Kebanyakan cerita, anak sulung atau anak paling tua adalah anak yang paling dominan dalam sebuah keluarga.
Tapi lain cerita dengan kami. Gue, yang notabene anak kedua tertua di Larisa—setelah mas Faiz—bukan sosok paling dominan. Tapi masih masuk dalam jajaran anak yang dominan.
Sebut saja Fahmi—si modal puasa ditraktir bakso.
Dengan tampang yang mumpuni, ditambah skill yang diatas rata-rata, Fahmi berhasil menjadi salah satu anak yang dominan atau bisa disebut paling mendominasi.Laki-laki kelahiran 2001 ini mempunyai tubuh yang ideal, dengan kulit putih, muka ke arab-araban. Alis medium, dan bibir tebal yang selalu diolok-olok "nggak bisa mingkem" berhasil membuat nama Larisa sedikit terangkat, apalagi di mata kaum hawa labil yang berserakan di Jakarta Selatan.
Sebentar, Jakarta Selatan disini maksut gue adalah atlit-atlit bulutangkis di Jakarta Selatan karena club kami terdaftar di PBSI Jakarta Selatan.
Eeittss,
jangan tertipu dulu dengan tampang dan skill.
Fahmi dengan tampang yahudnya pun, nggak bisa lepas dari sikap konyol—atau bahkan terlalu konyol. Sifatnya yang suka ngelawak, tapi kebanyakan malah jayus.
Untuk hitungan seorang laki-laki pun, dia bisa dibilang tipikal rempong dan kepo, dengan stadium terlalu akut.Ditambah, Fahmi merupakan anak paling penakut di Larisa, bahkan kadar penakutnya melebihi adiknya sendiri yang masih duduk di bangku kelas 1 sd.
Bayangkan, jika kalian melihat seorang laki-laki dengan tampang yang mumpuni sedang jongkok menahan sampah-sampah diperut yang ingin meledak, ada didepanmu sambil berceloteh tidak jelas karena tak seorang pun yang mau menemani dia ke kamar mandi.
Niscaya, kamu akan ilfeel.Gue bahkan sudah terlalu kebal melihat semua perilaku dia.
Percayalah, semua orang pasti punya partner in crime, maka begitu juga dengan Fahmi.
Sebut saja namanya Dito. Si pecicilan, tapi bisa berubah drastis jadi ayam sayur di lapangan pertandingan. Lembek. Pucet. Gampang koyak.Dito mempunyai tubuh yang proposional, dengan perut hampir sixpack dan otot ditangan yang selalu dipamerkannya. Padahal, push up 15 kali pun selalu minta ampun.
Pomade yang gakpernah luput dari rambutnya, dan sisir dua ribuan yang enggak bisa patah selalu jadi ikon tersendiri untuk Dito. Ditambah mantan pacar yang omong-omong sekali dipacari bisa 2-3 orang, selalu jadi kebanggaan tersendiri buatnya.
Dengan kulit sawo gosong, alias agak item. Sebenarnya Dito cukup manis, tapi tetap buluk. Bokongnya selalu jadi bahan olok-olokan buat gue, karena montok banget yaampun perempuan bisa kalah montok.
Yang paling gue nggak kuat adalah ketika Dito sudah mengeluarkan kata-kata bijak ciptaannya, atau copy dari official account di Line.
"Gue kalau mesen es teh manis nggak mau di aduk, biar manisnya di akhir. Habisnya gue bosen, sama yang manis diawal doang"
Jiahh.
Atau ketika dia boomb chat di Line gue.
"Cieetttt
P
P
P
P
P
P""Apaan to?"
"Like tl gue dong"
Gubrakkk.Penting banget gaksih?
Tapi dengan segala ke-melow-an nya, Dito tetep mendapat predikat 'pelawak' di Larisa. Walaupun lebih sering jayus daripada lucu nya.Kalau Fahmi ngelawak dan nggak lucu, bisa disebut ganteng jayus.
Kalau Dito mungkin bisa dibilang jayus jayus.Ah sudahlah,
cerita tentang sosok yang nggak penting tapi penting itu cukup sampai sini dulu.
---
@lcitragustin
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Ngeselin sih, tapi...
Humor...ngangenin. Kata orang, yang spesial itu nyebelin. Kata orang, yang spesial itu ngangenin. Kata orang, yang spesial itu gak terganti. Kalau kata gue, yang spesial itu Nasi Goreng. ........ Katanya, untuk menarik hati seseorang, buatlah ia tertawa...