Chapter 3

6.2K 1.1K 37
                                    

"Kau tahu." Dengan ragu-ragu Nara membuka suara. Pandangannya masih lurus ke luar jendela.

Taehyung tidak menghiraukan Nara, tetapi ia memasang telinganya untuk dapat mendengar setiap perkataan gadis di sebelahnya.

"Kalau diizinkan, aku berharap aku bisa memaki kedua orangtuaku." Nara memulai ceritanya, nada suaranya bergetar. "Orangtua macam apa yang menelantarkan anaknya sendiri."

Hati Nara seperti diremas-remas. Ngilu. Pikirannya kembali kepada masa-masa paling buruk dihidupnya. Seperti sebuah kaset yang sedang diputar, kenangan-kenangan bersama orangtuanya kembali melompat-lompat di otaknya.

"Hari ini aku berencana mengunjungi bibi ku di Ilsan, untuk meminta bantuannya." Ada jeda dalam cerita Nara, lalu "Aku harus bertemu ibuku."

Nara memandangi gambar dirinya bersama Jungkook yang berada di atas meja nakas yang berada di sisi Taehyung, melirik Taehyung dengan hati-hati. "Lalu aku melihatmu yang membuat kehebohan di stasiun."

Taehyung diam saja.

"Awalnya kupikir mengakhiri hidup sepertinya lebih baik
" Nara melanjutkan ceritanya, "Tapi aku mendengar seseorang memakimu, bahkan neraka tidak akan menerimamu." Nara tertawa renyah, "Bagaimana dengan neraka, orangtuaku saja tidak menerimaku."

Taehyung melirik gadis di sebelahnya dan membuka suara. "Karena itu kau menghalangiku?"

Nara tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Bukan." Mata Nara bertemu dengan milik Taehyung yang melihat ke arahnya, "Aku teringat bibi dan teman-temanku, itu pasti akan menyusahkan mereka."

"Lalu kenapa kau menghalangiku?" tanya Taehyung terus terang.

Nara menelan salivanya, "Apakah berbuat baik itu butuh alasan, Taehyung–shi?" Ia mengerjapkan matanya menyadari Taehyung yang menatapnya lekat-lekat menanti jawaban. "Ah, tidak, apa kau tidak memikirkan orang-orang yang menyayangimu?"

Taehyung mengalihkan pandangannya kembali ke luar jendela.

"Kau tidak mengerti?" gumam Taehyung.

"Kalau kau tidak keberatan, kau boleh bercerita padaku."

Taehyung melakukan pergerakan, ia mengeluarkan ponsel dari dalam saku jeansnya, mengaktifkan ponsel sebentar lalu meletakannya di meja nakas yang berada di sebelahnya.

"Tidurlah," kata Taehyung kemudian menunjuk ke sebuah sofa yang berada tidak jauh dari mereka.

"Aku harus menunggui Jungkook."

"Aku yang akan menggantikanmu, tidurlah aku tidak akan berbuat macam-macam."

"Hm, baiklah." Dengan ragu-ragu Nara bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah sofa yang ditunjuk Taehyung dan membaringkan tubuh di atasnya.

Sebelum memejamkan matanya, Nara sempat melihat ke arah Jungkook yang sudah tertidur di ranjang dengan nyaman dan Taehyung yang masih terduduk di lantai dan menyenderkan punggungnya di pinggiran ranjang.

Nara masih tidak bisa mengalihkan pandangannya dari lelaki yang sedang menatap ke luar jendela. Ingin sekali rasanya Nara mendengar semua cerita lelaki itu, seakan-akan ia bisa merasakan masalah yang sedang dihadapi Taehyung. Tapi siapa Nara? apa kepentingannya dengan lelaki itu dan memangnya Taehyung sudih berbagi cerita dengannya. Kenal saja baru beberapa jam yang lalu.

Nara menepis pemikiran itu cepat dan langsung memejamkan matanya rapat-rapat. Membuang semua pemikiran bodohnya itu jauh-jauh.

"Selamat tidur."

[AKAN DIREVISI] SOMEBODY TO LEAN ON • KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang