"Yoga?" gumamku. Dan tanpa kusadari Abiel menoleh saat aku menyebut nama itu.
"Katakan aku..."
"Kita akan segera pulang Christ..."kata Abiel yang tiba-tiba meraih handphoneku. Entah aku harus berterima kasih atau marah aku tidak tahu.
"Jhon...bisa lebih cepat??" tanya Abiel.
"Baik tuan..." sahut John.
Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Abiel. Dia terlihat marah dan kesal. Nada bicaranya terdengar mengerikan dan membuatku bergidik ngeri.
"Kau tahu...aku sangat mencintai pacarku..." gumam Abiel.
Aku menaikkan kedua alisku karena heran. Kurasa Abiel sedang bermasalah dengan pacarnya.
Alamak apa dia akan curhat? Well aku akan jadi pendengar yang baik yahhh meskipun jam terbangku soal cinta tidak terlalu tinggi tapi setidaknya aku sedikit mengerti. Bukankah pacarnya juga seorang wanita?
Wait!
Apa aku barusan meragukan bahwa pacarnya seorang wanita?
Lalu bagaimana jika pacarnya seorang laki-laki?
Oh, God!
Bukankah sekarang sedang musimnya pria-pria tampan menyukai pria tampan juga? Itulah kenapa stok pria tampan didunia ini berkurang karena wanita bersaing mendapatkan pria tampan dengan pria juga.
Tapi tidak mungkin!!
Aku menggelengkan kepalaku dan segera membuang pandanganku keluar jendela takut jika Abiel tahu apa yang aku fikirkan.
Aku kembali menatap Abiel yang terlihat murung dan aneh. Apa dia ada masalah?
"Kau bisa turunkan aku disini jika kau ada janji dengan pacarmu...aku bisa naik taxi dan..."
"Aku suka warna cat kukumu..." kata Abiel.
Aku melongo mendengar kata-katanya. Kurasa Abiel perlu teman bicara dan masalahnya dengan pacarnya sangat gawat sekali. Dia sepertinya sedang tidak fokus dengan apa yang kami bicarakan.
"Kau suka warna merah?" tanya Abiel yang tersenyum.
"Apa?" tanyaku bingung.
"Ahhh...iya..."sahutku menyadari pertanyaan Abiel masih seputar cat kuku karena dia masih menatap warna kukuku.
"Warna yang sama...malam itu kau juga menggunakan warna merah..." Abiel menarik nafas panjang dan tersenyum.
"Malam itu?? kapan??" tanyaku heran.
Seingatku saat pertama kali aku bertemu dengan Abiel beberapa minggu yang lalu aku tidak menggunakan cat kuku bahkan dia meledekku tentang dandananku.
"Malam itu..."
"Kita sudah sampai tuan Abiel..." potong John.
Abiel mengangguk dan mengajakku turun tanpa melanjutkan kata-katanya.
"Aku bisa naik sendiri...teri-..."
"Ayolah...aku selalu mengantar wanita sampai didepan pintu rumahnya.." kata Abiel.
Aku hanya mendesah dan diam tanpa protes. Banyak hal yang kurasa aneh disini. Saat memasuki lift Abiel diam dan seperti sedang memikirkan sesuatu. Kurasa dia sedang kawatir, beruntung sekali wanita yang jadi pacarnya. Well, Abiel adalah pria yang sangat tampan dengan postur tinggi dan atletis. Mata abu-abunya sangat menawan,kulitnya bersih terawat. Pokoknya kalau kau tahu Jonathan Rys mayer dia seperti itu. Aku adalah salah satu penggemar berat Jonathan.
Bunyi denting lift membuatku tersadar bahwa kami sudah sampai dilantai dimana apartemenku berada.
Aku menoleh kearahnya dan tersenyum berterima kasih. Aku menghadapnya namun tiba-tiba saat Abiel meraih pinggangku dan tubuhku merapat kearahnya aku sempat terkejut."Abiel..." pekikku kaget.
"Eh...Cinta..." gumam seseorang yang terkejut melihat kami berdua didalam lift.
Pasti yang melihat akan kaget karena perbuatan Abiel. Akupun sama terkejutnya saat Abiel tiba-tiba meraih pingganggangku dan merapatkan tubuhku kearahnya.
Dengan begitu cepat dan tanpa sempat menolak dia menciumku dengan lembut. Aku terkejut sekali dengan ciuman ini. Ciuman ini mengingatkanku akan seseorang, seseorang yang samar-samar aku ingat.
Ciuman ini seperti yang ada didalam mimpiku setiap malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love (by Yui)
ChickLitSemua orang pasti pernah jatuh cinta dan berharap jatuh cinta pada orang yang tepat yang bener-bener lo suka. Tapi kisah gue berbeda... Sebenarnya yang salah jatuh cinta siapa sih? Gue apa elo? Iya...elo...