Gemawan yang indah, terlukis rapi di atas horizon-horizon biru yang terbentang luas dari ujung masyrik hingga maghrib (timur hingga barat). Menjadi dekorasi nyata yang membuktikan betapa indahnya alam ini, menjadi hiasan yang menitis, kuasa-kuasa Tuhan akan takdir yang telah digariskan.Sama halnya dengan hamparan ilalang setinggi lutut yang tak henti membelanya manja. Menandakan atmosfer di tempat itu cocok menjadi seting untuk menenangkan segenap keresahan dan penyesalan yang memporak porandakan hati.
Sebuah buku mini, lebih tepatnya sebuah komik berwarna hitam polos dengan lambang L di baliknya, menjadi sesuatu yang terabaikan. Tak ada yang minat membukanya atau sekedar menyentuhnya. Si pemilik lebih asyik mengamati keadaan di sekitarnya.
"Al..." panggil gadis berparas cantik yang saat ini duduk di samping laki-laki bernama Alvin.
Alvin tak merespon. Ia tetap asyik pada pengamatannya. Indefferent. Tak acuh dengan panggilan gadis itu. Entah apa yang difikirkan Alvin.
Sivia. Gadis berparas cantik itu menghela nafas. Ia merasa dadanya dipenuhi dengan sesak. Membuat suasana indah di sekitarnya seperti diselubungi berbagai gas-gas efek rumah kaca yang membuatnya sulit bernafas. Paru-parunya bagai dihantam benda keras dan berhenti berkerja hanya untuk menahan tangis.
"Maafkan aku! Maafkan aku, Alvin!" lirihnya kali ini dengan air mata yang sudah bercucuran di sekitar wajahnya.
Alvin menoleh ke arah Sivia. Tanpa ekspresi. Benar-benar datar. Tak peduli seberapa banyak air yang terproduksi dari mata bening itu. Tak peduli. Sungguh-sungguh tak peduli.
Sivia dekap tubuh itu erat. Mencari ketenangan di baliknya. Seperti ketenangan yang selalu ia dapatkan dulu. Ketenangan yang lebih tenang saat hipnotis terhebat menguasai tubuh. Ketenangan yang tak akan orang lain dapatkan.
[Flashback]
Suara cipratan air yang dihasilkan oleh gerakan kaki Sivia, menjadi irama khusus sore itu. Sebuah sungai dengan aliran air jernih yang cukup deras, dan batu-batu hitam besar yang menjadi ornamen-ornamen di sekitarnya tidak terlalu mengasyikan untuknya.
Sesekali Sivia menatap Rio dan Ify, sahabatnya yang seperti biasa, memamerkan kemesraan di hadapannya. Membuat ia selalu sukses berada dalam ruang sempit yang penuh dengan rasa iri dan cemburu. Cemburu karena ia tidak mendapatkan hal serupa seperti yang dilakukan Rio pada Ify. Perhatian, pengertian, memanja-manja, dan hal-hal lainnya yang mendorong keromantisan tiap hubungan mereka.
"Huft!" desahnya mengalihkan titik fokus matanya pada seseorang yang duduk di sampingnya. Orang itu tak membalas tatapan Sivia. Tampaknya komik yang sedang ia baca membuat ia tidak peka pada ekspresi pacarnya yang terlihat begitu jenuh dengan pengacuhan itu.
"Vin! Sivianya jangan diselingkuhi sama komik kamu mulu dong!" seru Ify yang masih asyik bermain-main air dan tertawa bersama dengan Rio.
Alvin memandang Sivia sepintas. "aku tidak misplacing seperti mereka!" ujarnya kembali menekuni bacaannya.
Sivia hanya bisa tersenyum pasrah. Tak tahu apa yang harus ia katakan untuk merespon ucapan Alvin, seseorang yang sudah menjabat sebagai kekasihnya selama satu tahun ini.
Sebenarnya ia sudah biasa dengan sifat Alvin yang memang dingin dan acuh padanya. Tapi karena kebiasaan itulah ia merasa cintanya sia-sia. Percuma karena Alvin seperti tak menganggap kehadiranya. Tapi, ia mencintai Alvin.
"Al? Aku ingin tahu dong isi komikmu apa." Sivia menatapi komik yang sedang ada digenggaman Alvin. Sebenarnya, ia hanya ingin memecahakan keheningan antara mereka.
Alvin menutup komiknya. Memandang Sivia sambil menyerahkan komik itu. Kemudian memilih menikmati keadaan di sekitarnya.
Sivia mendengus kesal sambil pura-pura membaca komik itu. Hingga keadan benar-benar hening diantara mereka. Tak ada kata, tak ada suara. Hanya samar-samar suara gelak tawa Ify dan Rio yang menjadi soundtrack untuk kebisuan Alvin dan Sivia. Sampai akhirnya mereka larut dalam aktivitas masing-masing. Sivia sudah tenggelam dalam bacaannya bersama tokoh komik yang ia baca. Alvin sendiri lebih memilih mengamati suasana di sekitarnya.
