"Ini semua permainan gue!"ucap Clara sambil tersenyum puas
"Gue harap setiap siswa di sekolah ini enggak ada kata Ali-Prilly lagi, karena Ali udah jadi milik gue seorang, dan cewek sok cantik ini udah milik si Roy!"teriak Clara
Prilly yang berada di sana terdiam sambil memandang Clara tak percaya, tak habis pikir, sambil menggelengkan kelapanya dan berusaha untuk mengucap astafirullah dalam hati untuk menghilangkan setan yang terkutuk di dalam dirinya
"Eh cewek sok cantik, dengerin gue ya, Ali udah punya gue jangan pernah lo ganggu dia, awas aja lo!"
"Dengerin gue ya Clara Vanessa Claudia, inget ya, gue enggak pernah ganggu atau pun rebut Ali dari lo, jauh sebelum lo kenal Ali Dickyapranata Rasyadah gue lebih dulu kenal dia, gue jauh lebih dulu kenal sifat dia, jauh lebih kenal gimana dia, dan gue bilangin sama lo, stop bilang gue cewek sok cantik, karena gue enggak merasa cantik!"ucap Prilly pelan tapi tegas dan ucapan Prilly itu menusuk hati Clara
"Whatever! I don't care. Prilly!"
"Lo emang perempuan enggak punya hati Clara, Ali udah salah milih lo buat jadi pasangan dia."ucap Prilly lirih lalu meninggalkan keramaian mading tersebut berjalan kearah rooftop tempat dimana dia tenang dari semua masalahnya
Menangis sejadi-jadinya di rooftop itu, berusah untuk melupakan rasa sakit hatinya untuk Ali, Clara, dan Roy
"Kenapa ya Tuhan? Kenapa engkau memberiku ujian hidup seperti ini?"lirih Prilly sambil masih air mata sakit hati itu mengalir deras di pipi chubby Prilly
"Kalau menangis membuat mu tenang, menangis lah sepuas mu."ucap seseorang tiba-tiba menghampiri gadis cantik itu dan mengelus punggung Prilly lembut untuk menenangkan Prilly
"Dinda?"Dinda tersenyum manis lalu kembali mengelus punggung Prilly dan kali ini menarik Prilly kepelukannya
"Untuk kali ini gue bebasin lo untuk menangis sejadi-jadinya tapi untuk lain kali jangan harap gue bebasin lo Prill, cukup untuk lo terus mengeluarkan air mata sialan itu."
"Dengerin gue, gue mohon lupakan semua rasa sakit hati itu di hati lo itu untuk orang yang udah sakiti hati lo, jangan dendam, karena dendam sama aja lo udah jahat sama mereka, lo bilang lo enggak mau dendam dan jahat kan?"tanya Dinda dan dapat anggukan pasti dari Prilly dalam pelukkan Dinda
"Ya udah, tenangin diri lo dulu, baru udah itu kita masuk ke kelas."
Setelah cukup tenang, Prilly dan Dinda kembali ke kelas nya, dan untung saja guru yang mengajar tak masuk karena sakit
ווו×
Pelajaran pun sudah selesai, siswa/i harus segera pulang kerumah, seperti Prilly, Dinda, Rini, Rehan dan Andi pun segera keluar dari kelas masing-masing
"Udah tenang Prill?"tanya Andi sambil memasang muka serius plus khawatir
"Apaan sih lo Ndi, dia enggak papa kali, udah yuk mending kita langsung pulang aja, dari pada disini tegak-tegak enggak jelas."ucap Rini sewot sambil berjalan lebih dulu dari mereka
"Rini, lo enggak perlu sewot gitu juga kali, iya udah gimana kita kerumah Prilly aja? Gue bosen tau enggak dirumah gue enggak ada siapa-siapa lagi?"ucap Dinda
"Ya udah, tapi dirumah lo Prilly ada makanan enggak? Gue mau kerumah lo kalau ada makanan aja."sahut Rehan
"Nih anak satu, mikirin makanan mulu, perasaan tuh perut enggak kenyang-kenyang deh."ucap Andi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir
"Ye biarin aja, Prilly aja enggak papa lo yang sewot!"
"Iya tapi lo ngerugiin Prilly."
"Ya tap--"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Brother [END]
De Todo"Kau yang ku anggap sebagai seorang kakak bagiku yang tak pernah terlintas di pikiran ku untuk mencintai mu" - Prilly Zahra Arbianafara "I Love My Brother." "I Love My Sister." Prilly Zahra Arbianafara dan Ali Dickyapranata Rasyadah ______ Seorang...