Seperti biasa pagi ini aku bekerja di mini market yang berada di pinggir jalan persimpangan blok D15 Kota Tainan adalah kota tertua di Negaraku ini. Namaku adalah Laura Que-Nara Lee. Aku sudah berada di kota ini hampir 3 tahun, aku pendatang di sini. Seperti biasa, kesibukan pagi ini di penuhin oleh orang-orang pekerja,
Pagi ini aku seperti biasa membuka toko milik Kakek Gong Hya. Dia sekarang hanya tinggal bersama istrinya, mereka tidak memiliki anak. Mereka telah menganggap aku sebagai cucunya. Kakek Hya akan datang ke toko siang hari. Pagi hari tugasku disini bersama dengan Hairin Drue. Dia sudah ku anggap sebagai adik sendiri, dia baru lulus dari sekolah SMAnya, untuk menambah uang jajan adiknya dia harus bekerja bersamaku.
Inilah hidup, aku telah belajar walau baru 2 tahun ini. Sebenarnya aku adalah lulusan sarjana management bussnies, keluargaku teerbilang mampu bahkan lebih. Tapi kedua orang tuaku jahat, aku tahu dia akan menjodohkan aku dengan anak dari client papahku, oleh karena itu aku melarikan diri dari rumah dan pergi ke kota ini.
"Astaga Hairin, kau telah datang?" tanyaku yang terkejut karena ke datangannya di depan pintu.
"Aku sudah datang sejak 15 menit yang lalu kak, tapi kau sedang melamun. Aku panggil namamu kau tetap diam." Keluh Hairin.
"Maafkan aku Hairin." Balasku.
"Tidak apa. Oh ya kak, aku akan mengirim barang pesanan ke kantor sebereng." Ucap Hairin
"Bangunan yang baru itu? Apa itu akan menjadi sebuah kantor?" tanyaku
"Aku tidak tahu pasti, aku hanya tahu dari toko sebelah jika itu kantor jasa para arsitek." Balas Hairin.
"Ooh, barang yang mereka butuhkan?" tanyaku.
"Hanya beberapa paper, pulpen, minuman 3 kardus," balas Hairin
"Butuh bantuanku?" tanyaku
"Hairin akan selalu bisa Kak, aku sudah dewasa." Keluh Hairin.
"Hahaha baiklah, kau akan butuh trolly itu." Ucapku
"tentu saja kak, aku akan menyiapkan dulu kak." Ucap Hairin
"tentu, semangat Hairin." Balasku.
Aku langsung memeriksa beberapa barang, yang terlihat akan habis di rak dan memeriksa catatan gudang.
"KAK, AKU BERANGKATTT" teriak Hairin, aku hanya bisa tersenyum karena tingkahnya.
Terdengar suara pintu terbuka, menandakan pembeli. Aku kembali ke kasir.
"Selamat datang" ucapku pada seorang pria berambut ikal sebahu,
Pria itu hanya diam, ku lihat dia berkeringat dengan kemeja dan celana jeans belelnya serta helm savety, dia berjalan ke lemari pendingin memilih minuman terlihat dari kaca ujung ruangan dan CCTV pada layar depanku. Pria itu memang tampan dan memiliki badan atletis, tapi dia dingin sekali. Bekerja di kontruksi saja sombong sekali dengan pelayan sepertiku.
"Nona, kau tak mendengarku?" tanya pria itu.
"Ah, maafkan aku tuan, ada yang perlu ku bantu?" tanyaku sambil mendongkol dalam hati kenapa aku bisa melamaun pagi ini.
"Huft, kau pelayan yang tidak becus pada pelangganmu. Aku butuh minuman isotonic 1 pack." Keluhnya.
Sabar Laura.
"Baik tuan, saya akan mengambilnya ke gudang." Ucapku. Aaku berjalan ke pintu gudang.
"Tunggu, aku minta satu pack dingin semua." Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me In
RomanceSaat ini kami berdua sedang istirahat di ranjang kami dengan saling menatap. "Apa yang kau pikirkan louise?" tanyaku mengelus rahangnya yang kokoh. "Aku masih membayangkan jika Jessica berhasil.." aku langsung menyelanya. "Louise, lihat aku. Sekaran...