Eleven

73 6 0
                                    

Happy Reading... 📖📖📖

______________________________________

"Hallo sayang, kamu ngapain?"

"Ech kak indah, nie aku lagi buat makalah yang mesti di kumpulin besok." Memang saat ka indah masuk aku sedang sibuk mengetik depan leptopku namun pikiranku berada di tempat lain yakni pada ucapan kak Andrean kemarin.

"Kita makan di luar yuk, tuch temanmu sama kak chandra nungguin depan."

"Gak dech kak, nanggung nie." sebenarnya aku lagi malas keluar makanya beralasan kayak gitu padahal udah selesai dari kemarin makalahnya.

"Yyeee,, itu mereka gak mau makan kalau kamu gak ikut an."

"Ya udah dech." Mau gak mau aku ikut juga makan di luar sama mereka. Kami makan di tempat biasa yang sudah menjadi langganan sejak masuk kuliah pertama kali karena menunya disini terbilang murah, mewah,meriah dan higienis.

Sampai di tempat tersebut langsung kami mencari meja yang kosong .

"Nis, kamu mau pesan apa?" Dryani menawarkan menunya kepadaku.

"Seperti biasa ajach Dry."

"Okay."

Dia pun langsung menulis menu pilihan kami semua. Sudah menjadi tradisi kalau kami berlima makan maka yang menulis menunya selalu bergilir dan kali ini giliran Dryani.

Sebelum lebih lanjut ku perkenalkan dulu dua orang senior yang sekarang bergabung dengan kami.

Pertama yang biasa di panggil kak Chan atau chandra, nama lengkapnya Chandra Adyanza Suseno. Dia seniorku di Fakultas Teknologi dan sekarang sedang dalam penyusunan skripsi yang artinya sebentar lagi akan wisuda.

Kedua Kak Indah atau Ferindah Rosaline Winarto. Mengambil S2 pengacara di Fakultas Hukum dan sebentar lagi akan selesai.

Mungkin kalian bertanya-tanya pasti Kak indah jauh lebih tua dari kak chandra namun sebenarnya mereka hanya beda setahun sebab kak indah mengikuti kelas akselerasi makanya lebih dahulu selesai tamat waktu duduk di bangku sekolah. Mereka berdua adalah pasangan paling romantis yang pernah ku kenal karena saling melengkapi kekurangan pasangannya dengan kelebihan yang di miliki. Sekarang balik ke cerita.

Pelayan baru saja mengantar minuman pesanan kami. Langsung ku teguk minumanku yang sekarang tinggal setengah.

"Astaga Nis, kamu kayak gak minum sebulan ajach." hanya senyum yang ku balas padanya There.

"Mungkin Nisya butuh Aqua biar bisa fokus sama Andrean." seketika tawa terdengar setelah ucapan kak indah tadi yang membuatku spontan melotot.

"Kak indah mah gitu, gak seru tahu." Ku pasang wajah cemberut kepada mereka.

"Aduh my baby sweatyku jangan gitu dong nanti jelek loh."

"There gak usah cubit bisa kan. Sakit tahu nie pipi kan merah jadinya."

"Baru juga merah Nis, anggap ajach lagi pake blash on." Lanjut Dryani yang ikutan cubit pipiku sedangkan Kak chandra dan kak indah hany tertawa melihat tingkah kami.

"Kalian tuch lucu banget tahu. Sumpah kayak anak kecil."

"Yyeee,, anggap ajach kita berlima sekeluarga."

"Kakak berdua yang jadi ayah sama bundanya nach kita anaknya."

Kembali suara tawa menggema di antara kami.

"Waduh baru segitu ajach pipi kak indah kayak kepiting rebus." Kak indah langsung berusaha menyembunyikan wajahnya.

"Ceilah kayaknya udah kebelet nikah nie." ucapan There kembali membuat tawa kami pecah. Tak lama kemudian makanan datang yang langsung saja kami serbu karena memang dari tadi udah gak tahan lapernya.

Journey of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang