"Sadness has me at the end of the line. Helpless watched you break this heart of mine." – Never Again, Justin Timberlake
*catatan: jangan lupa untuk putar lagu di multimedia
:-:-:-:
Aku sedang duduk termenung di kafe Jeanette's sendirian. Aku memesan dua cangkir cappuccino hangat kali ini—satu untukku dan satu untuk Chris. Jika Chris yang asli tidak bisa hadir di sini bersamaku, setidaknya Chris khayalanku dapat hadir untuk menemaniku. Menyedihkan? Memang.
Aku memegang sepucuk surat dari dalam amplop berwarna putih. Mataku menatap lurus ke arah jendela kafe. Aku mengembuskan napas dengan kasar. Kulihat surat yang kupegang itu sekali lagi untuk memastikan bahwa nama yang terpampang memang benar adalah namanya.
Maka, dengan gemetar dan sedikit ragu, aku mulai membuka surat itu dengan perlahan.
Dear Megan,
Kalau kamu bertanya-tanya ke mana pergi atau hilangnya aku selama beberapa minggu ini, jawabannya adalah aku ikut keluargaku pindah ke Amerika. Maaf kalau aku gak kasitahu kamu sebelumnya.
Aku berhenti kuliah. Papa bilang, dia bakal memperkerjakan aku di perusahaannya di sana. Kamu percaya itu, Meg? Aku bisa kerja di luar negeri seperti yang selama ini aku impi-impikan! Aku harap kamu senang akan hal itu. Kamu juga senang kan kalau aku senang?
Dan maaf soal kepergian aku yang tiba-tiba dan tanpa kabar. Aku mohon kamu jangan marah sama aku, karena kalau kamu marah aku bakalan sedih banget. Aku minta maaf, Meg. Kamu baik-baik ya di Indonesia. Take care of yourself. Jangan lupa untuk sarapan sebelum sekolah dan beraktivitas yang lainnya. Jangan lupa juga untuk makan siang. Kamu gak boleh terlalu banyak minum kopi, karena terus-terusan minum kopi juga gak baik untuk diri kamu. Minum air putih yang banyak biar sehat.
Sekolah yang bener ya, soalnya kan kamu gak lama lagi mau Ujian Nasional. Kamu jangan lupa belajar yang giat supaya nilai ujian kamu ntar bagus dan bisa masuk di universitas impian kamu. Kamu pengen banget masuk universitas impian kamu itu, kan? Makanya, kamu harus belajar yang giat. Aku yakin kok kalau kamu bener-bener niat untuk giat belajar, kamu pasti bisa dapet nilai yang bagus dan tinggi. Jangan main-main sama ujian. Kamu harus bener-bener serius menghadapi UN kali ini supaya kamu bisa buat orang-orang tersayang kamu, terutama aku, bangga.
Ngomong-ngomong, gak kerasa ya sekarang kita udah mau empat tahun aja. Semakin lama kamu berubah menjadi cewek yang semakin cantik dan dewasa, Meg, walaupun kamu masih SMA. Dulu, waktu kita awal pacaran, kamu itu cuma cewek polos dengan badan yang masih kecil dan pendek. Tapi sekarang kamu udah tambah gede dan tinggi kamu hampir mendekati tinggi aku. Glad to know kalau kamu sekarang menjadi lebih baik dari yang dulu, Meg.
Oh iya, hari ini hari ulang tahun kamu, kan? Tahun ini aku gak lupa lagi, soalnya aku udah lingkarin tanggal di kalender dan tulis dengan tulisan yang gede kalau tanggal 15 ini adalah tanggal ulang tahun kamu.
Happy birthday, Megan. Aku selalu berharap yang terbaik untuk diri kamu kok. Harapan-harapan aku di ulang tahun kamu kali ini udah aku sampaikan ke Tuhan lewat doa. Aku yakin banget Tuhan denger harapan-harapan aku dan membuat segala harapan tersebut jadi nyata.
Maaf aku gak bisa kasih kamu kado apa-apa, aku cuma bisa ngirimin kamu surat ini. Tapi aku tau kalau kamu bukan tipe cewek yang kepengen banget dikasih kado di saat hari ulang tahun kamu. Kamu itu unik, beda. Kamu malah lebih suka gak dikasih apa-apa saat ulang tahun kamu. Agak sedikit aneh sih, tapi seaneh apapun itu, rasa sayang aku gak bakal berkurang kok terhadap kamu.
Meg, kamu jangan kebiasaan suka tidur sampe malem lagi ya. Soalnya akibat tidur larut, hampir tiap pagi kamu selalu telat dateng ke sekolah. Lagian tidur sampe malem itu gak ada gunanya, bikin kamu capek dan kantung mata kamu makin item dan tebel, tau nggak?
Aku jadi ngerasa sedih karena mulai sekarang aku gak bisa anter-jemput kamu ke sekolah lagi. Biasanya aku kan udah kayak supir pribadi kamu. Biasanya juga aku selalu nungguin kamu selesai sarapan atau siap-siap, dan itu makan waktu yang lama banget. Aku bahkan sempat berpikir buat ninggalin kamu. Hahaha. Percaya atau nggak, aku kangen akan hal itu, Meg.
Dan ada satu hal terakhir yang mau aku sampein ke kamu, Meg. Aku sebenernya gak mau menyampaikan ini—but I have to. Aku rasa hubungan kita cukup sampe di sini aja, Meg.
Papa ternyata punya calon tunangan untuk aku. Papa bilang, aku harus tunangan sama cewek itu karena kami udah dijodohin sejak lama, bahkan tanpa aku ketahui, Meg. Awalnya, aku gak terima sama keputusan papa, tapi mau gimana lagi? Aku juga gak bisa nolak. Papa itu suka maksa dan keras kepala banget.
Aku mau bilang makasih buat tiga tahun lebih ini karena kamu udah mau menjadi pacar kesayangan aku, seseorang yang selalu berhasil membuat aku tersenyum bahagia. Kamu udah merubah pandangan aku soal hidup. Sebelum ketemu kamu, aku selalu merasa my life sucks. Aku bahkan sempat berpikiran untuk gak lanjut kuliah aja kalau kamu gak maksa aku untuk kuliah saat itu.
Kamu menjadi seseorang yang selalu perhatian dan sayang sama aku. Kamu adalah alasan dibalik semangatnya aku dalam menjalani hidup. Aku bahkan gak tau apa yang bakal terjadi di hidup aku seandaikan aku gak pernah bertemu kamu. Mungkin hidup aku gak bakal seindah sekarang ini, Meg. Aku beruntung pernah menjadi milik kamu walaupun hanya sementara.
Asal kamu tau, aku akan selalu sayang dan cinta sama kamu, sampai kapanpun. You're the only best thing I've ever had. Semoga kamu menemukan seseorang yang mencintai kamu apa adanya dengan tulus selain aku. I'm gonna miss you so bad, Meg. Sampai jumpa suatu hari nanti. Jangan lupa untuk sampein salam aku ke orangtua kamu. I promise I'll be back for you.
Love,
Chris.
Aku terisak membaca surat itu. Kubungkam bibirku dengan kedua tanganku untuk meredam isakanku. Kamu tega, Chris. Kamu pergi begitu saja tanpa memberitahu aku sejak lama. Tidakkah kamu pikir bagaimana perasaanku saat kamu tinggal begitu saja? Tidakkah kamu pikir bagaimana perasaanku saat kamu akhiri hubungan kita begitu saja?
Lagipula, kenapa kamu harus memberitahu aku dan menyampaikan semuanya lewat sebuah surat, Chris? Kenapa kamu tidak menemui aku secara langsung dan mengatakan semuanya di hadapan aku? Paling tidak, jika kita bertemu, tangisku dapat diusap oleh tanganmu. Tapi sekarang, nyatanya hanya diriku yang mampu mengusap tangisku sendiri.
Kamu tidak ada di sisiku saat aku membutuhkan kamu. Kamu tidak ada di sisiku saat aku menangis seperti ini. Kamu malah pergi meninggalkan aku dengan segala luka yang menusuk-nusuk hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Inside
Short Story#28 in Short Story (23/07/16) Ini soal jatuh cinta dan patah hati. Keduanya sangat berhubungan, bahkan berada dalam satu paket yang sama. Jika seseorang sedang jatuh cinta, berisiko besar bahwa pada akhirnya, cepat atau lambat, ia akan merasakan pat...