-Belum terlambat untuk memperbaiki semuanya.-
Yong In Pov
Aku harus memperbaiki hubunganku dengan Kookie. Karena jika tidak, aku takut akan bertambah buruk suasana rumah tangga kami. Dengan penuh keyakinan, aku berencana untuk membawakan bekal makan siang untuk Kookie. Aku ingin makan siang bersama Kookie dan meminta maaf padanya.
Aku mulai memasak dengan semangat. Masakan ini ku buat sepenuh hati hanya untuk Kookie. Senyum bahagia di bibirku tak pernah luntur memikirkan jika rencanaku berhasil, maka hubunganku dengan Kookie akan membaik. Semoga saja semuanya berjalan dengan lancar. Gumamku penuh harapan.
Setelah selesai menyiapkan semua masakan yang ingin ku bawa untuk Kookie. Aku segera bersiap dan memilih pakaian yang menurutku bagus. Pilihanku jatuh pada dress selutut yang berwarna biru muda. Ku rias diriku secantik mungkin. Aku tak ingin terlihat buruk di depan Kookie setelah pertengkaran kami semalam. Setidaknya, aku ingin Kookie tahu bahwa aku berusaha agar rumah tangga kami tetap harmonis.
Semuanya sudah rapi, senyum manisku mengembang saat melihat penampilanku di cermin. Manis dan natural. Gumamku dalam hati. Ku yakinkan lagi hatiku sebelum melangkah keluar kamar dan membawa masakanku untuk Kookie. Kali ini, aku lebih memilih naik taxi. Jika aku naik mobil sendiri, aku takut akan mengemudi mobil dengan ceroboh karena tak sabar ingin menemui Kookie. Jadi, taxi adalah pilihan paling aman. Pikirku.
Perjalanan menuju RS terasa lebih jauh dari biasanya. Aku memainkan ponselku karena bosan dengan perjalanan yang terasa semakin lama ini. Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Aku bergerak gelisah di jok belakang. Bagaimana tidak, Kookie sebentar lagi akan memasuki jam istirahat. Jika aku terlambat untuk sampai sana, maka rencanaku akan gagal. Aku menghela nafas gelisah. Ku palingkan pandanganku keluar jendela. Jalanan memang lengang, tapi sopir taxi ini benar-benar taat peraturan. Dia mengemudi dengan kecepatan sesuai himbauan rambu-rambu lalu lintas, alhasil perjalanan ini terasa sangat lama. Kalau tahu begini, aku lebih baik mengemudi mobilku sendiri. Sesalku.
Dughh!
Taxi ini berhenti mendadak di pertigaan dan membuat kepalaku terbentur senderan jok depan dengan keras. Aku meringis merasakan sakit yang menerjang kepalaku.
"Mian Nona. Sepertinya ada yang tertabrak." Ucap Sopir taxi itu pelan. Aku kaget mendengarnya. Tertabrak?
Aku segera turun dari taxi. Mataku terbelalak kaget. Badanku terasa lemas dan suaraku tiba-tiba hilang entah kemana. Aku menghampiri anak kecil yang tergeletak tak berdaya dengan darah yang mengalir deras dari badannya. Kupangku kepala anak kecil itu di pahaku. Sopir taxi itu juga tak kalah terkejutnya denganku saat melihat keadaan tragis anak kecil ini.
"Bagaimana ini Nona?" Tanya Sopir taxi itu gelisah.
Aku masih tak bergeming. Dadaku terasa sesak melihat darah yang keluar begitu banyak dari tubuh anak kecil di pangkuanku. Tanganku gemetar hebat saat hendak menyentuh wajah pucat itu. Pikiran dan mataku kosong. Aku takut. Sangat takut malah.
"Nona, sebaiknya kita membawa dia kerumah sakit." Tegur sang sopir saat melihatku hanya diam.
"Baiklah Ahjussi." Aku segera membawa anak ini masuk ke dalam taxi. Ku peluk tubuhnya erat. Dalam hati aku berdo'a agar tidak terjadi apa-apa pada anak ini. Ah, aku bahkan sempat lupa tujuan awalku. Pikiranku hanya terfokus pada keadaan seorang anak kecil yang berada dipelukanku. Aku tak peduli lagi dengan sekelilingku. Banyak pikiran buruk yang melintas di otakku, namun segera ku gelengkan kepalaku untuk menolak semua pemikiran buruk itu.
Sampai di RS, aku berlari secepat mungkin dan meminta pertolongan pada suster dan dokter yang berjaga. Anak itu dibawa masuk kedalam ruang ICU. Aku menatap gelisah pintu ruang ICU yang sudah tertutup rapat didepanku. Sopir taxi itu bilang akan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian ini. Aku hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Lovers
FanfictionDari dulu sampai sekarang, aku selalu suka dokter yang memakai jubah putih kebesarannya yang memperkokoh identitas mereka sebagai dokter yang bisa menyembuhkan pasien. Apalagi kalo dokter-dokter itu tampan! Seharian memandang pun tak akan bosan. :-D...