Chapter 9

259 23 3
                                    

Aku terbangun dari tidur malam ku, aku sadar bahwa semalam aku tidur dikamar Zayn bersamanya, aku terbangun dan memandangi wajah pria di depan ku itu, ku pandangi dari setiap sudut wajahnya tanpa ketinggalan satupun wajahnya yang membuat hatiku lebih tenang tanpa beban, wajah yang membuatku susah jika tidak berada di dekatnya dan wajah yang membuatku jatuh cinta padanya.

Aku masih memperhatikan wajahnya saja yang sedari tadi belum berubah, terlihat tenang dan menenangkan, tidak ada kerutan di dahinya menandakan bahwa mimpi buruk tidak mengganggu tidur nya kali ini, itu sudah membuatku cukup tenang.

Bulu matanya mulai mendelik, menandakan ia akan bangun dari tidurnya dan benar saja beberapa saat kemudian matanya terbuka dan menatapku dengan memberi sedikit senyuman.

Mengapa kau sangat tampan zayn? Batin ku bertanya tanya ingin rasanya aku menciuminya tidak berhenti agar ia selalu menjadi milikku selamanya, batinku meronta ronta meminta tolong karena sudah tidak kuat lagi dengan semua ini apalagi setelah Zayn membelai halus rambutku dengan wajah bangun tidurnya yang begitu seksi.

Hanya dia yang sempurna di hidupku saat ini dan untuk selamanya, memiliki dia mungkin jauh lebih berharga dibanding memiliki kekayaan berlimpah, bahkan mungkin aku tidak perlu bermimpi indah karena dia yang selalu melengkapi hidupku.

aku mendekap pada dadanya yang bidang dia masih saja mengelus rambutku dan memainkannya terkadang ia mencium puncak kepalaku dalam dalam rasanya seribu kali lebih menenangkan bukan hanya seribu mungkin satu juta kali lebih menenangkan.

"Kau tau? Kau gadis tercantik yang pernah ku temui di bumi ini, tidak ada yang pernah mengalahkan kecantikan Mu itu" ucapnya, mungkin pipiku sudah merona saat ini aku sudah tidak tahan dengan rayuannya yang mungkin bisa dibilang berlebihan.

Aku tersenyum kearahnya "ku tau itu hanya rayuanmu saja kan?" tanya ku dan kemudian membalikan tubuhku dan membelakanginya, tiba tiba aku merasakan dagu Zayn menempel di kepalaku aku memejamkan mata ku agar Zayn bisa mengira aku tertidur.

"Jangan seperti itu, kau membuatku ingin menciummu" ucapnya, aku berusaha menahan kerutan di bibirku agar tidak tertawa namun tetap saja gagal aku tetap tertawa lagi dan lagi, ia melayangkan senyum mautnya itu yang membuatku ingin mati sekarang.

Aku juga tersenyum padanya "kau tau? Aku menyukai senyumanmu itu" ucapku, dia diam tidak berkutik "diam! Aku tidak suka bila dipuji secara berlebihan" ucapnya dengan suara menekan.

"Tidak aku serius, kau pria tampan yang aku kencani selama dua tahun terakhir, pria yang memiliki senyum yang setiap orang melihatnya akan jatuh cinta padamu, senyum jika yang kau lakukan membuat ku ingin mati sekarang juga seny-"

"Cukup Hailey! Aku sudah mengatakannya kalau aku tidak suka di puji secara berlebihan" aku memutar bola mataku "kau juga melakukannya bukan, barusan?" tanya ku, dia kembali tergelak.

"aku mengatakan dengan nyata kau memang cantik dan memiliki tawa yang renyah aku suka jika melihatmu tertawa" ucapnya

"Kau fikir? Aku juga mengatakannya dengan sungguh-sungguh padamu, kau tau setiap kau tersenyum rasanya aku ingin mati sekarang juga" ucapku

Dia cemberut sambil memonyongkan bibirnya, aku langsung saja menyium bibirnya singkat dan langsung pergi menuju kamar mandi, dia terlihat kesal dengan ulahku. "Aku mencintaimu zayn!" teriakku dari dalam kamar mandi.

Aku menanggalkan semua pakaian ku dan memasuki diriku dalam bathube dan merendahkan tubuhku ke dalam air yang sudah terisi setengah bathube, entah aku merasa sangat senang tidak tau kenapa, seluruh hati ku tercurahkan semua.

Setelah usai, aku melupakan kalau ini berada di kamar zayn, aku mengambil handuk yang tergantung di balik pintu dan segera keluar kamar mandi untuk mencari pakaian, aku terkejut karena Zayn masih ada di sini aku sangat malu akan hal itu.

INCREDIBLE MAN (Hendall)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang