Part - 11

5.6K 257 1
                                    

Tok Tok Tok

Ketukan pintu terdengar, aku membuka mataku, kulihat kepala Louise sudah di bersandar di leherku.

"Siapa?" jawabku

"Saya nyonya, Orang tua Mr. Han ada sudah menunggu di meja makan." Ucap Mrs. Asen.

"terima kasih Mrs. Asen, aku akan keluar." Jawabku.

Aku menyingkirkan tangan louise dari perutku.

"Argghh, biarkan seperti ini que-nara." Gumamnya, tumben sekali dia bisa manja.

"Diluar sudah ada mommy dan daddy." Lirihku.

"Biarkan saja, kau juga baru tidur." Ucapnya masih terpejam.

"Honey, mommy kesini mau menanyakanmu ingin bulan madu atau tidak?" tanya mommy di balik pintu.

"TIDAK, MOMMY PULANG SAJA, MENGGANGGU KAMI TIDUR." Teriak Louise dengan kesal tetapi matanya masih tertutup, aku hanya bisa menggelengkan kepala..

"Baiklah, buatkan kami cucu yang banyak boy." Ucap daddy. Membuatku malu.

"YA DAD." Balasnya.

Terdengar mommy dan daddy tertawa di balik pintu.

"Ya sudah kami pulang ya." Ucap mommy.

"Ya, mom dad hati-hati dijalan." Balasku.

"Tutup mulutmu que-nara." Louise menarik tubuhku kembali ke ranjang.

"Arrgghh" teriakku.

"Pelan-pelan boy. Kami pulang." Ucap daddy.

"Ku kira mereka sudah pulang, mereka membuatku terganggu." Keluh louise yang membuka matanya.

"Kau tidur saja kembali lou, aku akan membuat sarapan." Ucapku.

"Aku tidak bisa tidur kembali, kecuali ada yang membuatku lelah." Ucapnya

"Apa maksudmu?" tanyaku.

"Bagaimana dengan kita program baby?" tanyanya.

"Maksudmu kita membuat anak? Sekarang?" tanyaku

Dia hanya mengangguk.

"Aku belum siap, berikan aku waktu. Aku tidak mau kau mengambil anakku dan menikah dengan wanita itu." Lirihku.

"Tidak mungkin que, kau ibunya. Aku tidak bisa menjauhkanmu pada anak kita nanti." Ucapnya.

"Aku tidak percaya, jika aku hamil. Aku akan meminta cerai padamu." Tegasku, dia langsung menatap tajam ke arahku.

"Tidak ada perceraian que, jangan pernah sekali membawa anakku nanti dan meminta yang macam-macam untuk bercerai." Ucapnya dengan tajam.

"Lalu kenapa kau tidak menikah dan memiliki anak dengannya?" tanyaku dengan kesal.

"DIA TIDAK BISA HAMIL KARENAKU" teriaknya padaku.

Aku hanya bisa diam memandanginya. Lalu dia keluar dari kamar ini.

Apa kesalahannya yang membuatnya Jessica tidak bisa hamil. Apa yang harus aku lakukan, meminta maaf padanya? Itu harus.

Aku keluar dari kamar dan ku hampiri dirinya yang sedang duduk di meja makan sedang sarapan. Aku duduk di sampingnya.

"Kau ingin meminta maaf? Tidak pelu, Sudahlah sarapan saja." Ucapnya.

"Aku tidak tahu siapa yang salah, aku juga wajib memninta maaf kepadamu lou, " jawabku.

Let Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang