Sedikit saja boleh?

5.6K 436 39
                                    

Seniman itu akan lebih bangga ketika ia dikenal dan dikagumi karena hasil seninya yang memang berkualitas, bukan, bukan karena tentang siapa dia, bukan karena rupanya yang rupawan atau karena hatinya yang dermawan. Itu nilai tambahan lainnya.

Leonardo DiCaprio misalnya, siapa yang tidak kenal orang ini, aktingnya patut diacungi jempol. Tapi di Titanic ia dikagumi karena ketampanannya. Sungguh padahal aktingnya juga menawan.

Ada satu tokoh, dia seorang penulis yang bahkan warna matanya seperti apa aku tidak tahu, tapi aku mengagumi tulisannya yang mampu membuat perasaan terkoyak-koyak ketika membacanya. Dia penulis terkenal, bukunya sudah sering menjadi best seller, dicetak berkali-kali. Tapi di dalam bukunya tidak satupun ia menuliskan tentang dirinya.

Seketika yang terlintas adalah, "Low profile." "Baca buku aja nangis, shit." "Oh, aku jatuh cinta dengan seseorang dibalik tulisan ini."

Dari situ aku belajar bahwa terkadang ada beberapa hal yang akan menggelitik didalam dada ketika sesuatu yang kita ciptakan dapat dinikmati dengan baik. Pun jika seseorang tidak mengenal siapa si pencipta.

Tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai.

.
.
.
.
.
🍃
.
.
.
.
.

Di tempat ini, ambisi yang sejak dua tahun lalu ku matikan. Perlahan-lahan hidup kembali. Dan menginginkan lebih.

Di tempat ini juga, aku mulai menulis kembali. Bertemu dengan sekumpulan orang-orang hebat yang akan siap menamparku, saat aku terlalu banyak mengeluh karena tidak mampu menyelesaikan tulisanku. Bukan dengan tangan, tapi dengan tulisan. Tidak membunuh, tapi menyakitkan. Tidak menghabisi, tapi terus melukai. Tidak melumpuhkan, tapi membuatku terus bangkit dan berupaya.

Bukankah usia manusia terdiri dari upaya-upaya? Upaya untuk mencintai dan berhenti memberikan cinta, upaya untuk bisa tertawa, upaya untuk bisa kaya dan banyak harta. Maka, aku sedang berupaya untuk membuat Tuhan bangga. Mungkin aku berbohong, sebenarnya aku hanya ingin menyelesaikan apa yang telah ku mulai. Berjalan tenang pada setiap langkah yang kulakukan.

Bertemu dengan mereka, mengajariku bahwa menulis bukan sekedar menulis. Menulis itu tentang mengolah perasaan yang tidak pernah mampu dikatakan menjadi lebih mudah dimengerti, menjadi lebih berkualitas, menjadi lebih anggun bahkan membunuh.

Menulis itu membayangkan dunia dimana hiu berenang di hutan dan entah bagaimana kau menemukan dirimu tersesat di hutan.

Memikirkan ketika tulisan itu membosankan untukku maka itu juga akan membosankan untuk pembacaku.

Bergeming, memandangi langit-langit kamar. Sekedar untuk menemukan inspirasi.

Mereka mengajariku, bahwa menulis bukanlah cita-cita yang harus dicapai. Bukan hobi, hal yang akan membuatmu nyaman ketika mengerjakan sesuatu sesuai hobi. Melainkan bagaimana kamu akan tetap melanjutkan ceritamu, ketika kamu mulai bosan dengan rutinitas yang monoton, bahkan ketika kamu berada dikondisi writer-block. Tapi menyelesaikan tulisan, iya.

Seseorang pernah berkata, "Jatuh cintalah dengan penulis, maka kau tidak akan pernah mati."

Dan aku mengiyakan. Karena itu memang benar. Karaktermu akan hidup dalam tulisan-tulisannya. Dalam bentuk apapun.

.
.
.
.
.
🍃
.
.
.
.
.

Ditulis di sela-sela aku kehilangan ide, alur untuk menyelesaikan SOMEBODY TO LEAN ON.

🎉 Kamu telah selesai membaca [AKAN DIREVISI] SOMEBODY TO LEAN ON • KTH 🎉
[AKAN DIREVISI] SOMEBODY TO LEAN ON • KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang