Rumah Sakit dan Anonymous

86 5 4
                                    

Aku menyesap susu panas buatan Oka-san, pagi ini cuaca sangat panas. Ya tentu saja, ini kan sudah mulai memasuki musim panas.

"Oka-san, aku berangkat yaa"

Aku memakai sepatuku dengan tergesa-gesa--menyadari kalau waktu masuk tinggal 15 menit lagi

Aku berlari sepanjang jalan, kalau aku tidak melakukannya, aku bisa dihukum karena keterlambatanku

Bruk!

Aku menoleh ke samping, terlihat seorang wanita seumuran dengan Oka-san. Dia terjatuh, tanpa berpikir panjang aku segera membantunya

"Saya bantu ya, Oba-chan"

"Ah, arigatou. Demo, sepertinya kaki Oba-chan terkilir" Sahutnya sambil memegang kaki sebelah kanan

"Oba-chan tinggal dimana? Mungkin aku bisa mengantar Oba-chan" Tawarku

"Tidak usah, Oba-chan naik taksi saja"

"Kalau begitu, saya permisi dulu"
Aku membungkukkan badanku, lalu segera pergi dari sana. Sepertinya, aku melewatkan jam pelajaran pertama?

Ya, benar. Aku dihukum berdiri di luar kelas, sampai pelajaran kedua selesai--setelah itu makan siang. Lumayan, tapi tidak masalah, aku bisa mendengarkan lagu sambil melihat-lihat keluar sekolah

Srk!

Pintu kelas terbuka, awalnya aku mengira itu Karma-sensei yang mau berbaik hati dan membiarkanku masuk.

Sial, itu Kai

Dia berdiri di ambang pintu, lalu dia berdiri di sampingku tanpa berbicara sepatah katapun. Aku juga tidak berharap dia mengajakku berbicara, dia hanya akan menyakitiku saja.

"Ashihara"

Tiba-tiba Kai menyentuh pundakku, aku menatapnya tapi tidak membalas perkataannya tadi, aku diam

"Kau marah padaku ya?"

Aku menggeleng, namun tetap diam

"Kalau begitu, jawab dong! Jangan diam saja" Tangannya menarik earphone-ku, sehingga terlepas

"Kau menyuruhku untuk menjaga omonganku"

Perkataanku membuatnya terdiam,lalu dia menggaruk kepalanya

"Gomenasai, kemarin aku benar-benar emosi. Aku tidak bermaksud untuk bicara seperti itu,aku-" Aku menyela

"Iya, aku tahu"

"B-baiklah"

Sial, aku tidak bisa melihatnya,mengemis-ngemis maaf kepadaku.

。。。。

Istirahat makan siang tiba, aku merenggangkan otot-otot kakiku yang pegal akibat berdiri terlalu lama

"Hey, tumben kau datang telat"

Kousuke menghampiriku, aku hanya tersenyum. Kami makan siang di meja yang terpisah dari Kai dan Shuuko. Hm, sepertinya Shuuko masih marah padaku

Selesai makan siang, aku pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan. Saat ingin keluar dari kamar mandi, segerombolan yang pernah menganggu Shuuko datang. Mereka langsung memojokkanku ke sudut kamar mandi

"Aku sudah memperingatkanmu"

Perempuan berambut merah--Kaori, menarik kerah bajuku. Perkataannya membuatku mengingat sebuah e-mail yang waktu itu dikirimkan kepadaku

"Aku tidak membuat kesalahan"

Aku melepas cengkramannya dari kerah bajuku

"Jangan belaga tidak tahu deh!" Salah seorang dari mereka mendorongku bahuku dengan keras

"Kau berpacaran dengan Kai kan?!"

Suara Kaori menggelegar di dalam kamar mandi, matanya menatapku dengan tajam, seolah-olah aku adalah seorang penjahat yang telah menjadi buronan selama bertahun-tahun.
"Kau tidak bisa menyangkalnya lagi. Aku sering melihatmu dekat-dekat dengannya, menjijikan!"

Aku tidak mendengar kata-katanya dengan baik, seluruh pikiranku terpusat pada Kai dan Shuuko. Mereka belum ketahuan pacaran. Dan..mungkin, jangan sampai ketahuan.

"Ya. Aku berpacaran dengan Kai, apa itu menganggumu?"

Wajah Kaori langsung memerah, dia mendorongku hingga terjatuh ke sudut kamar mandi. Tomodachi-nya yang lain juga melakukan hal yang sama terhadapku.

Kesadaranku masih sepenuhnya utuh, namun aku tidak bisa berbuat apa-apa. Setidaknya, bukan Shuuko yang merasakannya.

"Dengar ya, aku bisa melakukannya lebih dari ini!"

Untuk terakhir kalinya, Kaori menendang perut-ku cukup keras. Semua badanku memar.

Aku butuh 5 menit untuk bisa bangkit dan merapihkan seragamku yang berantakan. Ya ampun, mereka benar-benar macan yang lepas dari kandanganya

Aku berjalan se-normal mungkin saat menuju kelas. Ketika memasuki kelas, aku melihat Shuuko dan Kousuke sedang mengobrol--terlihat santai. Bukan aku yang habis bergulat dengan 6 ekor macan lepas

"Eh hai, ashihara!"

Kousuke menyapaku saat aku melewatinya

"Hai Himari-chan!"

Shuuko ikut menyapaku, sepertinya dia sudah tidak marah lagi padaku?

Aku tersenyum saat mereka menyapaku, seluruh tubuh-ku sakit, bagaimana mungkin aku membalas sapaan mereka seperti biasa? Itu hanya menambah penderitaan

"Kau tidak terlihat baik?"

Kousuke menyentuh pundak-ku yang langsung membuatku mengaduh kesakitan

"Hey, apa yang terjadi?!"

"Aku hanya terjatuh"

"Jujur, apa yang terjadi padamu?"

"Watanabe tidak perlu mengkhawatirkanku!"

"Demo, aku khawatir padamu Ashihara, ayo ikut ke ruang kesehatan!"

Aku dibawanya menuju ruang kesehatan, sampai disana aku langsung diperiksa oleh Miyazaki-sensei

"Sebenarnya, kau tidak jatuh kan?"

Aku hanya diam menunduk. Miyazaki-sensei menghela napas, dia pun berjalan keluar ruangan dan berbicara kepada Kousuke.

"Tanyakan kepadanya"

Aku semakin menunduk saat Miyazaki-sensei mengatakan hal itu dan menyuruh Kousuke untuk masuk--melihat kondisiku

"Apa yang terjadi?"

Begitu pertanyaan meluncur dari mulut-nya, mulutku mendadak kaku. Apa aku harus jujur padanya?

..........
Gomenasai = Maaf

...........

Hai! Makasih ya buat kalian yang udah mau baca cerita ini, terus vote sm komentar-nya juga boleh, terus ikutin ceritanya yaaa 😁😁😁❤❤

The Truth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang