Part XII

675 61 1
                                    



"O..oppa."

Tzuyu tidak menyangka bahwa ternyata Mingyu benar-benar ada disini, sedang memeluknya dengan erat. Sangat erat. Sampai ia mengingat pelukan ini adalah pelukan yang diberikan oleh namja itu sebelum dia pergi dari Cina beberapa tahun lalu. Mingyu melepas pelukannya dan memutar balik tubuh Tzuyu yang memunggunginya. Namja itu melihat air mata turun dari mata indah gadis didepannya itu dan merasa sangat bersalah.

"O..oppa... kau..."

"Mianhae. Aku baru mengingatmu sekarang. Aku minta maaf telah membuatmu menunggu dan aku menyesal telah melupakanmu." Mingyu mengenggam erat tangan Tzuyu dan menatap gadis itu dengan raut penuh penyesalan. Tzuyu merasa air matanya tidak bisa di kontrol dan tumpah begitu saja bagai bendung yang sudah lama ia bangun susah payah untuk pertahanan, kini rubuh berkeping-keping dan airnya tidak bisa berhenti turun.

"Wa..wae? ke..kenapa oppa meninggalkan...ku tanpa pem..beritahuan?" isak Tzuyu dengan nada terbata-bata. Namja didepannya menghela napas dan tersenyum tipis.

"Appa dan eomma bilang untuk tidak bilang ke kamu karena... saat itu kau sedang senang sekali dengan kabar bahwa kau mendapatkan beasiswa kuliah di Korea. Tetapi karena kau waktu itu masih kelas 1 SMA, kau simpan untuk masa depanmu.

Dan sekarang, kau menggunakan kesempatan itu kan? Aku tahu jalurnya nanti setelah aku tahu itu dari appa dan eommaku. Dan bertepatan dengan itu, aku langsung pindah dan tidak memberitahumu karena aku tidak mau merusak kebahagianmu."

Tzuyu menutup mulutnya berusaha menahan isak dan gagal. Tangisnya pecah dan betapa bodohnya ia bahwa semenjak ia mendapatkan beasiswa itu, namja didepannya tidak ia perhatikan.

Bahkan, setelah ia mendapat beasiswa itu ia langsung focus belajar hingga ia menyadari bahwa wali kelasnya mengatakan bahwa Mingyu sudah pindah. Ia menggeleng kesal dan menangis sejadi-jadinya.

"Bodoh...nya ak..u!"

Mingyu memeluk tubuh Tzuyu yang mulai rapuh akan isak tangisnya dengan erat. Tzuyu menangis di dada Mingyu menyesali kebodohannya sendiri.

"Gwaenchana, chagiya. Aku sudah ada disini," tenang Mingyu kepada Tzuyu. Gadis itu menggeleng kesal dan masih terisak.

"Aku bodoh! Kenapa aku tidak mengingatmu semenjak mendapatkan beasiswa itu?! Aku bodoh!" kesalnya. Mingyu mengelus lembut rambut Tzuyu dan menenangkannya.

"Ssstt! Kau tidak boleh mengatakan bahwa kamu bodoh. Kamu pintar, dan buktinya sudah ada di sini. Jangan kau menangis lagi," Mingyu menenangkan gadis didepannya dengan lembut. Mingyu melepas pelukannya dan menghapus air mata gadis itu dengan senyum.

"Aku berjanji tidak akan seperti itu lagi."

"Tapi aku yang salah! Aku yang bodoh meninggalkanmu!"

"Chagiya.. ini bukan salahmu. Kau tidak melakukan apapun."

"Tapi tetap saja! Aku bodoh!"

"Chagiya."

"Aku bod-"

Kata-kata Tzuyu terpotong karena tiba-tiba Mingyu menciumnya. Gadis itu terbelalak kaget dan tidak menolak. Tangan Mingyu melingkari pinggangnya dan menariknya mendekat. Tzuyu melingkarkan tangannya pada leher Mingyu dan mulai luluh akan perlakuan Mingyu. Namja itu mundur dan tersenyum.

"Aku tidak akan membiarkan mulutmu mengatakan bahwa kau bodoh," ucap Mingyu. Tzuyu menatap Mingyu dalam dan mendapat sinar penuh penyesalan dalah matanya.

"Jangan kau mengatakan bahwa kau bodoh lagi. Dan yang salah adalah aku yang tidak memberitahumu tentang kabarku. Aku menyesal dan aku minta maaf," Mingyu tersenyum kepada gadis didepannya itu. Tzuyu bimbang sejenak hingga akhirnya ia mengangguk.

Mingyu tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke wajah Tzuyu. Gadis itu memejamkan mata hingga ia merasakan bibir Mingyu menempel dibibirnya. Tzuyu lulu dalam ciuman itu dan bersumpah tidak akan mengecewakan namja itu lagi.

*Beberapa menit kemudian

"Tzuyu-a!" seru Nayeon ketika sahabatnya itu berada didepannya dengan wajah sedikit pucat. Dengan cepat, Nayeon memeluk sahabatnya itu dengan erat.

"Mianhae. Aku tidak memberitahumu apapun," ucap Tzuyu. Nayeon melepas pelukannya dan memberengut kesal.

"Ya! Kau dasar bocah tidak tahu diri!" Nayeon meneloyor kepala Tzuyu dengan kesal.

"Aish! Jinjja, kumanhae! Mianhae! Kan aku sudah meminta maaf, ish!" desis Tzuyu kesal. Minghao dan Mingyu hanya bisa tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya itu.

"Syukurlah kau tidak apa-apa," kata Minghao. Tzuyu mengangguk dan tersenyum.

"Gomawo, lalu aku minta maaf sudah merepotkan kalian semua."

"Aniya, gwaenchana," ucap Minghao dengan tenang.

"Bisakah kita pulang sekarang? Aku mengantuk," ucap Mingyu. Semua tertawa terbahak dan akhirnya mereka menuju mobil Minghao dan pulang.

When Love Strike BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang