Life 2

1.6K 59 2
                                    

Author Pov

"Kenapa mereka berdua bisa tidak masuk kerja dalam waktu yang sama?" Ucap Jimin penuh nada heran.

"Mungkin mereka janjian." Balas Rap Moon cuek.

"Mwo?" Teriak Hope dan Jimin bersamaan.

"Lagi pula mereka sekarang sudah jadi kakak dan adik ipar. Jadi wajar bukan jika mereka janjian." Jelas Rap Moon.

"Jangan-jangan mereka janjian untuk double honeymoon!" Pekik Hope tiba-tiba.

"Ya!!" Jimin memukul kepala Hope dengan pena yang dipegangnya.

"Appo! Kenapa kau memukulku?" Keluh Hope.

"Tidak mungkin, Hope. Istri mereka sedang hamil besar." Jelas Jin menengahi pertengkaran Jimin dan Hope.

"Kau dengar? Istri mereka sedang hamil. Jadi perkataanmu itu jelas tidak mungkin!" Tambah Jimin dengan menunjuk-nunjuk Hope menggunakan bolpoinnya.

"Arrasso. Lalu menurut kalian kenapa mereka bisa ijin dalam waktu yang bersamaan?" Tanya Hope lagi ke topik awal.

"Mungkin.." Perkataan Jimin terputus dengan kedatangan Suga yang memang baru sampai ke RS. Ke empat namja itu menatap Suga yang memasuki ruang kerja mereka.

"Mwo?" Tanya Suga heran.

"Hyung, kau ini kan Kakak Iparnya V, Mungkin kau tahu alasan V ijin kerja hari ini." Jelas Rap Moon.

"Oh itu, Nari Hari ini melahirkan. Jadi V mengambil cuti kerja selama beberapa hari kedepan." Jawab Suga.

"Waahh berarti kita akan dapat keponakan. Daebakk!!" Seru Hope senang. Yang lain tersenyum melihat tingkah kekanakan Hope.

"Lalu, apa kau juga tahu Hyung, kenapa Kookie juga tidak masuk kerja?" Tanya Jimin Penasaran.

"Molla. Mungkin ada urusan mendesak." Balas Suga.

"Ah begitu." Gumam mereka.

"Sebaiknya kita mulai bekerja sekarang." Seru Suga sambil membawa peralatan dokternya.

"Ne." Jawab mereka serempak.

Tae Hyung Pov

"Selamat Tuan Kim, Istri dan putri Anda baik-baik saja." Jelas sang dokter yang sudah menangani persalinan Nari. Aku tersenyum bahagia, begitu juga Appa dan Eomma.

"Syukurlah. Gamsahamnida, Dok." Ucapku sambil menjabat tangan dokter.

"Cheonma, Tuan. Anda dan keluarga anda sudah boleh menjenguk Nyonya Nari." Balas Dokter ramah.

"Ne. Kajja Eomma, Appa." Ajakku dengan semangat.

"Kajja." Sahut Appa dan Eomma tak kalah semangat.

Kami masuk ke dalam ruang rawat Nari. Hatiku benar-benar tersentuh saat melihat wajah pucat dan lelah Nari yang telah berjuang demi melahirkan anak kami. Aku bahkan sempat bertanya dalam benakku, apakah keadaan Eommaku juga seperti Nari setelah melahirkanku? Apakah Eomma juga bahagia seperti Nari setelah melahirkanku? Aku jadi rindu Eomma jika memikirkannya.

"Tae-ah.." Panggil Eomma lirih karena melihatku hanya berdiri diam menatap Nari.

"Ne, Eomma." Sahutku dengan senyum bahagia.

Tanganku meraih jemari Nari dan mengusapnya pelan penuh sayang. Sepenuh hati aku mengecup dahi istriku yang juga ibu dari anak-anakku. Bahkan sampai tak terasa jika air mataku menetes begitu saja.

"Hyungie.." Lirih Nari sambil menatapku.

"Gomawo chagi. Sekarang kita memiliki seorang putri yang cantik sepertimu." Ucapku tulus.

Doctor LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang