Epilogue

4K 728 49
                                    

Never so sad as seeing your smile
Never so false as you being true
Never so dead as seeing you alive
Never so alone as when I'm with you.

-dari Golden Tongue; The Poems of Steven Slaughter

.
.
🍃
.
.

Gedung teater itu penuh pengunjung. Sangat penuh. Semua kursi terisi.

Lampu sorot terarah ke sepasang manusia yang berjalan ke tengah panggung. Mereka saling berpegang tangan.

Jimin dan Nara berdiri menghadap penonton. Dan penonton bertepuk tangan meriah menyaksikan mereka yang berada di atas panggung. Penonton semua mengetahui, mereka yang berdiri di atas panggung bukan profesional tapi kemampuannya menari siapa yang tidak mengetahui.

Nara menghela napas, kemudian mulai membuka suara dengan lantang.

Selamat datang, para hadirin. Kuharap aku bisa menahan perhatianmu. Harus kukatakan bahwa yang akan kalian saksikan malam ini adalah pentas pertamaku. Mungkin memang tidak luar biasa, mungkin tidak mengguncangkan. Tapi, aku bisa mengatakan tanpa setitik pun keraguan; semua ini kupersembahkan untuknya. Karenanya—dengan sepenuh hati aku meminta maaf.

Dan kali ini, lampu-lampu mulai dipadamkan. Tepat setelah si perempuan mengakhiri ucapannya. Satu-satunya tempat paling terang di muka bumi adalah panggung.

Musik mulai terdengar, menggema ke seluruh ruangan dan dua manusia yang berada di atas panggung saling melempar senyum. Kemudian menggerakan tubuhnya mengikuti irama musik. Gerakannya berirama, menyatu dengan musik yang mengalun dan terlihat angkuh tapi juga mengagumkan disaat yang bersamaan, ketika tempo gerakan semakin cepat Jimin mengangkat tubuh Nara keatas.

Pertunjukan kontemporer yang disuguhkan sangat menakjubkan. Tanpa disadari mereka berhasil membuat para penonton menahan napas.

Waktu berlalu begitu cepat, musik perlahan-lahan berhenti, seirama dengan gerakan yang melambat dan diakhiri dengan si lelaki yang membawa si perempuan ke dalam pelukannya. Dan lampu-lampu kembali dinyalakan. Penonton bertepuk tangan meriah.

Mereka yang berada di atas panggung kembali berdiri menghadap penonton. Nara mengedarkan pandangannya ke seluruh penonton yang berdiri seraya bertepuk tangan. Dan matanya menangkap seseorang yang berdiri di dekat dinding di barisan bangku ketiga yang menarik perhatiannya. Ia melempar senyum ke arah seseorang itu.

Hanya satu orang di muka bumi yang pernah Nara tahu yang memiliki senyuman persegi dan selalu memperhatikannya. Dan itu bagus, karena itu mempermudah Nara menyadari siapa pemiliknya. Orang itu sekarang menggerakan bibirnya mengatakan "kau luar biasa" dan memandangnya dengan tatapan kagum.

.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah pertunjukan selesai Nara berkumpul bersama keluarganya di belakang panggung. Jelas mereka merasa bangga dengan apa yang baru saja di capai Nara. Pertunjukan yang mengesankan di pentas pertamanya.

"Kalian mengagumkan," kata Maggie lalu memberi selamat kepada Nara dan Jimin. Diikuti dengan anggota keluarga yang lain.

"Sudah kubilang acara ini akan sukses besar," kata seseorang yang tiba-tiba bergabung diantara mereka dan langsung mengambil gambar Nara dan Jimin dengan kameranya.

"Kau keren hyung."

Jungkook langsung merangkul lengan Jimin.

[AKAN DIREVISI] SOMEBODY TO LEAN ON • KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang