#EMPAT BELAS

10.5K 448 2
                                        


hay..... hay... hay....
ketemu lagi hihihihi
Oke sekarang kita masuk ke #empat belas

Cerita masih sama. Dan mungkin makin absurt. Dan mohon di mengerti juga kareba banyak typo dimana-mana. Mohon maklum ya karena ini di tulis lewat andro bukan laptop hehehe

oke gw ngga mau banyak cingcong.

HAPPY READING ^^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku masih tak percaya dengan apa yang ku lihat tadi. Dimas. Ngapain dia disini? Dia memakai baju setelan seperti baju chef.

Karena aku penasaran. Aku bertanya pada Andi. Ngga mungkin kan dia ngga kenal. Orang Dimas make baju kitchen.

Dan jawaban Andi pun makin aku tidak percaya lagi. "oh itu. Dia itu chef Dimas. Head chef disini. Kenapa emang?"

Jawaban Andi masih teriang-iang di kupingku. Dimas. Dia seorang head chef.

Sekarang ini aku berada di salah satu ruangan di hotel tempat Andi berkerja. Di salah satu ballroom. Disini ada banyak orang. Dengan membawa keluarganya masing-masing. Tapi si Andi malah membawaku.

Dari tadi orang-orang bertanya kepada kami. dia pacar lu,ndi?

Halah,, jangan kan pacaran. Kami ini berteman aja berantem melulu. Ini aku mau dateng karena kasihan dan ngga mau denger rengekan si Andi aja.

Saat aku ingin mengambil cannape, fokusku berubah. Aku melihat Dimas yang sedang di gromboli wanita-wanita cantik. Memang tak aku pungkiri Dimas memakai baju kitchen itu terlihat lebih gagah, berwibawa, tampan. Pasti sangat tampan.

Aish,, kenapa rasanya sesak ya di sini? Panas rasanya.

"Ndi, di sini ada kaya rooftop garden gitu ngga? Gw di sini nafas gw sesek, panas" tanya ku kepada Andi yang ada di sebelahku.

Jangan tanya kenapa aku bernya tentang rooftop garden. Karena aku tahu ini adalah hotel besar dan paling ngga punya rooftop garden dong. Kan lumayan buat penyegaran hati. Eh?

"ada. Dilantai 32. tapi itu buat karyawan doang. Kenapa, ndy?" Terlihat ada kecemasan di wajah Andi.

"Akh, engga kenapa-napa gw cuma mao ngirup udara aja. Sesek sumpah"

"ya udah gw anter sini" tawar Andi. Tapi aku menolaknya.

"ngga usah. Gw sendiri aja. Lagian kan ini acara lu. Masa lu tinggalin"

"bener lu mao sendiri aja?"

"iya lah. Emang gw bocah" aku tersenyum kepada Andi untuk meyakinkannya.

"Ya udah ini kuncinya. Hati-hati lu. Kalo ada apa-apa telepon gw. Okey" andi memberiku kunci. Bentuknya seperti atm card.
"oke. Siiap bos" aku berlalu ke luar ruangan.

"ndy, pake lift karyawan ya" ku tak menjawab hanya menganggukan kepala.

Aku masuk lift karyawan dan memencet tombol lantai 32.

ting..

aku sampai. Aku mencari pintu di sana. Lalu aku gesekan kuncinya. Terbuka.

Waw pemandangan disini keren banget. Melihat kota Jakarta pada malam hari.

Benar kata Andi. Disini hanya khusus untuk karyawan. Tempat ini tidak begitu luas. hanya ada beberapa tanaman dan bangku kayu.

Aku meraih ponselku dan memplay lagu infinite-back.

Udah galau makin galau. Akh bodo lah.

Aku menghirup udara malam. Disini terasa sejuk. Aku memikirkan apa yang terjadi.

MARRIAGE WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang