cukup

315 50 13
                                    

"How many nights does it take to count the stars? That's the time it would take to fix my heart." Infinity, One Direction

:-:-:-:

"Halo?"

"Halo, Meg." Suara itu terdengar begitu serak di ujung sana.

Aku berdeham sebentar sebelum akhirnya bertanya, "Ada apa?"

"Aku ... aku minta maaf soal apa yang kamu lihat tadi. Itu gak seperti apa yang kamu pikirkan. Percaya sama aku. Aku bisa jelasin semuanya sama kamu, Meg."

"Gak perlu kamu jelasin juga kayaknya semua udah cukup jelas, Max. Nggak apa-apa, kok. Aku maafin kamu."

"Thank you so much for forgiving me."

Aku menatap lurus ke depan, tepat ke arah danau. Aku sebenarnya tidak kuat lagi untuk menahan tangisku ini. Aku ingin menangis sepuas-puasnya, namun jika Max mendengar suara tangisku, dia pasti akan tahu bahwa aku sedang menangis. Maka, aku tahan saja agar setidaknya Max yakin bahwa aku benar-benar tidak apa-apa.

Apa aku harus mengambil keputusan yang tepat bagi hubunganku dan Max? Aku ingin sekali mengakhiri hubungan ini karena aku tidak bisa lagi bersama dengan seseorang yang jelas-jelas sudah menghancurkan hatiku hingga berkeping-keping. Rasanya percuma saja jika hubungan itu terus berlanjut, karena pada kenyataannya apa yang aku lihat saat itu adalah hal nyata. Max berciuman dengan Rachel, mantan pacarnya.

Perempuan mana yang suka jika melihat pacarnya berciuman dengan perempuan lain, apalagi perempuan itu mantan pacarnya? Tidak ada satupun perempuan yang suka kejadian seperti itu. Begitu pula aku. Melihat Max dan Rachel berduaan saja, aku akui aku sedikit terluka dan merasakan api cemburu membakar hatiku. Namun saat melihat mereka berciuman, itu sudah kelewat batas. Aku tidak tahan lagi untuk terus melanjutkan hubunganku dengan Max.

Hubungan ini harus segera diakhiri sebelum aku terluka semakin dalam lagi.

"Max, gimana kalau kita putus aja?" tanyaku padanya.

"Maksud kamu, Meg?!"

"Kita putus, Max. Kita lebih baik putus aja. Aku gak bisa ngelanjutin hubungan ini lagi. I'm done. I'm so done."

"Megan, kalau kamu putusin aku hanya karena kejadian waktu tadi, kamu lebih baik pikir lagi secara matang-matang. Itu semua cuma salah paham, Megan. I can explain it."

"You don't have to explain it to me. Semuanya udah jelas, kok. Jelas banget malahan. Aku rasa ini yang terbaik, Max. Kalau kamu bilang yang tadi itu cuma salah paham, kasitahu aku kenapa kamu bisa ciuman sama Rachel?" Aku menghela napas panjang. "Kasitahu aku, kenapa bisa bibir kamu dan bibir Rachel bersentuhan? Apa itu gak sengaja? Apa bisa sebuah ciuman dilakukan tanpa sengaja oleh dua orang? Kalian terlihat menikmati ciuman itu, Max. Rachel itu cuma mantan pacar kamu! Kenapa bisa kamu ciuman sama mantan pacar kamu sendiri, Max?!"

Aku terisak.

"Aku pikir selama ini kamu adalah cowok yang tepat buat aku, tapi ternyata aku salah."

"Meg, kamu tuh salah paham. Aku bisa jelasin semuanya sama kamu. Aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Aku mau kita lanjutin hubungan kita lagi. I don't want our relationship to end like this. Please forgive me."

"Soal maaf, iya, aku maafin kamu. Tapi, untuk soal lanjutin hubungan, maaf, Max, aku udah gak bisa."

"Megan, aku mohon kamu—"

Tanpa peduli dengan apa yang Max akan katakan, aku pun langsung menutup telepon secara sepihak. Kulempar ponselku di atas bangku hingga ponselku itu terpantul dan jatuh ke bawah bangku. Aku tidak peduli. Masa bodoh dengan ponsel itu. Aku menaruh kepalaku di bahu Arnold dan kutumpahkan tangisku di bahunya.

"Jangan pernah buang air mata kamu hanya untuk menangisi seseorang yang bahkan gak pantas untuk kamu tangisi," kata Arnold.

Tangisku semakin pecah saat mendengar ucapan Arnold barusan. Arnold menepuk-nepuk bahuku. Ia meraih tubuhku ke dalam dekapannya dan berusaha untuk menenangkan perasaanku. Andai saja Max yang berada di posisi Arnold saat ini. Andai saja.


• • •


A/N:

yha mereka putus:( gue sangat menyayangkan keputusan megan yg memilih untuk mutusin hubungan dia sama max. tapi, itu wajar sih ya. mungkin megan udah terlanjur sakit hati makanya dia mengambil keputusan itu dengan begitu cepat dan gaperlu pake mikir lagi. padahal, megan-max itu adalah otp gue, tapi apalah daya kalo ujung-ujungnya mereka gabisa bersama(?)

ok, tungguin satu chapter terakhir dari 'deep inside' yg bakal gue update di bulan juli ya! selamat menyambut bulan juli, semoga semuanya lebih baik lagi di bulan yang baru! terima kasih udah mau baca, gue harap kalian suka :)x

Deep InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang