"Halen, maaf kan aku jika harus meninggalkan Mu semalam" ucapku seraya mengambil segelas air putih di dapur
"Tidak masalah, lagi pula aku sudah terbiasa berjalan pulang seorang diri" ucapnya sambil meneguk wine yang berada di tangannya.
"Oh ya? Lalu bagaimana dengan pertengkaran semalam? Apa kau berhasil menaklukannya?" tanyaku
"Pada Reborn maksudmu? Tentu, dia bahkan tidak jauh lebih hebat dibandingkan dengan ku" ucapnya tergelak meremehkan
Aku meliriknya penuh kesinisan "ha-ha begitu katamu?" aku tergelak ironi, halen memutar kedua bola matanya "ya.. Kau bahkan tidak mempercainya? Kau tau Julian dan komplotannya adalah seorang pengecut besar, namun lagaknya yang layaknya bajingan membuat semua orang takut padanya!" Ucapnya dengan nada kesal dan menggeram.
"Pengecut? Maksudmu Reborn?" tanyaku antusias, dia melirik ku sesaat "kau fikir siapa lagi?" ucapnya ketus, aku hanya mengangguk mengerti dengan apa yang ia ucapkan, dia terlihat amat kesal dengan topik pembicaraan kami, namun aku masih sangat ingin tau tentang Julian dan teman temannya.
"Oh ya! Ku fikir kau bisa menceritakan sedikit tentang mereka, Harry, dirimu dan melysa. Sebenarnya ada apa di antara kalian?" tanyaku
"Ok! Aku akan menceritakannya sedikit tentang komplotan sialan itu.." dia menarik nafas panjang panjang "jadi, mereka adalah komplotan yang sangat di benci di antara kami, mereka adalah bedebah besar, bahkan Harry sudah berkali kali menjebloskan Julian kepenjara namun tetap saja bedebah itu bisa kabur dengan mudah karena di bantu anak buahnya, mereka-" ucapannya terpotong karena terdengar suara ponselnya berbunyi. Shit!
Aku menunggunya bertelepon, namun terlihat dari raut wajah halen yang berubah drastis dari barusan sepertinya ia ada masalah yang harus di selesaikan.
Akhirnya ia mengakhirinya juga, aku masih menunggu nya dia terlihat mengutak-atik ponselnya. "Hails, mungkin lain kali aku harus pergi sekarang" ucapnya, sudah ku duga dia pasti akan pergi.
***
Menunggu hal yang paling membosankan, ya aku harus menunggu bis karena aku memutuskan untuk pergi ke kampus setelah halen meninggalkan ku barusan, walaupun aku sedang tidak ada kelas siang ini, aku cukup menghabiskan waktu ku untuk sedikit membaca buku dan mengerjakan beberapa tugas ku sebagai mahasiswi.Tadinya aku ingin membawa Ducati ku untuk ke kampus siang ini namun harapan ku sirna karena nyatanya halen meminjam ducati ku, dia bilang ducatinya masih dalam masa reparasi di bengkel sehingga ia memakai Ducati ku.
Astaga! Ini sudah hampir setengah jam aku menunggu di sini, tidak biasanya bis tidak datang selama ini, bagaimana aku harus pulang ke frat? Aku sudah cukup lelah hari ini karena menyelesaikan tugas tugasku yang menumpuk.
Entah apa yang membuyarkan amarahku, aku melihat sebuah mobil Mercedes Benz yang berhenti tepat di halte dimana aku berdiri, mobil ini nampak asing bagi ku, apa dia mau bertemu dengan ku? Untuk apa?
Turunlah seorang wanita yang pernah ku lihat sebelumnya, namun aku lupa untuk yang ini. wanita yang terlihat awet mudah memicingkan matanya kearah ku.
Oh ya! Aku mengingatnya ia adalah Gloria ibu dari si bajingan sialan itu, mau apa dia berjalan ke arahku, ya sepertinya benar kearah ku karena disini hanya aku saja yang berdiri disini dan tidak ada yang lain.
"Kau Hailey Smith kan?" tanya nya dengan nada suaranya yang dingin dan cukup biasa dengan itu.
"Ya, benar aku Hailey, ada apa?" tanya ku berusaha sebisa mungkin untuk ramah di depannya.
"Ikut aku! Cepat naik!" ucapnya yang ketus dan dingin, apa apaan dia? Dia memerintahkan ku dengan cara seperti ini? Memang dasar ibu dan anak tidak ada bedanya, untungnya kau adalah orang tua yang harus ku segani untuk di hormati kalau tidak mungkin aku sudah mencakar wajahnya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCREDIBLE MAN (Hendall)
FanfictionIni lebih dari sebuah bencana jika aku jatuh hati padanya, dengan segala kelakuannya yang membuat ku muak akan dirinya. Mengingat semua kejadian yang ia perbuat padaku tidak sepantasnya jika aku jatuh hati padanya mengingat aku bukanlah siapa siapa...