Hay guys,,,
Aku kembali lagi buat lanjutin cerita ini yang udah cukup lama sich gak sempat update...
Kebanyakan Job jadi gak ada waktu...
Yang udah nunggu ceritanya..Happy Reading ajach yach... 📗📗📗
______________________________________
Beruntung penerbangan ke manado tidak transit sehingga bisa cepat sampai. Betapa khawatir nya aku saat mendapat kabar mengenai Edward. Bagaikan di hantam meteor dari langit bahkan lebih dari itu. Edward adalah sahabat kecilku yang sangat ku sayangi, dia mendapat tempat penting dalam hidupku setelah Daddy dan kakak laki-laki ku.
Dimanapun aku berada maka edward akan ada disitu juga, begitupun sebaliknya sehingga orang-orang menjuluki kami berdua young couple. Edward Aldricho Demian, putra tunggal dari pasangan Om Edwin dan tante Alwina. Dia setahun di atas aku, namun dia tak suka aku memanggil nya kakak melainkan Hun Al, sedangkan panggilannya padaku Bee atau Khy.
Sejak dulu dia selalu siap sedia menjagaku dari apapun bisa dikatakan dia sangat posesif plus overprotective jika menyangkut diriku. Itu sebabnya keluarga ku mempercayakan pengawasanku kepadanya.
Wajah tampan, postur tubuh proporsional bak model, cerdas dan berasal dari keluarga yang berada membuat dia di juluki most wanted sejak SMP hingga sekarang. Dia sangat di gandrungi oleh cewek-cewek namun tak sedikitpun yang di liriknya selain diriku yang menjadi satu-satu nya cewek yang selalu bersamanya.
Banyak yang mengatakan kalau dia itu playboy yang suka gonta ganti pacar, karena banyaknya cewek yang mengaku pernah berpacaran dengannya. Kadang para cewek tersebut mendatangi ku dengan berbagai macam ancaman, namun tak sedikit pun yang ku hiraukan.
Meskipun aku tak pernah menanyakan gosip mengenai dirinya, dengan sendirinya dia yang akan menjelaskan padaku. Itu sebabnya tak ku pedulikan omongan orang lain. Di saat kami berpisah begini pun aku masih mempercayai nya karena teman-temanku yang kuliah dengannya tak pernah absen memberikan informasi mengenai Edward walau tak ku minta.
Sekarang aku sudah tiba di Rumah sakit tempat Edward di rawat. Setelah menanyakan ruangan edward pada perawat di depan, aku segera ke sana.
Di depan pintu aku berhenti sebentar mengatur nafas terlebih dahulu. Dari dalam ku dengar suara-suara yang cukup ku kenal.
Ceklek...
Pintu ku buka dan di sana ada edward yang terbaring di ranjang. Di sana juga ada teman-temannya yang ku kenal namun ada juga yang tak ku kenal. Ku pikir itu pasti teman barunya di kampus. Ada juga tiga orang cewek berada di dalam yang tak ku kenal. Mereka sedang berbincang dan bercanda tawa.
Saat ku masuk mereka langsung terdiam dan menatapku.
"Kamu siapa?" Tanya seorang cewek tadi kepadaku. Dia memang sedang duduk di samping ranjang edward.
"Mungkin dia salah kamar." lanjut cewek yang satunya.
"Hun!" Panggilku lirih karena air mata yang awalnya sudah berhenti tadi kini keluar lagi. Mereka menatapku kaget sedangkan edward dan sahabtnya yang kenal denganku hanya tersenyum meskipun awalnya sempat kaget juga.
"Hey apa maksudmu berkata seperti itu?" Tanya cewek tadi yang bertanya padaku awal.
Aku masih terdiam di depan pintu dan belum beranjak setelah pintu ku buka. Edward tiba-tiba bangun dari ranjangnya, namun sebelum dia menginjak lantai aku segera berlari memeluknya dan tersedu-sedu di pelukannya. Pelukan yang sangat ku rindukan sejak dua tahun aku tak pernah pulang ke manado.
"Hey, kamu siapa? Beraninya memeluk Edward." bentak cewek tadi menarikku dari pelukan edward.
"Sudahlah Jenny, jangan kau ganggu mereka." Ucap Ryan menarik cewek tadi yang bernama Jenny.
"Memangnya dia siapa?"
"She is My Queen." Satu kalimat singkat dari edward membuat jenny dan beberapa orang disitu kaget kecuali sahabat edward.
Aku tak memperdulikan ucapan edward karena aku masih ada di pelukannya. Aroma khas yang menguar dari tubuhnya selalu membuatku tenang. Makanya aku tak perduli dengan pembicaraan mereka.
"Maksud kamu apa Ard?"
"Bukankah kamu sudah dengan ucapan edward barusan? Dia adalah Queen nya edward." jawab David.
Edward melepaskan pelukannya dari ku dan mengusap pipiku yang sudah basah dari tadi.
"Bee, ayo kenalan dengan teman-tema baruku." ucapnya tersenyum padaku.
"Hay, aku Nisya." ucapku memperkenalkan diri pada mereka sambil memasang senyum termanis ku yang sering di bilang oleh Edward kalau senyumKu itu sangat mematikan hingga membuat jantung orang yang melihatnya berdetak tidak normal. Padahal aku biasa saja senyumnya.
"Aku Vadil dan dia Rega." ucap seorang cowok yang ku yakin teman barunya Edward selain Ryan dan David teman sejak SD nya. Ya ku pikir mereka berdua cukup tampan sehingga bisa bergabung ke dalam grupnya Edward.
"Aku Wulan, dia Tesa dan yang itu Jenny."
"Jenny, pacarnya Edward." ucap jenny memperkenalkan dirinya sebagai pacar edward. Jangan tanya kenapa aku tak terkejut karena Bela dan Naya yang notabennya sahabatku sekaligus pacar dari Ryan dan David selalu memberitahu ku tentang Jenny yang selalu mengikuti Edward kemanapun. Dia mengklaim dirinya sebagai pacar edward sehingga tak ada cewek yang berani mendekati edward takut bermasalah dengan gengnya Jenny.
Aku masih tersenyum manis padanya, sedangkan edward langsung merangkul pinggang ku posesif seperti sebelumnya. Dia membenamkan kepalanya di dadaku, yang artinya kalau semua yang di katakan jenny tak benar dan dia akan menjelaskan nya padaku nanti.
Ku lirik jenny dan dua shabatnya terlihat kesal melihatku namun tak ku peduli kan.
"Hun, aku tidur disini yach." rengekku manja padanya yang di balas anggukan.
"Tapi aku lapar." Dia hanya cekikikan melihatku yang memasang wajah puppy eyes.
"Dav."
"Siap bos." ucap David. Ya seperti biasa David sudah tahu apa yang akan di minta sebelum edward mengatakan nya. Sejak SMP udah jadi kebiasaan David dan Ryan yang mengurus permintaan ku kepada edward. Tidak selalu kok aku memintanya hanya kalau aku lagi bete seperti sekarang ini jika aku tidak ingin di ganggu dengan keributan tak jelas.
Keributan? Itu sudah pasti akan terjadi sebentar lagi dan ku yakin kalian pasti bisa menembak nya.
David sudah memesan delivery kesukaanku barusan."Kamu itu apa-apaan sich? Tidak lihat kalau edward sedang sakit." bentak jenny. Aku menatap edward dan dia langsung melihat Ryan.
"Ry!" ucapnya. Seakan sudah di atur, Ryan langsung menarik Jenny keluar. Awalnya jenny melawan namun karena Ryan dibantu Vadil dan Rega sehingga dia bisa di bawah keluar yang di ikuti oleh kedua temannya Wulan dan Tesa.
Tak lama kemudian Ke empat teman edward masuk kembali dengan David yang sudah membawa dua bungkusan besar yang ku tahu pasti itu snack yang dibelinya sembari menunggu delivery datang. David dan ryan hanya senyum-senyum melihatku dan edward sedangkan Vadil dan Rega hanya diam saja masih kebingungan.
To be continue....
Tetap stay yach nunggu lanjutan nya...
Jangan lupa voment dan follow CattleyaAtsuko...Thanks...
C.N

KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Love
RomanceAku sadar kalau hubungan kami dibangun tanpa dasar CINTA. Dia mencintai orang lain, lalu bagaimana denganku ??? Aku juga ingin dicintai dan mencintai namun kenapa rasanya takdir mempermainkanku.