" i write, because you exist"
Aku suka memerhatikan gerak-gerikmu. Memerhatikan caramu tertawa dan berbicara. Bahkan terkadang, kau tersenyum. Tersenyum adalah salah satu hal yang jarang kau lakukan. Aku juga suka memerhatikan caramu tersenyum. Melihatmu menarik sudut-sudut bibir hingga membentuk lengkungan sempurna. Menyenangkan sekali melihat sebuah senyuman terbentuk di wajah kerasmu.
Aku suka memerhatikan segala hal yang kau kenakan. Kau suka mengenakan shoulder bag berwarna
gelap. Kau suka mengenakan jaket berwarna biru tua. Celana seragammu agak pendek semata kaki, mungkin karena tinggimu yang berlebihan itu.Aku suka mengikutimu. Berjalan di belakangmu sambil memerhatikan rambut kusut itu. Rambut tanpa gel seperti kebanyakan anak lelaki di sekolah. Menatap bahu yang terlihat tegap tanpa kerapuhan sama sekali. Berharap dapat bersandar di bahu tersebut.
Awalnya, kukira hanya dirikulah yang suka mengamatimu seperti mengamati lukisan. Memerhatikan setiap detailnya. Diam-diam mengagumi. Diam-diam membayangkanmu.
Sesekali, kamu menyadari itu, kemudian menoleh ke belakang. Mendapatiku sebagai satu-satunya orang yang berjalan di belakangmu. Lalu aku pura-pura mengecek handphone atau membuka buku apapun yang ada di tanganku.
Namun, aku tahu. Kau masih melihat ke arahku.
Hal itu kerap kali terjadi, bahkan seringnya membuatku terbang ke awan tanpa ingin dijatuhkan lagi.
Sayangnya, aku lupa satu hal.
Yang kita lihat, boleh jadi tidak seperti kelihatannya. Seperti garam yang terlihat seperti gula.
KAMU SEDANG MEMBACA
{#1} JARAK
Teen Fiction[PEMENANG WATTYS 2016 : HIDDEN GEMS-cerita kurang dikenal] Untuk kita, Yang enggan memperjelas dan menikmati jarak.