#TUJUH BELAS

11.1K 393 2
                                        

Hay... ketemu lagi. Maaf kalo kemarin banyak bgt motif masuk. Itu karena ini story lagi gua rapihin dan ada yg gua tambahin yg kurang dan kurangin yg kelebihan .

Oke. Lansung aja. Ini part SPECIAL POV DIMAS gua munculin yang gk ada di story lama.
Ya walaupun jujur gua gk terlalu paham pemikiran dari sudut pandang laki-laki. Tapi ya gua sedang belajar dari membaca story author lain dan observasi langsung ke temen-temen gua hahaha...

So, Selamat Membaca 😉

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Nindy Andriana. Nama itu selalu berputar dalam otak ku setelah aku mengetahui namanya. Hanya dua kata. Tapi entah mengapa nama itu selalu muncul di dalam otak ku.

Nindy Andriana. Seorang perempuan bertubuh sedikit lebih berisi dibandingkan perempuan lainnya. Lesung pipi nya yang hanya sebelah. Warna matanya yang coklat gelap. Warna kulit sawo matang, seperti warna perempuan Indonesia kebanyakan.

Nindy Andriana. Seorang perempuan yang baru saja beranajak dewasa. Aku ingat betul saat pertama kali aku bertemu dengannya. Melihat wajah panik dan frustasi nya yang sedang berada di atas pohon saat tawuran terjadi.

Jangan befikiran negatif dulu dengan ku karena aku ada di tengah-tengah tawuran remaja nakal. Aku di sana sebenarnya hanya untuk menarik paksa adik ku Adi yang sedang ikutan tawuran dengan teman-teman.

Entah setan apa yang merasuki dirinya sehinga dia mau saja di ajak oleh temannya untuk ikut tawuran. Dan pada saat aku sampai di tempat kejadian, pandangan ku langsung tertuju pada makhluk yang berada di atas pohon dengan masih lengkap menggunakan seragam sekolahnya. Entah apa yang bisa membuat nya berada di situ.

Aku bisa melihat dengan jelas dari tempatku berdiri saat dia dengan keadaan panik lalu menyaksikan pertaruang dua anak muda yang sedang memainkan dua senjata tajam. Dan tak lama salah satu dari anak muda itu pun kalah dengan celurit yang masih menyangkut du lehernya. Sementara lawannya tadi langsung lari menjauh.

Aku masih mengamati dia yang masih dalam keadaan panik dan frustasi nya di atas pohon. Aku melihat dia sedang menelepon seseorang. Entah menelepon siapa. Yang pasti dari ekspresi mukanya dia nampak memelas dan ketakutan.

Jujur aku merasa kasihan dengannya. Lalu aku putus kan untuk membantunya turun dari atas pohon. Awalnya dia sempat lilnglung dan bingung tapi, pada akhirnya dia menuruti perintahku untuk turun dari pohon. Mata kami sempat saling menatap saat aku menangkap nya saat dia turun.

Mata indah nya yang bening menghipnotis ku sejenak. Namun sayang belum lama aku menikmati panorama indah ini, aku mendengar sirine polisi berkumandang. Karena aku tak mau mencari masalah. Aku langsung menjauh darinya dan berlari menjauh dari tempat kejadian.

Pertemuan kedua ku dengan Nindy itu terjadi saat aku sedang menyelawat sekalian membujuk adikku pulang yang sedang berkabung dengan meninggal nya temannya yang mengajak dia untuk tawuran itu.

Ku akui usaha ku sedikit berhasil untuk membujuk nya pulang karena selama beberapa hari ini dia tidak pulang. Katanya demi solidaritas. Oke aku mengerti soal solidaritas itu. Setelah selesai membujuk nya dan beranjak untuk pulang, aku sempat berpapasan dengan gadis yang mempunyai sepasang mata yang indah dengan masih menggunakan seragam sekolahnya dan tak bisa kulupakan itu. Hanya beberapa detik saja. Ku lihat dia datang bersama polisi muda yang menggenggam tangan ya erat.

Jujur walaupun aku sedikit ada perasaan kecewa saat dia berada di gengaman seorang pria tapi, aku bisa apa? Kenal saja tidak.

Pertemuan ke tiga. Saat itu aku menolongnya yang sedang di kejar pencopet/ perampok atau semacam nya itu lah. Aku tak tahu. Tak habis pikirku melihatnya di malam hari begini yang masih menggunakan seragam sekolahnya walaupun sudah di tutupi oleh jaket berkeliaran sendirian. Apa yang ada di pikiran nya sih sebenarnya?

MARRIAGE WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang