Jarak : 11

6.3K 927 17
                                    

Besoknya, Rara memutuskan untuk masuk sekolah. Ia bosan juga berada di rumah. Kerjanya hanya tidur, makan, baca novel, dan stalking.

Rara memasang earphone-nya dan menyetel lagu sekeras-kerasnya. Ia melihat gerombolan Aldo sedang berjalan dari jauh, makanya Rara melakukan hal tersebut.

Rara agak sedikit memelankan volume iPodnya agar dapat mendengar jika salah satu teman Aldo membahas tentang seseorang.

Bukan berarti ia berharap. Rara hanya penasaran. Karena Rara juga melihat Lala sedang mengobrol bersama teman-temannya, tidak jauh dari gerombolan Aldo.

Kemudian mereka berjalan semakin mendekati Lala dan teman temannya.

"Cie cie Aldo ketemu lagi," ujar Rama membuka suara. Kemudian Rama menyenggol Aldo. Aldo hanya nyengir sesaat.

Rara terdiam. Menyesali pilihannya untuk memelankan volume iPodnya.

Rara terus berjalan, tetap dengan penasaran yang sama tentang apa yang akan teman-teman Aldo katakan.

"Ciee Aldo. Siapa tuh,"
"Biasa aja dong, Do,"

Sakit.
Rara segera meraih iPodnya guna memperbesar volume benda tersebut.

Saat itulah, matanya bertemu dengan Aldo. Cowok itu terdiam membeku seakan bingung ingin mengatakan apa. Tangannya terus-terusan merogoh saku jaket kesayangannya entah untuk apa.

Ataukah hanya perasaanku saja? Batin Rara kesal.

Aldo terus menatapnya. Dengan tatapan itu. Dengan cara menatap yang sama seperti dulu.

Rara segera membuang muka.
Ia tak ingin tersakiti oleh harapan lagi.

--
Kalo penasaran sama perasaan Aldo sebenernya gimana, baca 'Waktu' ya!!

Anyway, sorry for the typo(s)
If u like this story, leave ur vomments❤️❤️

{#1} JARAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang