Aku menarik nafas berat. Tangan ku berkeringat. Kakiku juga lemas. Jujur saat ini aku benar-benar gugup.
Aku baru saja sampai di rumah Dimas.
"Ndy, are you oke?" Dimas bertanya kepadaku cemas dan menggenggam tanganku erat.
"Im fine. But, im so nervous" Aku menatap Dimas dan mempererat genggamanku.
"Tenang aja. Mommy orangnya baik kok. Lagian juga ada gw di samping lu" Dimas tersenyum manis mencoba menenagkan ku.
Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Lalu Dimas mengajakku masuk.
"Morning,mom" Sapa Dimas kepada ibunya saat sampi di ruang tamu . Terlihat senyum indah dari ibunya Dimas ini. Dia sudah tua. Tapi dia masih cantik. Dan dari raut wajahnya dia bukan orang Indonesia.
Akh, aku lupa. Dimas bilangkan dia lahir di Munich. Mungkin saja ibunya memang orang sana.
"Morning, sayang. Akh, pasti ini princess yang kamu ceritain" Ibunya dimas melihatku lalu tersenyum. Aku balas dengan senyuman paling manis yang aku punya. Ya, walau aku masih dalam ke adaan masih nervous.
"Ayo, kita langsung breakfast saja. Daddy, kakakmu, suaminya, dan keponakanmu sudah menunggu. " Ibunya Dimas mengajak kami langsung. Berjalan meninggalkan kami menuju ruang makan.
Dimas melirikku sebentar. "Ayo, udah di tungguin" ajak Dimas menariku. Berjalan ke ruang makan.
Setelah sampai di ruang makan terdapat Ibunya Dimas di sebelah kanan ayahnya Dimas, wanita yang kayanya itu kakaknya Dimas disampingnya ada anak kecil lalu di sampingnya lagi ada pria, yang kemungkinan besar itu suami dari kakaknya Dimas.
Aku duduk di samping Dimas yang disampinya ada ibunya Dimas. Aku tersenyum kepada kakaknya Dimas. Di tak balas senyum padaku. Dia malah menatapku dengan tatapan yang aneh. Sepertinya dia tidak menyukaiku. Pikirku. Aku hanya tertunduk.
"Ekh, udah pada ngumpul. Sorry telat" suara itu membuat semua yang berada di ruang makan menoleh. Aku juga ikut menoleh.
Mukanya tak asing bagiku.
" Pasti lu baru bangun" Dimas menuduh orang itu. Sementara dia hanya cengengesan.
Aku berfikir sejenak.
"Adi??" Tanyaku memastikan.
"Nindy? Lah lu ngapin disini?" Tanya nya balik.
Benar ternyata dugaanku. Itu Adi. Temanku di sekolah.
Dia melangkah ke arah bangku yang kosong. Sebelah kanan ku yang berseberangan dengan Daddy nya Dimas.
"Lah, kalian saling kenal?" Tanya Dimas penasaran. Melirik ke arah ku dan adi secara bergantian.
"Ya iyalah kenal. Orang gw sama Nindy temen sekelas waktu SMA." Aku mengangguk membenarkan.
"Kok lu ngga pernah cerita sama gw,ndy?" Tanya Dimas menyelidik.
"hah?" Tanyaku bingung. Ceritain ke Dimas? Ini aja aku baru tau adi ternyata adeknya dimas. "Gw aja baru tau si Adi adek lu. Gimana mau cerita?"
"lah? Bukanya gw udah pernah cerita sama lu kalo gw punya adek namanya Adipati Nugroho? Emang lu ngga tau nama lengkapnya Adi?" Otomatis aku menepuk jidat. Oh god. Lupa. Sumpah ngga kepikiran sama sekali. Kalo adipati nugroho itu adi.
Aku hanya menyengir. "Lupa" jawabku singkat.
"Kebiasaan banget lu,ndy. Penyakit lupa lu ngga ilang-ilang. Ampe nama orang ganteng kaya gw aja lu lupa" Adi mengeleng-gelengkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE WITH YOU
Teen FictionBaru pertama kali ini Nindy Andriana bertemu dengan seseorang yang selalu memenuhi pikirannya. Seseorang yang belum pernah ia,kenal. Tiba-tiba memintanya untuk menikah. Dimas Nugroho, laki-laki itu seketika membuat dunia Nindy berubah.