"Oppa! Wae gerae? Kau sedang ada masalah?" tanya Tzuyu bergelayut di lengan Mingyu. Lelaki itu menatap kekasihnya dengan tatapan bimbang, namun tetap tersenyum.
"Aniya. Aku baik-baik saja. Aku tidak ada apa-apa sama sekali," kata Mingyu dengan santai. Tzuyu hanya ber-oh dan ia menyandarkan kepala di bahu namja itu.
"Oppa, sepertinya kau ingin mengatakan sesuatu padaku. Tetapi, apakah kau takut akan reaksiku?"
Sialnya, ucapan Tzuyu memang benar. Ia ingin mengatakan sesuatu pada Tzuyu tetapi, ia takut akan reaksi gadis itu ketika mendengar berita ini. Namja itupun memaksakan senyuman dan menggeleng pelan.
"Aniya. Bukan apa-apa dan memang tidak ada apa-apa," kata Mingyu dengan gugup. Tzuyu memberengut sedih dan menatap namja itu penuh harap.
"Kau tidak berbohong kan oppa?"
Tidak, aku berbohong.
"Aku tidak bohong, chagiya."
Sial! Aku hanya tinggal mengatakannya saja! Kenapa lidahku kelu sekali? Batin Mingyu.
Tzuyu hanya tersenyum dengan polos dan kemabli menyandarkan diri di bahu Mingyu.
Memori yang sudah ia lupa, kini mulai menerjangnya satu persatu tanpa ampun. Ingatannya yang mengingatkan akan sosok Tzuyu yang manis, lembut, penyabar dan berusaha tegar untuk tidak menangis itu. Mingyu masih mengingatnya dengan jelas dan dengan bodohnya, lelaki itu baru mengingat sekarang dan membuat Tzuyu menunggu.
"Mingyu-a, kita sudah sampai."
Perkataan Minghao barusan membuyarkan lamunannya dan ia mendongak menoleh kanan-kiri. Yap. Inilah Sungai Han. Sungai terfavorit Tzuyu untuk melepas seluruh bebannya tanpa melibatkan siapapun. Dengan perlahan, Mingyu keluar dari mobil, sementara Minghao dan Nayeon menunggu dimobil dan membantu doa.
Mingyu berjalan perlahan mencari sosok Tzuyu yang tidak pernah ingin ia lupakan. Ia menelusuri sekitar sungai sampai akhirnya ia berhenti. Mingyu menatap sosok yang tengah memunggunginya dengan kemeja putih dan celana pendek itu.
Ia berusaha keras untuk tidak berteriak dan ia pun menghela napas dan maju perlahan. Kakinya entah mengapa berjalan begitu kaku dan seolah-olah mengatakan untuk berlari.
Tetapi, ia mengurungkan niat dan akhirnya ia berhasil berada di belakang punggung gadis itu. Bahunya naik turun karena isakan dan akhirnya.... Namja itu memeluk yeoja yang berada didepannya. Erat. Menyadari pelukan Mingyu, Tzuyu menoleh kebelakang dan terbelalak kaget melihat siapa yang tengah memeluknya.
Orang yang ia rindui dan ia tidak menyangka bahwa namja itu masih mengingat tempat favoritnya yang sudah berlalu 2 tahun.
"O...oppa"

KAMU SEDANG MEMBACA
When Love Strike Back
FanfictionSeorang gadis yang awalnya merasa sangat canggung di pertemuan pertamanya dengan seorang lelaki yang berhasil membuat hatinya bergetar. Tetapi ketika melihat wajah lelaki itu mirip dengan lelaki yang pernah menyakitinya, membuat perasaan gadis itu b...