Part XVIII

729 54 0
                                    


Tzuyu tidak bisa menahan air matanya semenjak beberapa menit yang lalu JUngkook memberinya kotak putih pembawa kenangan. Ia mencoba mencari keberadaan Jungkook di mana-mana dan nihil. Ia tidak menemukan tandanya sama sekali. Hanya ada satu harapan Tzuyu, yakni taman belakang kampusnya. Ia berlari sekuat tenaga, mengingat sebentar lagi mereka akan tampil.

Sesampainya di taman, ia melihat punggung namja itu tengah menghadap ke arah bunga mawar putih. Bisa Tzuyu liat dari wajah namja itu, Jungkook tengah tersenyum miris ke arah bunga tersebut. Tanpa berpikir, Tzuyu segera memeluk Jungkook dari belakang.

Sontak, namja itu terkejut dan melihat tangan seseorang tengah memeluknya. Dengan ragu-ragu, Jungkook menoleh ke arah Tzuyu dan metanya langsung terbelalak kaget.

"Tzu...tzuyu-a....."

"Oppa, mianhae. Mianhae...." Isak Tzuyu dalam pelukannya dengan terbata-bata. Jungkook merasa bersalah, hingga akhirnya Jungkook memutar badan Tzuyu menghadapnya. Dihapus air mata gadis itu dan menatapnya dnegan khawatir.

"Oppa, wae? Kenapa kau masih menyimpan ini?" Tzuyu menunjukkan kalung dengan liontin bergambar panda. Mata Jungkook melebar melihat ke arah kalung yang ditunjukkan oleh Tzuyu dan menatap Tzuyu lagi. Ia tersenyum kecil dan menggeleng.

"Oppa, jawab! Kenapa kau masih menyimpan kalung ini? Waktu itu, aku ingat sekali kalung ini aku berikan kepadamu kembali dan aku katakan buang saja. Kenapa masih oppa simpan?" tanya Tzuyu lagi. Jungkook menatap Tzuyu lekat dan tersenyum.

"Karena kalung itu adalah kenangan terakhirku bersamamu sebelum kau pergi."

Air mata Tzuyu tidak bisa ditahan lagi dan sebelah tangannya menutup mulut menahan isak. Jungkook merasa bersalah lagi dan tanpa berpikir ia pun memeluk gadis itu dengan erat. Tangisan Tzuyu tumpah di dada Jungkook dan isakkannya mulai terdengar.

"Ssstt.... Mianhae. Aku tidak bermaksud begitu, Tzuyu-u. Jangan kau menangis lagi," tenang Jungkook mengelus kepala Tzuyu. Gadis itu mendongak menatap Jungkook dan namja itu langsung menghapus air mata Tzuyu.

"Oppa, wae? Apa hanya itu alasanmu?" tanya Tzuyu.

"Tzuyu-a, hatimu saat ini ada pada Mingyu. Begitupun dengan Mingyu. Aku merasa, ini memang saatnya aku benar-benar mengikhlaskan keberadaanmu dengan Mingyu. Aku sekarang menganggapmu dongsaeng saja. Arraseo?"

Tzuyu mengangguk dan Jungkook pun memeluk Tzuyu lebih erat. Dalam hati, ia harus berusaha untuk merubah perasaannya kepada Tzuyu dan mulai menganggap gadis itu sebagai adiknya.

"Oppa! Apakah sudah siap?" tanya Tzuyu kepada Mingyu yang sedang membenarkan audio system. Mingyu mendongak ke arah Tzuyu dan mengacungkan jempolnya. Akhirnya, acara penutupan dimulai. Seluruh tiket penampilan BTS laris manis dan semua kursi penonton penuh tanpa ada cela.

Dari seberang panggung, Tzuyu melihat Jungkook tengah tersenyum ke arahnya. Tzuyu membalas senyumnya dan BTS pun naik ke panggung. Sorak-sorai penonton terdengar dan lagu-lagu yang ditampilkan BTS mulai terdengar. Tzuyu ikut berteriak ketika para penonton berteriak. Mingyu tertawa melihat Tzuyu dan ikut bersora-sorai.

*beberapa menit kemudian

"Yeorobun, gomawo! Kalian sudah membuat acara kita meriah!" Mingyu berjabat tangan dengan Jimin.

"Seharusnya kami yang berterima kasih karena sudah membuat kami setidaknya bebas dari jadwal setidaknya seminggu," ujar Jimin dengan senyum cerah.

"Haha! Kau bisa saja," ucap Mingyu merangkul Jimin. Tzuyu hanya bisa tersenyum dan membereskan ruangan tunggu BTS.

"Tzuyu-ssi.."

Karena depan Tzuyu tembok, gadis itu harus pelan-pelan bangun dari tundukkannya dan mendongak ke arah suara pemanggilnya. Tiba-tiba, ia melihat Taehyung tengah menguncinya di tembok dan tersenyum miris. Tzuyu membeku sejenak dan menatap Taehyung dnegan bingung dan takut.

"Tae...tahyung-ssi....."

"Mianhae aku seperti ini. Tetapi, aku harus seperti ini sejenak karena ada yang ingin kusampaikan kepadamu," ujar Taehyung.

"Mwonde?"

Taehyung mendekatkan wajahnya ke telinga Tzuyu dan membisikkan sesuatu.

"Jagalah Mingyu baik-baik. Aku tahu aku memang tidak mengetahui apapun tentang hubungan kalian, tapi jagalah dia baik-baik," bisik Taehyung dan langsung mundur dengan senyum.

"Arr...arraseo," ujar Tzuyu dengan terbata. Apa maksud ucapan namja itu? Batin Tzuyu bingung.

Setelah mengantar sahabat Mingyu dan teman-temannya ke parkiran, Tzuyu dan Mingyu menuju parkiran dan beranjak pulang. Karena Tzuyu bosan dirumah, Mingyu pun mengajaknya ke taman dekat Sungai Han.

"Oppa, apa kau ingat?"

"Mwonde?"

"Ini persis tempatnya ketika kau mengingatku setelah 3 tahun lama," ucap Tzuyu dengan senyum. Mingyu memutar tubuhnya menghadap Tzuyu dan menatap gadis itu. Angin berhembus kencang, membuat rambut Tzuyu berkibar. Matahari mulai tenggelam beranjak tidur dan bulan akan muncul.

Merasa diperhatikan, Tzuyu menoleh ke arah Mingyu dan menatap namja itu dnegan bingung. Tzuyu ikut memutar tubuhnya menghadap Mingyu dan namja itu langsung mendekatkan tubuhnya ke arah Tzuyu dan merangkul pinggang gadis itu.

"Saranghae," ucap Mingyu.

"O...oppa.."

Mingyu tiba-tiba mendekatkan bibirnya ke bibir Tzuyu. Sontak, gadis itu terbelalak tapi ttidak mundur. Ia membalas ciuman Mingyu dan merangkul leher namja itu. Beberapa detik kemudian, Mingyu mundur dan tersenyum ke arah Tzuyu.

"Tzuyu-a, mianhae. Selama ini aku selalu berprasangka buruk tentangmu dengan Jungkook. Mianhae," maaf Mingyu dengan senyum tipis.

"Gwaenchana. Aku selama ini tidak pernah marah akan oppa yang bersifat cemburu," ujar Tzuyu dnegan senyum lebar.

"Jeongmal?" Mingyu ragu. Tzuyu mengangguk dan senyum di wajah namja itu langsung mencium Tzuyu lagi. Gadis itu sempat kaget sejenak, tetapi akhirnya ia melanjutkan.

"Saranghae, Tzuyu-a."

"Nado, oppa."

}'

When Love Strike BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang