Pagi hari aku, aku terbangun dengan paksa karena mendengarkan keributan. Aku keluar dari kamar, terlihat Hairin dan Ibu sedang ketakutan.
"Ada apa bu?" tanyaku ikut panic
"Suamimu kak, datang kesini dengan emosi." Keluh Hairin.
Aku langsung keluar, ku lihat Yuka, Kakek dan Nenek serta Louise sedang berdebat.
"Kek, aku hanya menjemput istriku, dia tidak izin kepadaku kemarin." Keluh Louise dengan emosi.
"Aku sudah yakin kek, dia membuat masalah hingga kak Nara datang kesini." Kesal Yuka.
"Apa yang kau lakukan dengan cucuku hah?" kesal nenek.
"Sudahlah, jangan bertengkar." Ucap kakek dengan menahan Yuka dan nenek.
Mereka tidak sadar aku keluar, Hairin dan ibu juga keluar.
"Hairin, tolong bawa Yuka dan nenek masuk ke rumah. Aku tidak mau dia memikirkan aku." Lirihku.
"Ah, kau sudah bangun dari tidurmu Nara?" ketus Louise, aku hanya bisa membalas dengan senyuman sinis.
"Baiklah kek, orang yang ku cari sudah keluar, aku akan membawanya pulang." Ucap louise dengan tegas
"Selesaikan dengan baik-baik, jangan sampai dengan emosi, jika terjadi sesuatu dengan Nara. Aku akan mencarimu." Ucap kakek membuatku bergelidik.
Louise menarik tanganku.
"Ayo kita pulang que." Ucapnya dengan emosi.
"Tasku masih di dalam." Ucapku.
Dia menghela nafasnya dengan kasar.
"Cepat" balasnya dengan dingin.
Aku mengambil tas ke dalam.
"Kau yakin akan baik-baik saja pulang bersamanya nara?" tanya Ibu wen
"Yah bu, aku akan baik-baik saja. Jangan khawatir. Jaga nenek dan kakek bu, aku pamit." Ucapku padanya.
"Hati-hati nara" pesannya, aku hanya membalas dengan senyuman.
Aku dan louise masuk ke dalam mobil, ternyata dia membawa mobil sportnya dengan kecepatan tinggi. Kami masih diam tanpa ada kata yang keluar.
"Kau puas que?" tanyanya sambil menatap jalanan.
"Puas apa?" balasku
Dia menepikan dan memberehentikan mobilnya.
"KAU TAHU SEKARANG KITA DI BUANG KE INDONESIA OLEH KAKEK, KAU PUAS SEKARANG HAH?" bentaknya.
"Apa? Bali?" ucapku tak percaya dengan ucapnya.
"YAH, KARENA KAU AKU HARUS MENINGGALKAN PERUSAHAAN KU YANG AKU BANGUN SENDIRI." Bentaknya lagi.
"Oh ya? Kau memiliki mulut untuk bisa menolaknya. Ku kira bukan itu akibatnya kau bisa dibuang ke bali meninggalkan perusahaanmu tapi KAU MENINGGALKAN WANITA ITU." Ucapku dengan tajam dengan air mataku keluar.
"KAU MENGELUARKAN SENJATAMU, INI SEMUA KESALAHANMU" bentaknya lagi.
"BODOH, INI SEMUA KESALAHANMU YANG BODOH MEETING PAGI BUTA DAN SEMUA TAHU TIDAK ADA YANG MEETING DENGAN WAKTU SIALAN ITU." Balasku dengan emosi.
"KAU YANG MEMBERI TAHU INI SEMUA KAN.?" Tanya dengan emosi.
"Kau menuduhku? ASAL KAU TAHU, TIDAK HANYA AKU YANG MELIHATMU BERSAMA WANITAMU ITU BANYAK MATA-MATA DARI KAKEKMU." Emosiku langsung keluar dari mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me In
RomanceSaat ini kami berdua sedang istirahat di ranjang kami dengan saling menatap. "Apa yang kau pikirkan louise?" tanyaku mengelus rahangnya yang kokoh. "Aku masih membayangkan jika Jessica berhasil.." aku langsung menyelanya. "Louise, lihat aku. Sekaran...