Yong In Pov
Alunan lagunya terdengar lembut dan indah sekali. Aku benar-benar tak percaya setelah melihat siapa yang sedang menyanyi dan memainkan gitar itu.
Dia? Kookie? Atau mungkin kembarannya? Tapi yang ku tahu dia tak punya saudara kembar. Aku masih menatapnya dengan tatapan tak percaya. Setelah ini aku yakin, jika hatiku semakin mengagumi dan jatuh hati padanya. Oh hati, bersabarlah sedikit lebih lama untuk bisa bersanding dengan pangeranmu. Gumamku dalam hati.
haruman neowa naega hamkkehal su itdamyeon..
haruman neowa naega sonjabeul su itdamyeon..
haruman neowa naega hamkkehal su itdamyeon..
haruman (haruman)..
neowa naega hamkkehal su itdamyeon..suara itu terus mengalun dengan indahnya, membuat orang-orang yang ada disekelilingku berdecak kagum mendengar suara indah Kookie. Aku benar-benar tak menyangka jika ia pandai bernyanyi. Dia bisa menjadi penyanyi terkenal dengan suara sebagus itu, tapi kenapa dia tidak menjadi penyanyi ya? Mungkin Kookie sangat menyukai dunia kedokteran, seperti diriku.
Aku semakin melangkah maju dan ku dengar dia telah selesai memainkan lagunya. Tepuk tangan yang meriah terdengar dan membuat Kookie terkejut. Dia mungkin tak sadar jika selama ia bernyanyi, orang-orang sudah mengelilinginya dengan tatapan kagum. Benar-benar bakat tersembunyi. Aku menghampirinya dengan senyum kekaguman yang ku miliki.
"Kookie, kau benar-benar keren! Aku baru tahu kau punya bakat tersembunyi." Pujiku setengah meledek. Dia menatapku tak percaya dan terkejut.
"Yongie? Sejak kapan kau disini?" Tanyanya penasaran.
"Sejak kau mulai mengalunkan suara emasmu itu." Jawabku santai tapi mataku masih berbinar-binar bahagia karena bisa melihat Kookie seperti tadi. kejadian langka bukan? Yang ku tahu dia hanya punya kemampuan sebagai dokter dan bukan penyanyi. Kekekek.
"Ah, aku jadi malu. Ini di luar perkiraanku." Gumamnya lirih namun masih bisa ku dengar. Aku terkekeh.
"Kenapa malu? Kau hebat. Aku yakin kau punya alasan kenapa melakukan ini." Ucapku lembut.
"Benar. Aku punya alasan." Balasnya dengan senyum lebarnya.
"Oh ya, siapa dia?" tanyaku dengan menunjuk anak laki-laki yang duduk di sebelah Kookie dengan mataku.
"Dia Jong Hyun, yang memintaku mengajarinya bermain gitar. Karena itulah aku menyanyi tadi." Jawabnya jujur. Ah, ternyata itu alasannya.
"Jong Hyun? Boleh kita berkenalan?" Tanyaku pada anak laki-laki bernama Jong Hyun itu.
"Boleh Nunna, aku Jong Hyun. Nuuna Cantik siapa namanya?" Tanya Jong Hyun Antusias.
"Namaku Yong In, kau bisa memanggilku Yong Nunna. Senang bertemu denganmu Jong Hyun." Ucapku ceria.
"Ne nunna, nado. Apa Nunna teman hyung?" Tanyanya.
"Ne, kau bisa beritahu Nunna kenapa meminta Hyung ini untuk mengajarimu main gitar?" Tanyaku yang sudah duduk di sebelah Kookie.
"Aku harus ikut Lomba Nunna dua hari lagi. Jadi, aku memaksa Hyung untuk mengajariku." Jawabnya riang.
"Kalau begitu, lanjutkan belajar gitarmu, Nunna akan mencarikan sesuatu untuk menambah semangat belajar gitar kalian." Ucapku. Jong Hyun mengangguk antusias. Kookie menatapku.
"Kau harus mengajarinya dengan baik Kookie agar dia menang. Jika dia kalah, aku akan menghukummu!" Ancamku dengan senyum evilku.
"Baiklah, aku akan mengajarinya dengan baik dan benar." Jawab Kookie dengan santai dan langsung mengajari Jong Hyun. Aku segera beranjak untuk mencari cemilan agar mereka lebih semangat dalam belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Lovers
FanfictionDari dulu sampai sekarang, aku selalu suka dokter yang memakai jubah putih kebesarannya yang memperkokoh identitas mereka sebagai dokter yang bisa menyembuhkan pasien. Apalagi kalo dokter-dokter itu tampan! Seharian memandang pun tak akan bosan. :-D...