Roxy menyapu pandangannya di sebuah lapangan hijau yang luas, mencari sosok yang sangat disayanginya. Hari ini, Perkemahan Musim Panas 2025 berakhir. Maka dari itu, dia harus menjemput anaknya yang dia titipkan di perkemahan selama seminggu ini. Matanya berbinar begitu dia melihat sosok yang dicarinya.
"Will, kemarilah, Nak."
Seorang anak laki-laki berumur empat tahun yang sedang menyandang tas kecilnya menoleh ketika mendengar seseorang memanggilnya. Ketika dia menemukan siapa yang memanggilnya, William segera berlari menuju ibunya.
"Ibu! Aku merindukanmu!"
Roxy berlutut dan memeluk putranya. "Ibu juga merindukanmu," Dia tersenyum. "Kau tidak marah lagi, kan, karena Ibu menitipkanmu di sini?"
Will semakin memeluk Roxy. "Aku tidak menyesal pergi kemari, Bu."
Roxy tersenyum, tiba-tiba saja kilasan-kilasan muncul di benaknya. Dia melepas pelukannya dan menatap putranya. "Mengapa begitu?" tanyanya lembut seraya menangkup pipi Will.
"Aku mendapatkan seorang teman di sini."
"Oh, ya?" tanya Roxy, membuat anaknya mengangguk bersemangat. "Dimana dia sekarang?"
William berbalik dan menyapu pandangannya ke segala arah. Anak itu kemudian menunjuk ke suatu arah. "Itu dia, Bu! Dia teman baikku di sini."
Roxy berdiri, matanya terarah pada sosok yang ditunjuk oleh Will. Seorang gadis kecil yang mungkin seusia dengan Will. Hanya sepuluh meter jaraknya, Roxy dapat dengan jelas melihat warna mata gadis kecil itu yang biru. Rambutnya sedikit pirang, mengingatkan Roxy dengan Blair, gadis yang dulu sering dianggapnya gangguan. Mungkin Blair sekarang sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik.
"Ayo kita hampiri dia, Bu," Tarikan tangan Will membuat Roxy sedikit tersentak. Baru saja dia dan Will akan menghampiri gadis itu, tangan kecil gadis itu diraih oleh sebuah tangan dewasa.
"Ayah!" seru gadis kecil itu senang. Seseorang yang dipanggilnya ayah kemudian memeluknya erat seolah-olah mereka telah terpisahkan betahun-tahun lamanya.
Mata Roxy spontan menangkap sosok tersebut. Seseorang yang dulu pernah menjadi teman sementaranya di Perkemahan Musim Panas 2014, tempat dimana dia dan seseorang itu sama-sama membenci dan dibenci. Seseorang yang bersama-sama dengannya menyelesaikan sebuah misi yang berbuah kejutan bagi keluarga mereka.
"William!" seru gadis kecil itu lagi saat dia melihat Will dan Roxy menghampirinya. Ayahnya kemudian melepas pelukannya dan bangkit berdiri.
Sementara William berlari kecil ke arah gadis kecil itu, Louis yang mematung terus menatap Roxy. Ekspresinya sama seperti Roxy: terkejut bukan main. Tidak percaya mereka sama-sama akan bertemu lagi setelah sekian lamanya-setelah sebelas tahun. Keduanya saling menatap dalam ketidakyakinan selama beberapa saat.
Sampai akhirnya, Louis yang pertama kali yang memecah keheningan di antara mereka. "William, hah?" Dia tertawa kecil.
Roxy tersenyum kikuk karena malu. Hati kecilnya masih tidak percaya melihat Louis di perkemahan. "Maaf, ya, aku mencuri nama tengahmu. Sejujurnya, aku hanya tidak ingin melupakan pengalaman terbesarku di perkemahan dulu."
Louis ikut tersenyum. "Aku mengerti. Dan, itulah sebabnya mengapa kau mendaftarkan William di sini. Kau sudah mengira perkemahan tidak seburuk itu. Yah, kita sama."
Senyuman wanita itu semakin melebar. "Kau masih Louis yang pintar."
"Dan kau sudah berubah, Roxy," Louis tertawa, melipat kedua tangannya di dada. "Mana Roxy-ku yang sarkastik dan membenci orang-orang?"
Hati Roxy tercelus ketika mendengar kata Roxy-ku dari Louis. Tapi dia menutupi rasa malunya. "Terkadang, Louis, seseorang tidak perlu mempertahankan sesuatu yang tidak baik."
"Roxanne, kemarilah!"
Roxy mengernyitkan dahinya, menoleh kepada William yang masih bermain dengan gadis kecil Louis. Awalnya, Roxy mengira dialah yang dipanggil oleh William, tetapi Roxy kemudian ingat, tidak mungkin William memanggilnya seperti itu. Dan, hanya satu orang menyebalkan yang suka memanggilnya Roxanne. Tidak menutup kemungkinan bahwa...
"Roxanne?" Roxy mengerang jijik kepada Louis. Dia maju beberapa langkah dan mendorong dada Louis dengan telunjuknya. "Yang benar saja, Tuan Tomlinson? Aku menamai anakku dengan nama tengahmu yang bagus-William, dan kau menamai gadis kecilmu yang cantik dengan sebutan yang pernah kau berikan untukku?"
Louis terkekeh. "Sebenarnya, aku malu mengakuinya. Tapi sadarlah, Roxy. Terkadang hal bodoh yang lucu lah yang membuat kita mengingat sesuatu yang tidak ingin kita lupakan."
Roxy kemudian diam dan tersenyum. "Sebuah positif jika dikalikan dengan positif, hasilnya akan selalu positif yang lebih kuat. Ternyata, kita memang tidak pernah jauh berbeda, ya, Louis?"
Louis tersenyum dan mengangguk tegas. "Tidak pernah."
*** THE END ***
[A/N]
Haaii! Wah, nggak kerasa Plus Times Plus udah selesai nih. Dari mulai ngeposting prolog Plus Times Plus sampai epilognya plus ternyata membutuhkan waktu lebih kurang setahun. Padahal setiap bagian paling banyak juga 1200 words wkwk.
Oh iya, dari awal aku juga pengen nulis ff yang sama sekali gaada bumbu cinta monyet khas remajanya. Sama sekali. Bener. And then, Plus Times Plus happened. Aku juga pernah nulis When Peter Pan Loves Autumn yang juga gaada cinta monyetnya sama sekali. Tapi Plus Times Plus lebih kerasa karena bukan cerita fantasi. Ehe. Siapapun yang berharap Louis dan Roxy bakal saling suka, maafkan karna ekspektasinya tidak terwujud huahaha. Bahkan mereka udah nikah. Dan mereka nikah sama orang lain. Huehehe. Tapi, yah, mereka bener-bener bisa bersahabat bahkan setelah mereka berpisah beberapa tahun.
Setelah plus times plus ini, kayaknya aku bakal ngerepost salah satu dari beberapa fanfic yang pernah kutarik, atau ngepost fanfic baru, tapi kali ini adalah fanfic Niall! A little spoiler: the genre will be fantasy. Berhubungan dengan Atlantis. Kerajaan. My queen will play the main character.
Ah, dan yang paling penting. Makasih banyak buat yang sudah meluangkan waktunya membaca Plus Times Plus yang tidak luput dari kekurangan ini. Meskipun cerita ini terkesan terburu-buru, aku sendiri lumayan suka karakter Roxy dan Louis di sini. Ahahah. Intinya, ya, makasih banyak<3 Lots lots lots lots lots of love from me and Loubear<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Plus Times Plus
Fanfic[ trailer available ] Di sebuah perkemahan musim panas, Roxy dipertemukan dengan Louis yang sama sarkastiknya dengannya. Dia dan anak laki-laki itu benar-benar tidak suka berada di perkemahan tolol itu. Roxy juga tahu kalau Louis pun tidak suka bera...