Chapter 1

12.5K 1.4K 151
                                    

Langit menggelap.

Jalanan sepi.

Udara menusuk sampai ketulang-tulang.

Taehyung bergeming di pinggiran peron. Matanya terpejam. Bibirnya bergetar. Antara menangis dan kedinginan, mengingat hanya kaos putih polos yang dikenakannya dan tanpa pelapis apapun. Satu jam yang lalu ia melakukan panggilan dengan seseorang dan tiba-tiba wajahnya berubah menjadi murung.

Suara pemberitahuan bahwa kereta tujuan Ilsan yang akan segera datang membuat kepanikan diantara para calon penumpang kereta yang berada tidak jauh dari tempat Taehyung berdiri.

Berkali-kali orang yang berada di sekitar stasiun memperingati Taehyung bahwa kereta akan segera tiba dan paling tidak ia  harus mengambil selangkah mundur dari tempatnya berdiri atau sesuatu yang buruk terjadi padanya. Tetapi yang diberi peringatan tidak memberi respon apapun.

Suasana yang semula sepi mendadak menjadi ramai karena perbuatan yang dilakukan Taehyung. Beberapa orang berbisik iba, memaki bahkan mengutuk perbuatan Taehyung.

"Tampan, tapi sayang otaknya dangkal."

"Pasti dia mabuk."

"Apa kau tidak waras? Heoh. Kalau kau tidak mundur dari tempatmu berdiri, kupastikan bahkan neraka tidak akan menerimamu."

"Apa dia sedang menunggu pesakitannya."

"Oh, pasti dia sedang patah hati."

"Pacarnya baru saja memutuskannya."

"Hey, anak muda kalau kau bosan hidup bukan begitu caranya," kata seorang wanita tua diantara kerumunan keramaian.

"Sepertinya menyenangkan," kata seorang gadis yang tiba-tiba sudah berdiri di sebelah Taehyung.

Oh, tidak. Suasana stasiun semakin ramai saja. Sekarang ada dua anak manusia yang berdiri di pinggiran peron disaat sebentar lagi kereta akan datang.

"Bagaimana kalau kita." Gadis itu memperagakan gerakan melompat ke bawah. "Bersama?"

Taehyung melirik ke arah gadis di sebelahnya acuh.

"Kau tahu aku baru saja diusir dari tempat tinggalku hanya karena aku telat membayar sewa." Gadis itu menghela nafas berat. "Padahal sudah kubilang kalau minggu depan akan segera ku lunasi."

"Memang aku peduli."

Taehyung kembali fokus dengan kegiatab awalnya. Ia menutup matanya rapat-rapat.

"Apa kau membawa tanda pengenal? Aku sih membawanya." Gadis itu mengacungkan tas selempangnya. "Bagaimana kalau tubuhmu, ehm, terseret kereta? Kau rela mayatmu tidak dikenali dan akhirnya mayatmu terlantar? Oke, aku tidak bisa membayangkannya," tambahnya, ia mengeleng-gelengkan kepala.

"Oh, tidak, kereta sudah datang," teriak orang-orang yang berada di stasiun.

Heol. Baiklah, pikir gadis itu.

Gadis itu menerjang tubuh Taehyung ke belakang, tepat sebelum kereta melintas dan mereka tersungkur diantara kerumunan orang-orang dengan posisinya yang berada di bawah tubuh Taehyung, kepalanya membentur peron cukup keras, kepalanya berdenyut amat sangat. Ia meringis, rasanya kepalanya seperti akan pecah.

"Minggir." Dengan sisa-sisa kekuatannya gadis itu mencoba mendorong tubuh Taehyung yang berada di atasnya. Tetapi Taehyung tidak mengindahkan permintaannya.

"Biarkan seperti ini." Taehyung menenggelamkan kepalanya diantara leher gadis yang berada di bawahnya dengan kedua tangan kekarnya dikedua sisi kepala gadis itu sebagai tumpuan.

[AKAN DIREVISI] SOMEBODY TO LEAN ON • KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang