"Hailey! Kau dengar? Itu suara Harry yang sepertinya memanggil namamu!" ucap halen yang memberhentikan tangannya untuk membuat alis pada wajahnya.
Aku tertegun, astaga! dasar bajingan, ku mohon jangan merusak persahabatan ku dengan halen sekarang "ha-harry? Iya kah?" aku mencoba mengalihkan perhatian.
"Hailey...!" fuck! Bajingan itu berteriak lagi, bagaimana ini kau bisa mati sekarang hails! Rasanya batinku sudah mau menbrakan diriku di depan truk tronton dan kemudian mati tanpa harus bergelut dengan halen.
"Kau dengar? Bahkan ini sangat jelas hails! Dia bilang kau belum selesai dalam permainannya, permainan apa yang kau mainkan? Apakah aku boleh ikut?" tanya nya yang mulai mengintimidasi, dia melanjutkan lagi berdandan.
Aku masih terdiam, aku berfikir keras dengan apa yang aku pikirkan saat ini. Bagaimana aku bisa lari dari sini? Sungguh aku takut, aku tidak mau kedua sahabat ku hilang dalam waktu hanya beberapa hari.
Aku melangkah keluar membuka pintu kamar halen "tunggu sebentar, aku harus menyelesaikannya" ucapku terakhir kali sebelum aku menutup pintunya, aku langsung berlari ke arah Harry yang sudah 4 meter dari arah kamar ku, aku langsung menutup mulutnya yang penuh itu dan menariknya untuk menuruni anak tangga dan keluar dari frat.
"Fuck! Apa yang kau lakukan?" tanyanya
Aku masih terengah engah dan belum sanggup melanjutkan pembicaraan nya. "Kau tau? Kau amat berisik bajingan! Aku tidak akan segan untuk membunuh Mu sekarang juga kalau setelah ini kau masih mengganggu ku!" ancamku.
Dia tergelak remeh "kau mau membunuhku? Coba saja kalau bisa! Bagaimana kalau kita bergelut sekarang juga? Jika aku mati kau akan terbebas dari bajingan sepertiku, namun? Jika kau yang mati, aku tidak akan segan segan memakan jasad Mu itu!" ucap nya yang menekan dan terlihat menyeramkan.
Ku yakini aku tidak terlalu pandai dalam bergelut, ilmu yang ku punya hanya pemberian dari halen yang mengajarkan ku untuk bela diri mungkin jika aku melawan pria sialan ini, bisa bisa aku yang jadi santapan nya sore ini.
Dia menaikan satu alisnya dan menyeringai puas "ku tau kau tidak akan bisa melawan ku jalang!"
"Jaga ucapan Mu keparat! Jangan temui aku lagi, kumohon urusan kita sudah selesai sekarang juga!" ucapku yang langsung pergi meninggalkannya.
Dia terlihat tidak ada ancang ancang untuk menahan ku atau bagaimana, ini bahkan akan jauh lebih baik dibandingkan dia yang selalu saja mengikuti ku kemana ku pergi dan selalu menarik ku secara paksa.
Aku bertemu halen sedang bersama Roxy di ruang TV, aku melayang kan senyum ke arah mereka berdua mereka juga sebaliknya. "Hails? Apa kau sudah menyelesaikan permainan Mu dengan Harry?" tanyanya
Aku terdiam kikuk dan tersenyum miring mengiyakan, untungnya sifat ke ingintauan halen sedang tidak kumat, kalau iya bisa mati aku jika ketauan. aku meletakan bokongku yang masih agak sedikit nyeri ke sofa diantara halen dan Roxy, aku mau sedikit santai hingga nanti malam.
"Kalian tau, kira kira aku akan kedatangan tamu nanti malam" ucap Roxy membuka obrolan
"Tamu? Apa itu temanmu?" tanya halen yang sambil menyantap makanan ringan yang ada di genggamannya
Roxy mengangguk dan tersenyum antusias "bahkan bukan hanya sekedar teman, ia juga sahabatku"
Aku dan halen mengangguk mengerti, namun dia lagi lagi menyambung pembicaraannya "dia akan tinggal disini bersamaku, jadi aku harap kau akan suka dengan kehadirannya disini!" ucapnya.
"Ya.. Ku harap juga begitu, sebisa mungkin kita pasti akan senang berteman dengannya" ucapku
Roxy hanya tersenyum bahagia dan antusias, ku tau perasaannya saat bertemu dengan sahabatnya dan akan segera tinggal bersama, seperti yang kurasakan saat aku tinggal bersama dengan jalang sialan itu, mengingat tentang nya, bagaimana kabarnya? Ku yakin ia pasti bisa membayar apartemen seorang diri, mengingat ia adalah gadis seks komersial yang setiap malamnya bisa menghasilkan uang lebih dari 100 Dollar.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCREDIBLE MAN (Hendall)
FanfictionIni lebih dari sebuah bencana jika aku jatuh hati padanya, dengan segala kelakuannya yang membuat ku muak akan dirinya. Mengingat semua kejadian yang ia perbuat padaku tidak sepantasnya jika aku jatuh hati padanya mengingat aku bukanlah siapa siapa...