"Kamu yakin, Ra?"
Pertanyaan yang terlontar dari lelaki berusia 45 tahun ini mampu membuat Kiara Elrani, gadis tujuh belas tahun pusing setengah mati tentang keputusannya.
Ia berpikir sekali lagi tentang keputusan yang sudah ia rancang seminggu lalu.
Hening tercipta selama lima menit. Hingga Kiara atau yang lebih akrab disapa Ara ini berucap mantap..
"Yakin, Pa"
"Ya sudah jika itu keputusan terbaik buat kamu, Papa sama Mama akan selalu dukung. Nanti di sana kamu bisa tinggal di rumah kita bareng sama Kak Aldi" kata Papa.
"Iya Pa"
"Kamu kenapa kok tiba-tiba minta pindah ke Jakarta?" tanya Mama mengelus rambu Ara seperti enggan melepasnya untuk pergi.
Tadi Mama tanya alasan? Jika ditanya itu, Ara pun tidak tau jawabannya. Ia tidak tau apa alasan dibalik keputusannya itu.
Jadi ia hanya menjawab,
"Pengin bareng sama Kak Aldi Ma"
Alasan yang sama sekali tidak terpikir oleh Ara sebelumnya.
"Eh? Cuma itu?" tanya Mama.
"Uhm, ya enggak juga si Ma. Ara cuma pengin aja buat cari pengalaman hidup di Ibu Kota"
Haha. Ara menertawai alasannya barusan. Ia sama sekali tidak bepikir untuk mencari pengalaman.
Entah bagaimana, ia tiba-tiba ingin pergi dari Bandung. Dari kota yang penuh kenangan selama tujuh belas tahun ini.
Walau berat, tapi gadis ini yakin bahwa Tuhan telah menuntunnya ke jalan yang terbaik.
---------------
Malam semakin larut, hawa dingin kota Bandung makin menjadi. Ara berdiri di balkon kamar menikmati setiap jengkal suasana malam kota tercintanya ini yang besok ia tinggalkan.Dug! Dug! Dug! Dug!
Gadis ini dikejutkan oleh dentuman pintu yang diketuk seseorang dengan tidak sabar.
Ara berlari mendekat pintu dengan tergesa takut-takut kalau itu Mama atau Papanya, atau..
"Rafa?"
Terlihat bocah gendut berumur sepuluh tahun tengah nyengir pada Ara. Ara menaikkan satu alisnya.
"Apaan? Lain kali ngetuknya biasa aja dong!" ucap Ara dengan wajah sangarnya.
"Takut Kak Ara gak denger"
"Eh? Lu pikir gua budek apa?"
"Ya kan pernah waktu itu. Kak Aldi ngetok-ngetok pintu kamar Kak Ara tapi Kak Ara gak denger. Itu berarti kakak budek kan?"
Eh? Emang iya?
"Hhh. Ya udah, ada apaan si malem-malem kesini? Anak kecil bukannya udah tidur malah masih keloyongan diculik setan baru tau rasa lu"
"Kak Ara kok ngomongnya sadis banget sih sama adik sendiri? Aku bilangin Mama sama Papa loh biar dimarahin"
"Rafa, lu udah kelas 4 SD kali masih main adu-aduan aja kayak anak umur 3 taun aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
F A T E
Teen Fiction"Takdir memisahkan aku dengan dia untuk selamanya, dan takdir mempertemukanku dengan kamu untuk selamanya pula..."