi pemakaman seperti ini, rasanya sangat kelam dan berkabung. mengetahui hanya seorang diri tanpa kerabat didunia ini itu rasanya takut. Nick pasti merasakan apa yang aku rasakan dulu.

Teman teman Eleanor sekaligus teman Elle sudah pamit pulang beberapa menit belakangan ini, hanya tersisa aku, Nick, Elle dan Jazzy yang berada digendongan Elle. "Nick, ayo pulang." Ajakku dengan pelan pelan. Nick menengok menatapku dengan pandangan sendu kemudian mengangguk.

"Bye Mom.." bisik Nick saat kami semua sudah melangkah menjauhi makam Eleanor. Aku mengelus kepalanya dengan halus.

Eleanor, aku dan Elle berjanji akan merawat Nick dengan baik. Sesuai dengan apa yang kamu bilang disurat terakhirmu.

Selamat jalan Eleanor..

**** THE END ****

Akhirnya selesai jugaaaa!!!
Btw, Eleanor bakal jadi Valak gak ya? Hahaha

Terimakasih untuk para readers yang udah setia baca dari Bad Boy 1 sampai ke Bad Boy 2 :) (walaupun votenya menurun drastis 😂)
Yaiyalah menurun drastis karena ceritanya makin lama kayak sinetron dan absurd parah begini 😅

Yaudah deh, see you on my next story guys!! I hope you can read my other story (yang sama absurdnya dengan cerita ini haha)

P.S : ADA EPILOGNYA GUYS.

Bad Boy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang