Part - 17

5.7K 253 2
                                    

Pagi-pagi buta aku dibangunkan oleh Kakak priaku.

"Que, cepat sedikit. Aku tidak bisa membelikan tiket untuk kalian, jika kau terlambat dan aku membelikan tiket untuk kalian, kakek akan memutuskan kerja sama proyek besarku." Keluh Kak Welsh.

"Hoaamm,, Jadi kau lebih memilih uang di dunia ini welsh." Kesalku dari bangun tidur sambil merentangkan tanganku.

"Bukan begitu que, kau tidak akan..." ucapnnya terputus karena aku langsung menyelanya.

"Sudahlah, aku tidak mau mendengarnya, terima kasih telah menyiapkan rumah untuk kami." Ucapku.

"Aku menyiapkan rumah itu untukmu tidak untuk suami yang brengsek itu." Ketus kak welsh.

"Kak.." lirihku untuk menjelaskan sebenarnya padannya.

"Sudahlah boardingpast sana, hati-hati. Dan kau Louise, jika adikku luka sedikit saja. Aku akan mencarimu, ingat itu." Ucap kak welsh dengan nada ancaman.

"Aku akan menjaga tidak akan ada luka fisik pada adik kesayanganmu kakak ipar." Balas Louise dengan santai.

"Tidak hanya fisik yang kau jaga tapi hati batin adikku, jika kau menyakitinya, mati kau louise." Ancam kakakku.

"Huft" aku hanya bisa menghela nafas sambil meninggalkan mereka menyeret koperku.

Di dalam pesawat aku mencari tempat duduk ekonomi ternyata kami mendapatkan tempat duduk di samping jendela.

"Ah itu lou, tempat duduk kita." Ucapku padanya, dia tersenyum.

"Pasang sabukmu que," aku membalas dengan anggukan.

Tak lama pesawat kami take off, aku mencari posisi nyaman sampil memandang keluar jendela menatap awan putih.

"Kau menyukai pemandangan diluar?" tanya louise yang mengganggu kenikmatan penglihatanku.

"yach" balasku dengan lirih sambil melihatnya.

"Kau sakit?" tanyanya lagi yang sibuk dengan surat kabar kertas yang sedang dibacanya.

"Tidak" balasku dengan singkat.

"Istirahatlah, ini hanya memakan waktu beberapa jam." Ucapnya dengan santai.

Aku memejamkan mataku selama perjalanan agar aku tidak bosan. Baru memejamkan mata sebentar diganggu suara wanita mengenal louise.

"Mr. Han,?" ucap seseorang

"Oh, Ms. Diana." Ucap Louise sambil berjabat tangan.

"Anda sedang apa? Dan mengapa memesan kelas ekonomi, kelas 1 masih banyak yang kosong Mr. Han." Ucap wanita itu.

"Hmm, aku hanya ingin mencoba kelas ekonomi saja." Balas Louise, aku hanya bisa diam saja.

"Baiklah, aku bisa menyiapkan bangku untuk anda jika anda berubah pikiran, tenang saja" ucapnya dengan manis.

"Terima kasih, akan aku pikirkan kembali" balas Louise.

"Oh Mr. Han siapa wanita disamping anda?"tanyanya

"Ya kenalkan dia istriku, kami akan ke Indonesia menetap disana." Ucap Louise,

"Hay, Mrs. Han. Saya Diana. Senang bertemu dengan anda." Ucapnya sambil menjabat tanganku.

"Saya Quenara, senang bertemu dengan anda juga Ms. Diana." Balasku.

"Kalian bisa ke kelas depan jika kalian bisa berubah pikiran." Ucapnya

"Tidak, terima kasih." Ucapku, Louise langsung menatapku dengan tajam.

"Baiklah, aku harus kembali ke tempat dudukku, permisi." Ucapnya

Let Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang