Part1

2.4K 26 0
                                    

Tampaknya mereka begitu sibuk dengan buku-buku, pena-pena dan kegiatan lain seperti pada umumnya anak sekolahan. Kesunyian yang menyergap setiap lingkungan SMAN-3 itu, rupanya telah dikalahkan oleh anak-anak Osis yang terpaksa hadir ke sekolah hanya untuk mempersiapkan kegiatan MOS yang beberapa hari lagi akan dilaksanakan.

"Ehm.. Siang semuanya! Masih bersama saya, Alyssa Saufika Umari. Bendahara Osis yang super duper baik hati dan tidak sombong serta rajin menabung di kantin sekolah. Hehehe.."

Alyssa atau lebih akrab dipanggil Ify itu kini tengah bergaya seperti host di sebuah drama reality saat sebuah camera menyorotnya.

"Tentunya, masih ditemani supir pribadi saya kiriman entah dari korea atau china, Alvin Jonathan. Saya akan mengajak anda untuk melihat ada apa saja di ruang osis kali ini.."

"Cut!" Teriak Alvin begitu sadar ada kata-kata ganjil dari ucapan Ify. "Yah lo Fy! Enak wae ngatain gue supir pribadi." Protesnya sambil nyerahin handycame kepada Ify "Gue deh yang lo shoot!"

Ify tertawa melihat tingkah sahabatnya dan mulai mengambil alih posisi Alvintadi. "Ok! One.. Two.. Three.. Action!"

Ify mulai menyorot Alvin yang sudah berdiri sempurna di tempatnya tadi. Ify tersenyum sendiri melihat Alvin di balik kamera. Sosok itulah yang selama dua tahun ini selalu sukses membuat ia menyusuri kapas-kapas putih kebahagiaan. Bersama rasa yang tidak pernah absen menggelitiki jiwanya yang terlalu enggan untuk mengakui satu rasa yang bersarang disana.

"Yaile! Ni bendahara sama ketua Osis sibuk berdua dari tadi. Taruh dulu dong kameranya! Bantuin gue nih beresin barang-barang logistik!"

Belum sempat Alvin mengucapkan sepatah katapun, tahu-tahu Iyel sudah berdiri di depannya menghadap kamera. Membuat Ify kaget karena gambar Alvintiba-tiba berubah jadi sosok Iyel.

Ify mematikan kamera yang ia pegang. Kemudian memandang Iyel dengan langsung "Ahh Lo yel. Ganggu gue aja.."

Iyel tersenyum sekilas, kemudian berbalik memandang Alvin yang masih berdiri tegak di belakangnya "Gue taruh dimana nih Vin alat-alat logistik ini?" tunjuk Iyel pada barang-barang untuk persiapan MOS yang hampir seabrek.

"Vin lo belum tandatangan proposal ya?"

Belum sempat Alvin menjawab pertanyaan Iyel, Shilla, si sekretaris osis sudah nongol di balik rak piala sambil nenteng-nenteng proposal.

"Tanda tangan nih! Bentar lagi mau humas kasih ke pembina osis sama kepsek" perintah Shilla.

Alvin mengangguk dan berjalan ke arah Shilla.

"Vin! Bak stempel lo taruh dimana?" teriak Sivia yang tak Alvin ketahui dimana pemilik suara itu.

Mendengar teriakan Sivia, Alvinmelengos. Mencari dulu dia ia menaruh bak stempel yang terakhir kali ia gunakan. Shilla yang merasa dicuekin, kembali duduk di samping Agni dan Rioyang masih asyik dengan laptopnya. Sementara Ify dan Iyel memilih membereskan barang-barang logistik yang tadi Iyel bawa.

"Vin gue taruh barang-barang ini disini ya?" teriak Ify sambil bersusah payah mengangkat barang-barang itu di pojok ruang osis.

"Vin mana? Bak stempelnya ada gak?"

"Vin gue butuh tanda tangan lo nih.."

"Vin cepetan ih lo lama banget!"

"Vin kok lo gak respon ucapan gue sih? Bete deh!"

Berbagai protesan dari pengurus osis lain yang merupakan bawahan Alvin, kini benar-benar menjadi melodi khusus yang menyergap telinga Alvin yang masih sibuk sendiri nyari bak stempel di lemari tempat arsip-arsip osis.

Queen Of Sad Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang