Chapter 2

350 30 4
                                    

"Hails!! Ayolah bangun! Apa kau tidak mempunyai jadwal kuliah pagi ini?" terdengar suara sholine yang sukses membangunkan ku dari tidur panjang semalam, karena aku tidak mengunjungi frat semalam.

"Iya aku sudah bangun" ucapku setengah berteriak

Aku melepaskan pakaian ku satu persatu dan kemudian langsung membersihkan diriku yang sudah lengket sejak semalam, aku membaluri tubuhku dengan sabun dari area tangan ke area dada dan kemudian ke daerah kaki, terasa lebih menenangkan rupanya.

Aku sedikit menyenandungkan suaraku dengan lagu lagu klasik kesukaan ku yang sering kuputar di ponselku. Shit! Mengingat tentang ponsel aku jadi mengingat pria brengsek kemarin, aku sudah bisa menjelaskan kepadanya bahwa aku bukanlah orang yang membuatnya terdorong sehingga ponsel yang ia pegang terlempar. Ahhhh! Sebenernya ini bukan masalah besar jika harus menggantinya, hanya saja mengapa aku begitu tunduk padanya saat itu? Mengapa tidak ada perlawanan dari ku saat itu? Shit! Kau begitu bodoh hails!

Aku menyudahi mandi ku pagi ini, aku segera berpakaian dan menuju lantai bawah. Sepertinya sholine sudah berangkat terlebih dahulu karena mungkin ia mempunyai jam pagi hari ini.

Aku menaiki motor Ducati kesayanganku, karena ku fikir menaiki bus hari ini adalah hal yang tidak baik untuk ku ikuti, karena baru sehari kemarin saja aku menaiki bis aku sudah membuat kekacauan yang membuat ku pusing.

Dengan kecepatan tinggi aku segera menuju kampus, aku segera masuk ke kelas sastra yang tentu saja itu jurusanku, memutar otak agar aku tidak duduk berdekatan oleh pria aneh itu aku harus mencari akal agar ada orang yang mau duduk di samping, depan, serta belakang.

"Hey!" teriakku pada seseorang yang entah itu siapa namanya. Orang yang ku maksud sudah menoleh kepada ku, aku menunjukan kursi yang ada disebelah ku agar dia bisa duduk di sebelah kiri ku.

Yass! Dia sudah menuju tempat yang aku sarankan, Untung di depan dan dibelakang ku sudah terisi dengan dua orang jadinya aku tidak perlu repot repot lagi untuk meminta orang orang disini untuk menduduki kursi depan serta belakang ku.

Tinggal bagian kanan yang belum terisi, aku mencoba mencari orang yang mau duduk di sampingku, karena demi apapun aku takut kalau si brengsek itu akan duduk disini dan kembali menagih hutang ku padanya.

Tapi tidak ada satupun orang lagi yang datang, aku semakin mempercepat penglihatan ku. Ayolah ku mohon adalah yang datang lagi, ku mohon. Aku terisak dalam batinku, aku masih menunggu orang dan akhirnya.

Gotcha!

Untung saja orang culun itu baru datang saat ini, kalau tidak salah namanya Jhony, ha-ha kedengarannya nama yang bodoh, tapi dia tidak seburuk apa yang aku pikirkan. "Jhony!" ujarku setengah berteriak, dia pun menoleh dan berjalan ke arahku, aku tersenyum terkadang memperhatikan kacamata tebalnya yang menempel pada matanya membuat ku untuk tertawa karena hal itu.

"Tolong duduk di sebelah ku!" ujarku halus. Dia mengangguk, tepat saat Jhony sudah duduk di sebelah ku pria bajingan itu masuk kelas, aku jadi lebih tenang karena dia tidak akan duduk di dekatku hari ini, karena aku sudah tau kalau dia akan mengintimidasi Ku lagi untuk hari ini.

Namun dugaan ku salah, ia menyuruh Jhony untuk pindah dari situ, astaga! Apa yang pria ini lakukan? Bukankah itu tindakan yang kurang sopan? Sepertinya ia mengancam Jhony agar pindah dari tempat yang dia duduki tadi, jelas saja ia takut pria itu memiliki tatapan sangr yang bisa membuat orang seakan mati akan tatapan nya itu termasuk aku.

Dia lagi lagi duduk di sampingku, namun dia seakan tidak peduli terhadapku, syukurlah kalau begitu berarti dia mungkin sudah melupakan kejadian kemarin dan mungkin saja dia sudah melupakan tentang hutangku atau paling tidak mengurangi pembayaran hutang ku kepadanya.

INCREDIBLE MAN (Hendall)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang