Buang Air pun Bisa Jadi Masalah Besar.

292 2 0
                                    

Kalau di beberapa lingkup, buang air—terutama buang air besar—merupakan momok tersendiri. Apalagi masa-masa sd, siapa yang ketahuan buang air besar di sekolah bisa jadi bahan olokan selama satu minggu penuh.

Tapi buat kami, buang air besar bukanlah hal yang aneh.

2 tahun lalu, gue bertiga Fahmi dan Euro berangkat pertandingan ke Solo ditemani Pakde dan Om Juni.

Oh kalian belum kenal siapa om Juni, atau biasa kami panggil omJun.
Dulu, Pakde punya 3 asisten pelatih yang 2 diantaranya merupakan mahasiswa. Sebut lah omJun dan om Aryo.
Singkat cerita, mereka berdua mulai sibuk setelah lulus kuliah dan bekerja. Akhirnya Pakde sendiri memutuskan untuk memberhentikan semua asisten pelatih dan menunjuk gue beserta mas Faiz untuk membantu.

Kembali lagi ke Solo, pernah suatu waktu Fahmi 'kebelet' dan di chapter awal, gue sudah cerita betapa Fahmi merupakan orang yang amat penakut.

"Cittt, gua kebelet berak nih. Jagain dong plis, tangan lu masuk ke pintu aja deh tapi ntar lu ngadep ke tv."

Perlu kalian ketahui lagi, Fahmi merupakan teman yang sialan. Dan dengan drama buatan Fahmi, gue luluh juga. Duduk membelakangi pintu kamar mandi, sambil menyangkutkan telapak tangan diantara pintu yang tertutup.

Dan sialnya, karena pintu yang gak tertutup rapat. Kalian bisa menebak bukan, bau semerbak yang kurang ajar banget.

Berhubung gue teman yang sialan juga, sesaat setelah hidung gue menangkap bau yang tidak sedap, gue langsung menarik tangan dan pergi. Mencari udara segar.

Fahmi? Teriak-teriak ketakutan, buru-buru cebok dan keluar kamar mandi.

Pernah lagi saat gue bareng Fahmi, Dito, dan Rafi berangkat ke Surabaya di penghujung tahun 2014.
Saat itu kami menginap di sebuah asrama, yang artinya kamar mandi berada diluar. Istilahnya pakai bersama dan siapa cepat dia dapat.

Kami dengan prinsip ke-solid-an pun menyepakati, satu mandi semua mandi. Karena hanya ada 2 kamar mandi, maka satu kamar mandi untuk gue dan satu kamar mandi lainnya untuk mereka bertiga.
Iya, mereka selalu mandi bertiga selama kami menginap disana.

Nah, suatu ketika gue sedang asik mandi, terdengar suara orang muntah dari kamar mandi sebelah.
Loh, siapa yang lagi sakit? Pikir gue.

Setelah selesai mandi dan kembali ke kamar, bertanya lah gue kepada salah satu dari mereka bertiga.

"Eh tadi siapa yang muntah? Lagi sakit?"

"Itu cit, si dito muntah. Abisan kan rafi udah selesai mandi, keluar duluan. Terus gua kebelet berak, dito juga belum kelar mandi...."

Sebentar. Dari sini gue sudah menemukan sebuah titik temu.....

"...terus yaudah, dia juga bilang gapapa kalau gua berak. Eh pas gua berak, gak lama dia malah muntah. Trus gua jijik liat muntahannya, gua muntah juga."

Idihhh. Kalian juga pasti baru tau kan, ada orang ketularan muntah. Dan muntahnya pun dengan alasan yang nggak masuk di akal.

Dan terakhir, ini kebelet dengan ciri khas seorang pelajar smp dengan segala kelabilannya.

Suatu hari di sela latihan, Dito yang sepanjang pemanasan selalu memegang perutnya pun mengundang tanya di otak gue. Maka tercetus lah,

"Lu ngapa to?" Ucap gue.

"Pengen berak gue, tapi ngeri noh lu liat kamar mandi cowo. Apa ga serem?"

Lah, memang yang beda dari hari kemarin apa tah? Letak dan tata ruangnya masih sama, gue juga nggak habis pikir.
Sampai pada saat Dito udah nggak kuat nahan lagi—omong-omong, dia lari macam habis disunat. Ngangkang— Pakde yang terlihat kesal pun angkat suara.

"Dito! Jorok banget sih, tai disimpen-simpen. Ntar juga ada lagi! Buruan sana buang!"

Baru saja mendekati kamar mandi, nggak lama dia langsung menjauh.

"MasyaAllah kamar mandinya bau bet, udah kaya Bantar Gebang. Gimana gue mau berak dengan tenang!"

Dan kegelisahan Dito semakin menjadi-jadi kala peperangan diperutnya semakin memanas sementara ketakutannya terhadap kamar mandi semakin besar ditambah bau yang kurang enak, atau bahkan sangat tidak baik untuk dihirup.

Akhirnya Dito menyerah, dengan segala keberaniannya dia masuk ke kamar mandi.
Nggak sampai 5 menit, Dito keluar kamar mandi dengan wajah lega. Tapi raut mukanya, kecut abis.

Sekecut kentut Dito yang omong-omong sekali bunyi bisa ngebubarin satu tongkrongan.
Perusak tongkrongan.

Percayalah.
---
@lcitragustin

Ngeselin sih, tapi...Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin