Author Pov
Jung Kook dan keluarganya menunggu dengan cemas karena sejak sejam yang lalu belum ada kabar yang bisa mereka peroleh tentang Yong In yang masih di tangani oleh dokter di dalam ruang IGD. Di tempat lain, keluarga Yong In yang belum tahu tentang keadaan Yong In, sedang sibuk mempersiapkan semua keperluan untuk proses persalinan Nari. Dengan cekatan, Orang tua Yong In, Tae Hyung, dan Nari, pergi ke RS dengan Nari yang berada di gendongan Taehyung.
"Appo.. Aww, Chagi, Appo." Teriak V histeris saat tangan Nari dengan lincah menjambak rambut dan meremas lengannya ketika mereka sudah berada di dalam mobil.
"Sabar Hyungie. Sebentar lagi kita akan sampai ke RS." Eomma Yong In mencoba menenangkan V dengan nada penuh pengertian.
"Tapi Eomma, nanti rambutku bisa botak jika di jambak sekeras ini." Protes V dengan kekanakannya.
"Yak! Kau pikir aku tak sakit apa? Jambakanku tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit yang ku rasakan sekarang." Nari menjambak rambut V lebih keras lagi.
"Awww. Appo, Appo. Mian Chagi." Teriak V lagi. Tapi teriakannya tak menghentikan aksi Nari yang malah semakin kencang dan kuat jambakannya. V hanya bisa pasrah dengan situasinya sekarang dan berharap cepat sampai di RS.
Jung Kook Pov
Kami bertiga belum mengetahui apa-apa mengenai Yongie, padahal sudah sejam yang lalu Yongie di tangani oleh dokter. Segala perasaan gelisah, takut, khawatir, dan bersalah telah berkumpul menjadi satu di dalam hatiku. Pikiranku melayang jauh memikirkan kemungkinan yang akan terjadi pada Yongie.
"Kookie, ada yang mau Eomma beritahu padamu." Tangan Lembut Eomma mengusap bahuku pelan. Aku menatapnya dengan penuh tanya.
"Ne, Eomma. Apa itu berhubungan dengan Yongie?" Tanyaku penasaran. Ku lihat wajah Eomma bertambah sedih dan penuh kekhawatiran. Aku masih menatap Eomma untuk menunggu jawaban.
"Ne. Sebenarnya, Yongie sakit selama dua hari sebelum kau pulang ke rumah. Tapi saat hari dimana kau pulang, Yongie terlihat sudah sehat. Walaupun awalnya Eomma ragu, tapi saat melihat wajah ceria dan senyum riangnya, membuat Eomma percaya jika Yongie sudah sembuh." Cerita Eomma sambil terisak. Aku yang mendengarnya tentu saja terkejut. Aku bahkan tak tahu sama sekali jika Yongie sakit selama itu. Rasa menyesal semakin mendalam karena tak bisa menjaga Yongie dengan baik.
"Lalu kenapa Eomma tak menghubungiku?" Tanyaku sedih.
"Itu karena Yongie tak ingin mengganggu pekerjaanmu. Yongie bahkan melarang Eomma untuk menghubungi keluarganya yang sedang sibuk mengurus Nari. Eomma minta maaf karena sudah menutupi keadaan Yongie. Tapi Eomma bisa mengerti kenapa Yongie tak ingin kalian tahu. Semua itu karena dia tidak ingin egois. Harusnya Eomma bisa lebih baik lagi menjaga kesehatan Yongie." Jelas Eomma dengan perasaan sedih, cemas dan merasa bersalah.
"Aniya Eomma. Aku juga salah karena tak sempat menghubungi Yongie. Semoga saja tak ada hal buruk yang menimpa Yongie dan Uri Aegi." Balasku penuh harap.
"Yongie adalah yeoja yang baik, dia tak mungkin membuat kita bersedih karenanya. Dia pasti baik-baik saja." Tegas Appa dengan suara beratnya. Aku dan Eomma mengangguk penuh harap.
Setengah jam berlalu sejak percakapan itu. Tapi sampai saat ini pun, Keadaan Yongie belum bisa di ketahui oleh kami. Ingin sekali aku menerobos pintu itu dan masuk ke dalam untuk melihat keadaan Yongie. Tapi aku masih waras untuk melakukan hal gila itu. Aku tak mau terjadi apa-apa pada Yongie hanya karena ulah gilaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Lovers
FanfictionDari dulu sampai sekarang, aku selalu suka dokter yang memakai jubah putih kebesarannya yang memperkokoh identitas mereka sebagai dokter yang bisa menyembuhkan pasien. Apalagi kalo dokter-dokter itu tampan! Seharian memandang pun tak akan bosan. :-D...