Prilly menatap taman belakang yang ada di sekolah nya itu dengan perasaan yang campur aduk atas perkataan teman temannya itu
"Jika memang Tuhan menakdirkan kita tetap menjadi Kakak dan Adik, aku ikhlas Li, karena tujuan kita dari awal memang menjadi Kakak Adik"
Prilly tersenyum getir menatap sebuah liontin yang di berikan Ali terhadap nya
"Liontin ini adalah liontin yang sangat cantik, yang kau berikan untuk ku sebagai sebuah kado di ulang tahun ku, dan liontin ini adalah sebuah rasa yang lebih dari Kakak Adik menurut ku tapi aku tak akan pernah bisa jujur sama perasaan ini"
Prilly menutup matanya rapat rapat untuk mengurangi rasa sesak di dadanya karena teringat dalam bayangannya Ali dan Clara yang sedang bercanda sejujurnya Prilly sesak tapi dia ingat; bahwa mereka hanya seorang Kakak dan Adik tak lebih.
"Kalau begitu terus bel masuk enggak denger lho Prill"
Shit! Prilly kenal suara itu siapa; Ali
--kakaknya-- sendiri, Prilly tau suara itu dan hafalPrilly perlahan membuka mata nya dan melihat Ali yang berada di samping nya dengan tatapan fokus kedepan
"Ali"desis Prilly lirih, keringat setiap Ali dan Clara berdua di dalam bayang Prilly, kembali sesak di dada Prilly
"Ya aku kesini, dengan hati dan perasaan yang sama untuk mu adik ku!"
'Sama? Perasaan dan hati yang sama? Ya, perasaan dan hati yang sama; kakak adik tak lebih' desis di hati Prilly
Terlalu jahat dan munafik kalau Prilly mangatakan Ali selalu baik dan sangat baik untuk nya tapi Prilly tau itu hanya perasaan seorang kakak
"Kenapa diam?"
"Hah? Enggak! Iya, aku juga sama perasaan dan hati yang sama untuk mu sebagai seorang adik"
"Honey!"teriak Clara dari belakang
Ali dan Prilly dengan cepat menoleh kebelakang dan melihat Clara berjalan kearah mereka
"Honey!"ucap Clara dengan manjanya tangannya memeluk lengan kekar Ali
Prilly yang melihat itu hanya bisa tersenyum penuh arti, entah arti apa itu?!
Tangan itu! Ya, tangan itu yang dulu memeluknya jika dia butuh, tangan itu yang selalu dia peluk jika dia selalu bersama Ali, tangan itu juga yang selalu Prilly rindukan, tangan itu yang membuat nya nyaman jika berada di dekat Ali tangan itu yang dengan setia hadir menemaninya setiap harinya, tapi? Tangan itu tak ada lagi di hidup nya sekarang, dan tangan itu juga bukan miliknya dan Friska --mama Ali-- sepenuhnya tapi ada seorang yang Ali cintai yang memiliknya sekarang
Prilly mengelah nafas pelan dan mengalihkan pandangannya kearah lain, tak wajar jika dia melihat itu, dan Prilly baru sadar jika di sudah; menggangu orang pacaran!
"Ya sayang?"ucap Ali, dan pada saat itu juga Prilly ingin menangis, meluapkan semuanya tanpa harus di tutupi pada dirinya sendiri dan yang pasti dengan; TANGISAN! karena bagi Prilly dengan tangisan adalah cara mengungupkan perasaan tanpa harus menggunakan kata kata
Kata sayang yang dulu nya untuk nya tapi sekarang itu untuk; Clara, ya itu --hanya-- untuk Clara karena yang berhak atas kata sayang itu adalah; Clara hanya Clara tak ada yang lain
"Kalian udah paca--ran?"tanya Prilly hati hati
"Hm, iya Prill?!"jawab Clara dan makin mempererat pelukannya di lengan kekar Ali
"Oh? Selamat ya semoga langeng deh, aku mendoakan kalian berdua, selalu!"Prilly tersenyum manis menatap mereka berdua yang sangat terlihat bahagia walau hatinya terasa sakit melihat itu
"Makasih ya Prill, adik aku yang selalu baik"ucap Ali dan tersenyum manis
"Iya sama sama, Ali nanti aku kerumah kamu untuk ketemu mama Friska aku kangen"
"Oh iya kebetulan mama juga kangen banget sama kamu Prill"
"Ya udah, aku kembali ke kelas dulu, bahagia selalu ya pasangan kekasih terbaru"Prilly tersenyum manis lalu pergi dari taman tersebut
❤❤❤
Saat hati ingin menangis tapi diri menolak, saat diri ingin menangis hati menolak, itu lah diri kita lebih baik mengalah dari pada ada yang tersakiti
Prilly melangkah kan kaki nya menuju kelas dari taman tersebut dengan senyum yang menawan, wakil ketua osis, Femous, pintar, cantik, itu lah Prilly selalu jadi bayang bayang laki laki disekolah, seolah dia adalah bidadari sekolah, setiap hari selalu ada yang mengirimkan surat cinta dan bunga, menurut Prilly itu seolah kita hidup di zaman dahulu tapi dia juga tak akan pernah melarang orang suka dengannya atau untuk mengirimkan surat dan bunga itu
"Prilly, sayang!"
Prilly hanya memberikan senyum nya untuk laki laki yang berkata seperti itu setiap bertemu dengannya, Prilly dia hanya ingin bersikap baik dan sopan saja untuk orang orang di sekolah ini tanpa ada maksud apa apa, sebagai wakil ketua osisi di harus bersikap selayaknya
Prilly memasuki kelas yang sebentar lagi akan di mulai
Ini lah hidup dan cinta, cinta? Itu lah cinta atas kata Kakak Adik tak lebih dan mungkin tak akan pernah lebih...
##########
Plg, 17/07/2016
Nah lho? Ali udah jadian sama clara? Wow.. Berita bahagia atau sedih ini? Haha semoga enggak dua" nya ya, aku berharap jangan ada plagiat cerita ya? Kasian lo yang nulis nya, hanya anti sipasi aja bukan aku yang di plagiat! Thank you!😘❤
Typo? Maaf
Putrin
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Brother [END]
Random"Kau yang ku anggap sebagai seorang kakak bagiku yang tak pernah terlintas di pikiran ku untuk mencintai mu" - Prilly Zahra Arbianafara "I Love My Brother." "I Love My Sister." Prilly Zahra Arbianafara dan Ali Dickyapranata Rasyadah ______ Seorang...