PART THIRTEEN

86 3 0
                                    

Pagi ini adalah pagi yang indah. Pagi yang selalu di nantikan oleh gadis SMA yang sudah siap dengan seragamnya.

kling!

Satu pesan masuk.

From : Arya

Gue udah di depan rumah lo. Cepet keluar

Kiara membuka sedikit korden yang ada di kamarnya di lantai dua dan melihat seseorang berseragam yang sama tengah menyandar di motor ninja merahnya.

Kiara tersenyum.

Ia segera bergegas mengambil tasnya dan turun. Rumah sudah sepi karena kakaknya sudah berangkat kuliah, dan Bi Inah sudah pergi ke pasar karena harus membeli ikan di pasar pagi.

"Aishhh, udah nunggu lama ya dirumah?" tanya Arya mengacak rambut Kiara yang membuat raut wajahnya berubah kesal.

"Ihh, gue udah susah payah rapihin rambut lo malah ngacakin" katanya cemberut.

Arya terkekeh. Ia selalu suka membuat cewek di depannya ini menampilkan wajah kesalnya, "Udah, buruan gih!"

"Sebentar" Kiara membuka resleting tas gendong berwarna abu-abunya dan mengeluarkan sebuah kotak dari sana.

"Nih"

Arya menerima kotak bekal yang diberikan Kiara dan membukanya. Ada dua buah salad dan sosis goreng.

"Wah, belum jadi pacar aja udah perhatian" kata Arya mengacak rambut Kiara-lagi.

"Arya! Ih gue males ah!"

"Iya deh iya. Makasih ya, pasti gue makan nanti"

***

"Ujian Tengah Semester 2 akan segera dilaksanakan. Oleh karena itu, saya sebagai wali kelas sangat meminta kalian untuk benar-benar dalam belajar agar..."

Amanah wali kelas yang sudah satu setengah jam mengisi ruang kelas XI IPS 2, sama sekali tidak didengarkan oleh penghuni ruang ini. Istilahnya, masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Begitulah mereka. Semakin hari semakin menjadi. Entah itu keisengan mengerjai satu sama lain, membicarakan guru-guru killer, bergosip, dan sebagainya sudah menjadi sajian sehari-hari Kiara selama 8 bulan lebih ia bersekolah di SMA Bakti Mulia.

Sekarang ia benar-benar sudah bisa lebih akrab dengan yang lain selain Divka teman sebangkunya.

"Huhh, cepet banget udah mau uas aja" gumam Divka.

"Iya, gak nyangka juga udah 8 bulan gue disini. Kenal sama lo, sahabat gue yang paling baik!" seru Kiara sambil berjalan keluar kelas setelah wali kelas mempersilakan untuk istirahat.

"Ah, lo mah bisa aja" kata Divka terkekeh.

Mereka berdua hanya bergurau sepanjang jalan menuju kantin. Bernostalgia betapa kalemnya Kiara dulu saat bersama Divka. Dan sekarang? Divka sudah tau betapa sebenarnya Kiara tidak se kalem yang ia pikirkan dulu.

"Selamat datang di kantin kita, Tuan Putri Kiara. Sudah ada Pangeran Arya di sana menunggu"

Sapaan gila Doni dkk membuat Kiara menatap mereka bingung. Dan segera beralih kearah bangku kumuh tempat para preman sekolah bersemayam di kantin, dan menemukan Arya sedang makan bekal yang ia beri tadi pagi.

"Apaan si sarap lo, Don!" gertak Divka yang langsung dibalas kedipan mata dari Doni dan genjrengan gitar Rian.

Kiara tetap berjalan tanpa memperdulikan gerombolan Arya yang membuatnya malu karena disaksikan oleh hampir semua siswa SMA Bakti Mandiri yang berada di kantin saat ini.

F A T ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang