-Line of Destiny-
...
Beberapa hal yang sulit ditebak dalam hidup adalah jodoh dan kematian.
Jodoh. Satu kata yang berkaitan erat dengan cinta. Cinta dikaitkan dengan dua manusia berbeda gender. Saling berbuhungan dan berujung pernikahan. Tapi, yakinkah jika dia adalah jodoh?
Siapakah yang akan mendatangi kita lebih dahulu? Jodohkah atau kematian?
Itulah takdir. Manusia membawa takdirnya masing-masing. Takdir adalah ketentuan Tuhan yang sangat rahasia. Tidak bisa ditebak, tidak mudah diketahui. Yang hasil akhirnya terkadang tak terduga.
.
"Ceraikan dia."
Ungkapan macam apa itu? Perintah ataukah sebuah ancaman?
Menceraikan Hinata, bukan hal yang diinginkan oleh Sasuke. Ini terlalu cepat. Dia belum siap, dan niat itu tak pernah terpikirkan sedikitpun."Aku... tidak bisa." pengutaraan hatinya yang singkat, tetapi dimengerti dengan mudah. Raut wajah Sasuke sedikit berubah lesu, entah mengapa. Tentu saja, Sakura terkejut mendengar penolakan yang Sasuke katakan. Bukankah Sasuke sendiri yang berkata, jika sedikitpun hatinya tak tertanam untuk Hinata? Ataukah semua itu hanya omong kosong belaka?
"Mengapa? Apakah kau menyukai wanita itu?!" Dan dengan pertanyaan langsung seperti itu, membuat debaran jantung Sasuke berubah cepat. Suka? Tidak mungkin.
Tetapi, tak bisa dipungkiri bahwa selama tiga bulan ini dia merasa kehilangan sosok wanita indigo itu. Namun, kenyamanannya tak hilang ketika bersama Sakura. Perasaan macam apa ini? Bimbang.
"Aku akan mengurus perceraianku bersama Naruto, besok." Menjauh, dan akhirnya Sakura masuk ke dalam rumahnya. Sasuke mematung di tempat. Benar-benar membingungkan. Orangtua dan Sakura, mereka sangat terobsesi agar dia bercerai dengan Hinata.
Salahkan dirinya karena sudah membuat bualan yang memojokkan Hinata. Dan karena hal itu, nama Hinata dalam keluarga Uchiha sudah tercoreng.
"Sial!"
...
Langit sudah mulai berubah menjadi gelap. Tepatnya malam hari, mungkin masih sekitar pukul 19.24 waktu setempat. Disebuah ruangan sederhana dengan beralaskan tikar dan barang-barang yang tersusun rapi, sesosok wanita dengan surai berwarna indigo sepinggang tampak sedikit sibuk.
Meskipun tak memiliki meja dan kursi, tetapi kost-annya memiliki fasilitas dapur dan kamar mandi yang cukup untuk dirinya sendiri. Bukannya tidak mau memfasilitasi, sebenarnya dia mampu. Uang gajinya cukup untuk membeli satu persatu fasilitas di tempat kost-nya. Tetapi, dia memilih untuk menabung uang daripada menghamburkannya. Toh, hanya sementara dia berada disana, pikirnya.
Setelah semuanya selesai, Hinata merogoh saku celana untuk melihat layar ponselnya.
1 message received
From : Unknown Number
Subject : -Aku sudah berada di dekat Akasun Flowers, sepertinya aku tak tau dimana tempatmu. Bisakah kau kesini?
-Naruto.Hinata tersenyum singkat. Jemarinya pun mulai bergerak lincah untuk membalas pesan dari Naruto.
'Aku segera kesana.'
Buru-buru dia keluar lalu berlalu menyusuri gang sempit disana. Tak perlu waktu lama, Hinata pun sudah mendapati Naruto yang berdiri di samping sebuah mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ 7 ] Line of Destiny [ Completed ]
FanficGaris takdir? Bagaimana jika garis takdir yang mereka yakini terputus? Garis takdir yang membetuk baru hingga menjadi silang. Pertemuan tidak sengaja telah membuat hidup kelam mereka berubah. "Jangan tinggalkan aku," "Tapi... tapi---" ... "Siapa kau...