Aku mencium wangi parfum dari tubuh seseorang tapi harum maskulin, aku tidak memiliki parfum ini, lalu siapa yang ada di kamarku.
Aku langsung membuka mataku, dan bangun dalam posisi duduk menatap keseluruh penjuru sudut kamarku. Tidak ada orang lalu siapa yang memakai parfum ini.
"Kau mencari siapa?" tanya seseorang pria, aku terkejut ada pria di kamarku. Ku lihat ternyata Louise tidur di ranjangku.
"Kau tidur disini dari semalam?" Lirihku.
"Yah, kau terlalu lelap dalam tidurmu Nara. Dan kau tahu aku suka dengan kamar ini." ucapnya merasa tidak bersalah.
"Astaga, jadi kau tidur disini tanpa seizinku?" aku langsung memukulnya.
"Ah, Nara stop. Kenapa aku harus minta izin. Rumah ini milik mertuaku." Ucapnya mengingatkan jika aku hanya anak angkat. Aku langsung berhenti memukulnya.
"Nara, aku hanya bercanda." Ucapnya.
"Yah, aku tahu." Lirihku sambil meninggalkannya.
Aku langsung mengambil handuk dan beberapa pakaian masuk ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi, dan berpakaian aku langsung keluar dari kamar mandi ternyata dia sudah tidak ada. Aku keluar dari kamarku, turun ke lantai bawah, ternyata sudah ramai keluargaku dan keluarga Louise.
"Hay honey, lihat undangan kalian sudah di kirim tidak banyak sih." Ucap mommy.
"Tak masalah, terima kasih mom." Ucapku sambil tersenyum.
"Que, apa ada masalah?" tanya Kak angel. Aku hanya menggeleng kepala.
"Wajahmu pucat, kau sarapan dulu saja que." Ucap mamah.
"Nanti saja mah. Apa yang harus ku bantu mah?" balasku.
Ku lihat semua para wanita disini sibuk dengan kegiatan, membuatku bosan.
"Tidak perlu, kau akan menjadi ratu nanti, istirahat sajalah." Ucap mamah.
"Iya istirahatlah." Ucap mommy.
"Apa ada masalah sayang?" tanya daddy yang tiba-tiba datang.
"Bruce, Que terlihat pucat, kami menyuruhnya untuk istirahat saja." Ucap mommy.
"Kau tak apa-apa baby? Sayang sekali semua anak laki-lakiku masih sibuk dengan pekerjannya." Ucap daddy.
"Astaga, sudah mau menikah masih sibuk saja." Keluh mommy.
"Aku baik-baik saja dad." Balasku.
Daddy membantu mommy dan kak angel untuk persiapan. Ku lihat kakakku sedang bercerita kepada anak lelakinya. Aku menghampirinya.
"Seperti itulah Ken, seorang pria tidak boleh menangis lagi. Kau harus kuat." Ucap kakakku kepada anaknya, dia menoleh ke arahku.
"Laura, Ada apa?" tanyanya.
"Aunt sakit?" tanya keponakanku.
"Tidak boy, aku baik saja." Balasku pada mereka.
"Apa semalam kau berhasil membuat adik untuk ken Kan?" tanyaku memancing Ken.
"Daddy, apa ken punya adik?" tanya ken. Aku hanya tersenyum.
"Entahlah, berdoa saha ken. Agar ken bisa di kasih adik manis." Ucap ayahnya.
"Ken, yeri datang kesini mengajak bermain sayang." Ucap kak angel di depan pintu.
"Yess, yeri datang. Aku akan mengajaknya bermain di kamar saja. Nenek sedang sibuk aku tidak boleh bermain di luar." Keluh ken tetapi dia senang karena ada temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me In
RomanceSaat ini kami berdua sedang istirahat di ranjang kami dengan saling menatap. "Apa yang kau pikirkan louise?" tanyaku mengelus rahangnya yang kokoh. "Aku masih membayangkan jika Jessica berhasil.." aku langsung menyelanya. "Louise, lihat aku. Sekaran...