Untuk kedua kalinya, ia kembali jatuh ke dalam hati seseorang. Jatuh dalam pesonanya, tingkahnya, dan segala yang dimiliki orang ini.
Dan, hingga akhirnya pintu hati yang ia tutup rapat karena orang yang telah mengisinya pergi untuk selamanya kini kembali terbuka oleh ketukan cinta dari orang baru.
Hati yang sejak setahun lalu telah bersumpah akan tertutup rapat kini telah melanggar sumpahnya dan menerima orang baru ini yang telah mengisi hari nya selama ini di kota baru pula.
Jakarta, menjadi saksi atas terbukanya pintu hati ini.
"Jadi, ini beneran kan Ra? Lo..nerima gue ini?" tanya cowok di hadapannya yang sudah lima kali menanyakan pertanyaan ini.
"Gue tarik jawaban gue kalo lo ngomong lagi" ancam Kiara meletakkan pensilnya di meja.
"Oke, gue bakal diem. Ayo pulang, pacar" kata Arya sambil mengemasi barang Kiara.
Ya, setelah pelajaran selesai Kiara memutuskan untuk tetap tinggal karena belum selesai menyalin catatan di papan tulis dan tiba-tiba entah dari mana Arya sudah duduk di bangku depannya dan terus menggodanya hingga untuk ke sekian kalinya Arya kembali menyatakan perasaannya pada cewek di depannya ini. Dan berujung dengan jawaban 'iya' dari Kiara.
"Pokoknya lo jangan keluyuran ntar malem. Besok lo mau ada ujian, harus belajar" oceh Kiara ketika mereka sudah sampai di depan rumah Kiara.
Arya tertawa, "Oke, siap pacar! Gue duluan ya, keburu ujan"
Setelah motor ninja Arya menjauh dari rumahnya ia tertawa dengan tingkah anehnya yang seperti ibu-ibu tengah menasehati anaknya. Ia kemudian memegangi dadanya merasakan degupan itu lagi.
**
"Serius?"
Kiara hanya menanggapi dengan anggukan untuk pertanyaan tidak percaya dari sahabatnya ini. Ia dengan santainya masih menyantap kentang goreng yang dibuat oleh ibunya Divka. Sekarang dan untuk sembilan hari kedepan karena ujian sekolah untuk kelas 12 tengah berlangsung.
"Hah! Kan lo dulu aja sok-sokan amit-amitin Arya dan nggak minat sama sekali sama tu kakak kelas ganteng" cibir Divka mengejek.
Kiara menundukkan kepalanya karena malu mengingat kata-katanya dulu yang selalu menjelekkan Arya yang kini malah ia terjatuh tepat di hatinya.
"Gimana dia nembaknya? Romantis gak? Lo langsung terima gitu? Atau gimana?" tanya Divka dengan sejuta rasa keponya.
"Ya gitu" jawab Kiara santai.
"Ah lo, mentang-mentang udah punya cowok sahabat sendiri di kacangin"
"Nggak ada hubungannya kali Div yaampun lebay banget deh lo"
Obrolan mereka tentang Arya berlangsung selama hampir setengah jam dan dua piring yang tadi berisi kentang goreng pun telah habis dilahap keduanya.
"Masih laper nih"
"Demi apa? Lo bilang tadi pas kesini udah sarapan nasi uduk terus lo makan mie rebus telor di rumah gue dan ngemil dua piring kentang goreng plus dua es jeruk, dan lo masih laper? Apa ini efek punya pacar baru?" cerocos Divka sambil menggelengkan kepalanya.
"Gak ada hubungannya pea!"
"Ya terus lo mau apa?" tanya Divka.
Baru saja Kiara ingin menjawab, handphone nya berdering menandakan sebuah panggilan masuk.
Arya.
Divka dengan cekatan meraih ponsel Kiara yang tergeletak di kasur dan menslide tombol hijau di handphone.
KAMU SEDANG MEMBACA
F A T E
Teen Fiction"Takdir memisahkan aku dengan dia untuk selamanya, dan takdir mempertemukanku dengan kamu untuk selamanya pula..."