Seventeen

147 5 0
                                        

Happy Reading
🍁🍁🍁

______________________________________

"Bee bangun sayang."

"Bee."

Ku rasakan belaian lembut dari rambutku lalu ke pipiku. Aku hanya menggeliat perlahan namun dengan mata yang masih terpejam menikmati belaian yang terasa begitu menenangkan seakan aku sedang bermimpi indah.

"Bangun Bee."

Perlahan aku membuka mataku menyesuaikan berkas sinar yang agak silau. Samar-samar aku bisa melihat sosok yang begitu dekat dengan wajahku. Aku tersenyum ketika menyadari siapa sosok samar tersebut yang sekarang begitu nyata ku lihat.

"Morning Bee." katanya dengan senyum cerah yang tergambar jelas di wajahnya.

"Morning Hun." Kataku membalas sapaannya dengan senyum pula. Dia kembali mengusap pipiku perlahan dan begitu dekatnya kami sampai bisa ku hirup bau musk yang menguar dari tubuhnya yang begitu harum dan menyegarkan indera penciumanku. Memang saat ini aku sedang tidur di ranjangnya dari semalam dan tidak sempat pulang karena menemani edward di rumahnya sebab bonyoknya sedang ke luar kota.

"Kenapa tak membangunkan ku dari tadi?" Tanyaku sambil mengusap rambutnya yang masih basah, mungkin dia baru selesai mandi sebab sebuah handuk putih masih menggantung di lehernya.

"Aku sudah membangunkanmu bee tapi kamu begitu lelap tidurnya jadi ku putuskan membiarkanmu tidur sebentar lagi. Ku pikir setelah ku mandi baru aku membangunkanmu tapi memang susah sekali membangunkanmu." Katanya sambil terkekeh pelan membuatku cemberut.

"Sebaiknya kamu segera mandi, aku sudah menyiapkan air hangat untukmu. Oh ya, pakaianmu masih ada di dalam lemariku. Jika sudah segera turun saja kebawah, aku akan meminta bibi membuatkan sarapan untuk kita berdua." Katanya mulai beranjak dari kasur. Aku masih setia menempel di kasurnya berasa mager untuk beranjak.

"Bee." Dia berpaling melihatku karena merasa aku tak bergerak dari tempatku.

"Aku lagi mager hun." Tiba-tiba dia mendekatiku dan langsung menggendongku ala brydal style yang justru membuatku terkejut.

"Apa yang kamu lakuin?"

"Tadikan bilangnya mager, jadi aku akan menggendongmu sampai ke kamar mandi."

Dia segera meletakkanku kedalam bathup yang sudah berisi air hangat tanpa perduli jika aku masih menggunakan pakaianku.

"Hun tidakkah kamu lihat kalau aku masih berpakaian?"

"Lalu? Mau ku bukakan juga?" Tanya nya sambil menyeringai.

PLETAK...!!!

Ku lihat dia meringis kesakitan karena ku pukul kepalanya tadi.

"Kok aku di pukul bee?"

"Makanya jangan asal ngomong."

"Lah aku kan bilang apa adanya saja, kan kamu tadi yang bilang masih berpakaian."

"Emang tapi aku ngerti dan tahu maksud dari seringaianmu itu. Sudah sana kamu pergi saja, aku mau mandi."

Saat aku ingin berdiri dari bathup, edward mencium pipiku dan langsung berlari keluar sebelum aku memukulnya lagi karena ulahnya barusan.

"Edward!!!"

Teriakku dari kamar mandinya dan dapat ku dengar suara tawanya yang berhasil mengerjaiku di luar sana.

"Anggap saja itu balasan karena tadi bee memukulku." Teriaknya dari luar.

Memang dasar cowok satu itu ada-ada saja kelakuannya. Sejak aku kuliah di jawa tingkahnya semakin absurd saja kalau bertemu denganku. Jangan-jangan dia kehabisan obat kali yah. Aku hanya bisa tertawa dengan pemikiran konyol seperti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Journey of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang