Happy Reading...
🍁🍁🍁______________________________________
Ini sudah hari keempat aku di kota asalku mengunjungi Edward sekaligus merawatnya yang sakit seperti yang sudah kalian tahu apa penyebabnya. Dan sudah selama itu pula aku meninggalkan kuliahku, kedua sahabatku, dua senior yang sudah seperti kakakku sendiri dan juga suamiku. Eitsss kenapa juga aku bilang suamiku? Maksudku si Andrean. Beruntung dia tak mendengar saat aku menyebutnya suamiku karena ia tak menyukainya.Hanya sahabat ku saja yang selama ini berkomunikasi denganku, jangan tanya apakah Andrean pernah menghubungi ku atau tidak so pasti kalian tahu jawabannya.
Beruntung hari ini edward sudah bisa keluar dari rumah sakit meskipun sebenarnya dokter belum mengijinkan nya tapi dia memaksa kalau dia sudah sembuh dan ada baiknya kalau dia di rawat dirumah saja jadi terpaksa dokter mengijinkan nya.
Saat ini aku sedang berada di kamarnya edward, tak lupa keempat sahabatnya juga ikut. Beruntung hari ini hari sabtu jadi mereka tidak ada jadwal kuliah bahkan kalaupun ada jadwal mereka pasti lebih memilih bersama Edward ketimbang masuk kampus.
Kamar edward masih sama seperti sebelumnya, kamar yang ku dekorasi sendiri meskipun awalnya edward tak suka tapi dia tak pernah menolak apapun yang ku lakukan untuknya.
"Kamu makan dulu buburnya lalu minum obat." perintah ku pada edward. Ku lirik dari ekor mataku dia hanya mengangguk saja. Dia pun memakan bubur lalu meminum obatnya dalam dia , mungkin dia masih merasa bersalah karena apa yang sudah terjadi. Setelah dia selesai maka aku pun segera membereskan peralatan makannya dan membawanya keluar.
Saat ku kembali dia sudah tidur maka aku pun perlahan mendekati kasurnya lalu menyelimutinya saat ku rasakan kalau AC dalam kamar tersebut sangat dingin dan tak lupa ku turunkan suhunya. Selagi menunggu edward tidur aku pun memutuskan untuk turun ke dapur yang ternyata sudah ada bibi pembantu rumah nya edward yang sudah bekerja lama di sana.
"Bi ada yang bisa Nisya bantu?"
"Eh non Nisya, ngagetin bibi saja." Bibi pun mengelus dadanya karena kaget dengan kemunculanku tiba-tiba tanpa suara. Sebenarnya bukan tanpa suara hanya bibi saja yang terlalu fokus dengan kerjaannya sampai tak menyadari kehadiranku di dapur.
"Gak perlu non, lagi pula ini juga sudah mau selesai kok. Mending non duduk saja temani bibi ngobrol."
Aku pun lalu menduduki salah satu tempat duduk yang memang tersedia di dapur sambil memperhatikan bibi membereskan peralatan memasaknya yang sudah selesai."Bi, pernah tidak edward bawah cewek ke sini?"
"Tidak pernah non, tapi kalau yang suka datang seenaknya itu meski tak diundang ada sih non."
"Aduh bi kok serem gitu."
"Apanya yang serem non?"
"Itu yang suka datang meski tak diundang. Kan serem udah kayak jelangkung ajah." kataku yang membuat bibi tertawa.
"Aduh non gimana sih, maksud bibi bukan gitu tapi kalau di pikir lagi emang kayak jelangkung. Habisnya kan den edward tidak pernah ngundang dia ke sini tapi dia nya saja yang suka ke sini."
"Emang siapa sih bi? Bikin penasaran saja deh."
"Itu loh non kalau tidak salah namanya ada Jen jen gitu." Kata bibi membuat keningku berkerut memikirkan siapa yang dimaksud oleh bibi.
"Apa mungkin yang di maksud bibi namanya Jenny?" Kataku ketika terlintas di benakku saat pertama kali bertemu cewek itu di rumah sakit dimana dengan pede tingginya memperkenalkan dirinya sebagai pacar edward.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Love
RomanceAku sadar kalau hubungan kami dibangun tanpa dasar CINTA. Dia mencintai orang lain, lalu bagaimana denganku ??? Aku juga ingin dicintai dan mencintai namun kenapa rasanya takdir mempermainkanku.